UPDATE!!
Typo bertebaran!
HAPPY READING ❤
-oOo-
Adele menghela nafas berat, matanya menyorot malas laki-laki yang sudah mengganggu tidur siangnya. Bahkan Laki-laki itu tidak melepas pelukannya. Kakinya menimpa kaki Adele sehingga gadis itu tidak bisa berkutik.
"Ar-vin l-lepas.." Ujar Adele sembari menyingkarkan tangan Arvin dari pinggangnya, tetapi pelukan Arvin malah semakin erat membuat tubuhnya benar-benar dekat sekali dengan Arvin. Tangan Adele pun siaga untuk menjadi penghalang agar tidak terlalu dekat.
"Enggak," Balas Arvin sambil memejamkan mata. Kepalanya ia letakan di atas pucuk kepala Adele. Menikmati tubuh gadisnya yang menegang dan kaku di pelukannya. Ia tersenyum miring, menggoda Adele tidak masalah sepertinya.
Pipi Adele merona, tubuh mereka benar-benar tidak ada jarak sekarang.
Ia melirik pintu kamarnya yang tertutup, ia takut tiba-tiba ibunya datang dan melihat dirinya dan Arvin sedang berpelukan."Nanti ketahuan Ibu" cicit Adele pelan, namun kepalanya malah di dorong tangan Arvin yang saat ini menjadi bantalnya, sehingga wajah Adele berhadapan langsung dengan dada tegap Arvin.
Adele tidak bisa melakukan apapun, ia sudah berontak tapi tenaganya kalah kuat dengan tenaga milik Arvin. Alhasil tubuhnya kembali di rengkuh lebih erat lagi oleh Arvin. Ia pasrah, tapi tak bisa di pungkiri jika pelukan Arvin membuatnya nyaman dan tenang secara bersamaan.
"Udah di kunci." jawab Arvin.
Dada Adele berdebar tak karuan mendengar kalimat tersebut, walaupun sudah di kunci ia masih tidak tenang. Bayangkan saja dua orang berbeda jenis berada dalam satu kamar, bisa jadi orang ketiganya adalah setan lalu setan itu membisikan sesuatu yang tidak-tidak kepada Arvin.
"Nafas, sayang.." ujar Arvin membuat Adele tanpa sadar melakukan hal yang Arvin suruh, karna tiba-tiba dirinya menahan nafas saat memikirkan hal yang tidak-tidak.
Arvin terkekeh geli melihatnya, pasti gadis ini sedang memikirkan sesuatu.
"Badan kamu anget, enak buat di peluk.." ujar Arvin dengan nada datar.
Tiba-tiba Adele ia pindahkan diatas tubuhnya, membuat gadis itu terpekik kaget. Selimut yang membungkus tubuh keduanya ikut tertarik karena Adele berpindah posisi.
"Aaaa! Arvin ih, aku gak suka posisi kaya gini!" ujar Adele secara terang-terangan.
Arvin tersenyum miring, "Terus kamu sukanya aku diatas, kamu di bawah gitu, Hm?"
Adele membulatkan matanya, apa ia salah berbicara tadi? Tapi sungguh posisi seperti ini membuatnya gugup, karena Arvin dapat dengan mudahnya melihat wajahnya yang pasti sudah memerah sekarang.
"Enggak lah." sungut Adele cepat.
Lagi-lagi Arvin terkekeh mendengarnya, entah apa yang lucu tapi melihat wajah Adele yang sudah memerah membuatnya tak tahan untuk tidak tertawa.
"Udah diam! Nikmatin aja, aku yakin kamu nyaman kan di peluk sama aku?" tanya Arvin.
"Pede ba-nget.." jawab Adele sambil memalingkan wajahnya. Sedikit berdusta, karna gengsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELE || Trapped In A Coldman
Novela Juvenil(Proses revisi, ada beberapa part yang aku hapus) "Dia bisa menjadi baik jika aku menuruti perintahnya. Sebaliknya, jika aku melanggar dia bisa menjadi manusia tak berperasaan" Bagaikan peliharaan pada tuannya, Adele selalu menuruti perintah Arvin...