(Proses revisi, ada beberapa part yang aku hapus)
"Dia bisa menjadi baik jika aku menuruti perintahnya. Sebaliknya, jika aku melanggar dia bisa menjadi manusia tak berperasaan"
Bagaikan peliharaan pada tuannya, Adele selalu menuruti perintah Arvin...
Aku cuma mau bilng bacanya pelan-pelan, jangan di skip, okeyy?!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading❤
-oOo-
Adele mendekap mulutnya dengan tangan, menahan isakan tangisnya yang keluar. Selimut ia tarik sampai ke batas leher putihnya yang sudah dipenuhi dengan bercak-bercak kemerahan.
Tubuhnya terasa sakit, dan lengket. bukan hanya itu saja hatinya pun ikut sakit setelah sesuatu itu terjadi.
Sebuah tangan yang dari tadi mendekap pingganggnya kembali mengerat, mungkin laki-laki itu menyadari tubuhnya yang bergetar karena tangis, hingga membuat laki-laki itu terbangun.
Adele membenci laki-laki ini, Adele kecewa kehormatannya di renggut secara paksa oleh Arvin--- laki-laki yang begitu ia cintai, tapi itu dulu. Sekarang perasaannya telah berubah, tidak ada lagi cinta, kasih sayang, yang ada hanya kebencian.
"Sayang" panggil Arvin dengan suara serak khas bangun tidur.
Adele memejamkan matanya mendengar suara laki-laki itu saja membuat air matanya kembali menetes.
Arvin tertegun mendengar suara tangis gadisnya, Adele pasti membencinya setelah ia merenggut paksa kehormatan gadis yang begitu ia cintai ini.
Arvin berusaha membalikan tubuh Adele agar menghadap ke arahnya tapi gadis itu berontak.
Dengan terpaksa Arvin menggunakan tenaganya dan dengan sekali gerakan Adele sudah menghadap ke arahnya.
Arvin menarik selimut keduanya hingga sebatas pundak, lalu memeluk erat tubuh hangat gadis itu yang masih berontak tidak ingin di sentuh olehnya.
"Ssttt, Jangan nangis, aku gak suka dengernya!" ucap Arvin menenangkan Adele dengan suaranya yang tegas.
Adele mengumpat dalam hati, "Cowok brengsek! Kamu yang buat aku jadi kaya gini!"
"Aku benci sama kamu! Dasar cowok brengsek! Kamu jahat Arvin--hiks!" ujar Adele terisak sembari memukul dada Arvin dengan sisa tenaganya.
"Ssttt, I know.." ucap Arvin sembari menahan kedua tangan Adele.
Hatinya sesak melihat gadisnya menangis karena salahnya, tapi ia tidak menyesal telah mengambil kehormatan gadis itu. Ia senang gadis ini akhirnya menjadi miliknya, seutuhnya.
