Follow instagram
@Serllianna_Note author:
1. Ada banyak yang berubah setelah revisi, jadi baca dengan teliti supaya gak bingung.
2. Jika masih ada kalimat yang kurang efektif boleh langsung kasih tau ke aku (Typo atau kalimat yang berbelit)
3. Jangan lupa klik tombol bintang dan comment nyaa.
4. Chapter 10 ini udah di revisi ya sama aku.Semoga suka dan selamat membaca!
***
"Kenapa enggak ke kantin?" bisik seseorang tepat di telinganya.
Seketika mata Adele terbuka mendengar suara datar dan dingin yang membuatnya merinding. Ia mendongak lalu menatap orang yang telah mengusap kepalanya tadi.
Gadis cantik itu terkejut melihat kedatangan Arvin di kelasnya, baru saja ia merasa bebas dan tenang karna tidak ada Arvin di sekitarnya, tapi baru beberapa menit ia kembali ke kelas laki-laki itu sudah datang untuk mengganggunya lagi.
Arvin menatapnya datar, Mata itulah yang selalu membuat Adele bergidik takut jika melihatnya.
Kelam dan penuh rahasia di balik tatapan Arvin. Itu yang Adele pikirkan.
Adele langsung menunduk tidak berani menatap wajah Arvin terlalu lama. Kursi di sebelahnya berderit karena Arvin mendudukinya, posisi Adele yang berada di pojok dekat dinding memudahkan Arvin untuk mengurung gadisnya ini.
"Aku tanya. Kenapa enggak ke kantin Adele?" ulang Arvin karena Adele hanya diam tidak menjawab.
"A-aku nggak l-laper" ujar Adele gugup.
Arvin menarik dagu Adele supaya gadisnya tidak menunduk saat berbicara dengannya.
"Bohong."
Adele gelagapan saat Arvin menatapnya datar dan tajam, ia takut Arvin kembali ke mode marahnya.
"Aku udah kenyang." jawab Adele membela dirinya.
Arvin menatapnya lekat sekali seolah siap ingin menelan Adele hidup-hidup.
Adele panas dingin saat melihat tatapan mengimintidasi milik laki-laki di depannya ini.
"kamu harus makan. Tunggu sebentar" ucap Arvin tegas lalu meninggalkan Adele yang masih mematung karena jaraknya dengan wajah Arvin tadi cukup dekat.
Adele menghela nafas, percuma ia menolak Arvin akan tetap memaksanya untuk makan, laki-laki itu pasti sekarang sedang membeli makanan di kantin.
Saat Arvin pergi suasana kelas pun tidak se-menegangkan tadi, lelaki itu memiliki aura yang kuat. Kalau begini jadinya lebih baik ia mengikuti Shopia tadi.
"Woy Adele!" panggil seseorang dari depan pintu kelas membuat Adele terkejut
"Astaga An! Enggak usah teriak bisa gak sih?!" gerutu Adele.
Ananta melongos duduk di samping Adele tanpa memperdulikan wajah kesal sahabatnya itu.
"Maaf, Gue sengaja" jawab Ananta enteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELE || Trapped In A Coldman
Ficção Adolescente(Proses revisi, ada beberapa part yang aku hapus) "Dia bisa menjadi baik jika aku menuruti perintahnya. Sebaliknya, jika aku melanggar dia bisa menjadi manusia tak berperasaan" Bagaikan peliharaan pada tuannya, Adele selalu menuruti perintah Arvin...