Bab 4

9.8K 840 45
                                    

Sekolah akan dimulai dua hari lagi, tapi aku sudah harus kesana pada hari Minggu dan itu besok, Rob sudah beberapa kali menelponku untuk menanyakan hal-hal dasar. Dan sore ini Aldo sedang ada dirumahku, sudah yang kedua kalinya dia kesini lagi, kali ini membawa setumpuk kertas-kertas registrasi untukku.

Dia menaruh kertas-kertas itu diatas meja  diruang tamu. Disetiap kertas itu terdapat lambang calon sekolahku, bergambarkan tameng yang dililit dengan ular dan gambar pedang yang saling bersilangan. Disitu juga tertera tulisan dengan huruf besar-besar 'VAGSAT ACADEMY Sekolah Khusus Remaja Berbakat'

"Isi dengan benar." Katanya.

Aldo duduk diatas sofa sementara aku dilantai, membaca pertanyaan pertama tentang nama lengkap. "Aku masih tidak percaya kau melakukan ini."

"Melakukan apa?" Tanyaku sambil terus menulis.

"Mendaftar di akademi mata-mata." Katanya.

"Memangnya kenapa? Kau tidak suka kalau aku akan menjadi sepertimu? Atau kau takut aku bisa mengalahkanmu nanti?" Godaku.

"Yang benar saja."

Bayu datang dan bergabung ditengah-tengah kami, dia baru saja selesai mandi karena aroma sabun mandinya yang khas menyeruak dimana-mana.

"Apa yang dilakukan di sekolah mata-mata?" Tanya Bayu pada Aldo, aku berhenti menulis.

"Belajar." Jawabnya singkat.

Bayu memutar matanya. "Apa yang dipelajari?"

"Bermacam-macam." Lagi-lagi Aldo menjawab dengan singkat. Bayu kelihatan kesal dan berhenti bertanya.

"Apa kau alumni Vagsat Academy?" Tanyaku.

Aldo mengangkat sebelah alisnya, dan jujur saja itu kelihatan sangat keren karena aku tidak pernah bisa melakukannya. "Tentu saja." Jawabnya enggan.

"Sekarang kau bekerja untuk agency apa?" Tanya Bayu, kupikir dia sudah jera.

"Aku tidak bisa memberitahumu." Jawabnya enggan. Dengan sikap Aldo seperti ini, sekarang aku yakin Bayu benar-benar jera bertanya padanya lagi.

Bayu mengambil napas panjang, dan bersandar di sofa. Dia melirikku seakan berkata, 'Dia menyebalkan.' Aku terkekeh.

Aku melanjutkan mengisi kertas pendaftaranku dan menyelesaikannya dengan cepat, lalu memberikannya pada Aldo. Dia memeriksa kertasnya sebentar lalu menyerahkah dua lembar kertas kertas padaku.

"Apa ini?" Tanyaku.

"Baca saja." Kata Aldo. Aku menggeram pelan, dia menjengkelkan.

Aku membacanya, itu adalah alamat dimana letak Vagsat Academy berada dan juga peraturan. Letaknya masih di Jakarta, hanya saja di bagian ujung kota. Dan peraturannya cukup banyak dan sama seperti sekolah pada umumnya, tidak boleh merokok dan membawa peralatan tajam dan membahayakan. Dan karena Vagsat Academu adalah asrama jadi ada peraturan yang belum pernah aku tahu sebelumnya, seperti masuk kekamar masing-masing setiap jam sembilan malam, anak laki-laki tidak boleh memasukin bagian asrama perempuan, begitu juga sebaliknya, tidak boleh mengadakan pesta sendiri tanpa sepengetahuan pengurus academy dan lain-lain.

Kurasakan napas seseorang di belakang tengkukku, dan aku menoleh untuk melihat siapa itu, dan ternyata itu Bayu yang juga sedang ikut membaca diam-diam dibelakangku. "Penasaran?" Tanyaku.

Bayu langsung menarik kembali kepalanya. "Tidak juga."

Aldo bangun dari duduknya, "Jangan terlambat di hari pertama, dan jangan lupa membawa satu gaun." Ucapnya.

"Gaun, untuk apa?" Tanyaku, dan aku berdiri karena kaget.

"Tradisi, pesta pennyambutan."

"Wow. Formal, semi-formal, atau casual? Aku kan harus menyesuaikan dressku." Ujarku.

Vagsat Academy #1: Just a Good SPY (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang