32. Pesta Barbeque

17.5K 1.2K 94
                                    

Typo bertebaran!!!

Happy reading:)

-oOo-

"Coklat dari siapa?"

Pertanyaan dengan nada datar dan tatapan tajam dihunuskan Arvin pada Adele yang langsung terdiam. Gadis itu melupakan coklat yang sedang ia makan tadi.

Bagaimana ini? Tidak mungkin ia memberitahu Arvin kalau coklat ini adalah pemberian Zico. Adele masih sayang nyawa.

"Em-mm,,Da-ri Shopia" Adele langsung menahan nafas setelah menjawab pertanyaan Arvin.

Alis Arvin terangkat mencurigai gadisnya, matanya dengan lekat menatap Adele mencari kebohongan dari mata jernih itu. Tetapi gadisnya malah membuang muka, untuk menghindari tatapannya.

"Jangan bohong, sayang!" Tegas Arvin sambil tersenyum miring, ia tahu jika gadis ini berbohong. Dan ia tidak suka jika gadis ini melakukan hal seperti itu.

Adele gelagapan, apalagi saat Arvin mendekatkan wajahnya membuat ia gugup setengah mati. Akting Adele untuk berbohong sepertinya gagal. Ia tidak berbakat dalam urusan berbohong. Atau memang Arvin yang terlalu peka?

Adele menghela nafas mencoba mengatur nafasnya agar tetap tenang, ia butuh usaha untuk berbohong pada Arvin.

"Aku enggak bohong Arvin, coklat ini emang dari Shopia." ujar Adele tenang dan berhasil, Arvin memundurkan wajahnya.

"Kenapa enggak minta sama aku?" Tanya Arvin sambil memasukan satu tangannya ke dalam saku.

"Apa?"

"Kamu kalau mau coklat ngomong sama aku," ujar Arvin membuat Adele menahan senyumnya mendengar ucapan manis Arvin.

"Iya Arvin, lagi pula Shopia yang kasih dan aku enggak minta sama dia. Rezeki gak boleh di tolak" ujar Adele sambil terkekeh pelan.

Arvin tersenyum lalu mengacak-acak rambut Adele. Gadis itu langsung mematung merasakan tangan Arvin diatas kepalanya.

Matanya menatap retina tajam Arvin yang terlihat melembut, apa ia harus bilang pada laki-laki itu tentang undangan Zico. Tetapi jika ia memberi tahu Arvin sudah pasti tidak akan diberi izin oleh laki-laki itu.

"Kamu mikir apa sih?" Adele tersentak dari lamunannya saat Arvin memegang keningnya yang berkerut.

"Hah--enggak kok" Mungkin memang tidak usah di beri tahu, Adele hanya harus berhati-hati dan menyuruh teman-temannya untuk tutup mulut agar Arvin tidak mengetahuinya.

Semoga saja itu keputusan yang benar, Ya semoga..

TIN TIN!

Adele mengalihkan pandangannya ketika mobil jemputannya telah sampai.

"Tunggu sebentar Pak!" ujar Adele pada sopirnya.

Adele beralih menatap Arvin yang tersenyum ke arahnya.

"Aku pulang ya.."

Arvin mengangguk lalu menarik tangan gadis itu agar mendekat ke arahnya. Adele merasakan kecupan di keningnya cukup lama. Kenapa hari ini sikap Arvin manis sekali?

ADELE || Trapped In A ColdmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang