Bab 8

7.9K 752 12
                                    

Rasanya aku baru tidur beberapa detik sampai Megan berteriak di telingaku. "Kau harus menjalani tes hari ini Liz, bangunlah."

"Masa bodo dengan tesnya." Kataku, menarik selimut dan menutupi kepalaku.

Selimut disingkap seseorang, tanganku di tarik-tarik, dan mataku dipaksa dibuka. Wajah Ginny terpampang didepanku. "Apa yang terjadi semalam Liz, ceritakan pada kita."

Aku melihat jam dinding, aku tidur tidak lebih dari lima menit. Aku menggosok-gosok mataku dan merenggangkan tubuhku. "Cerita apa?" Tanyaku, bingung.

"Hampir semua orang di pesta membicarakanmu, kau jadi topik panas." Kata Asyira.

"Kau gila kalau berani mendekati Anzor." Kata Asyira.

"Anzor siapa?" Tanyaku.

"Cowok Rusia yang kau ajak bicara tadi malam, dia mempunyai hubungan dengan Sam. Kami tidak tahu apa mereka pacaran, yang jelas Sam tidak suka kalau ada yang mendekati Anzor." Cerita Asyira.

Aku mencoba menarik ingatanku tentang wajah-wajah yang kutemui di pesta tadi malam, dan aku bisa mengingat wajah Anzor yang tampan itu. "Hei, aku tidak mendekatinya. Dia yang mulai bicara padaku. Dan aku bahkan tidak tahu dia pacar Sam, atau apalah kalian menyebutnya itu." Aku masih setengah sadar, dan sudah diserang dengan gosip.

Ginny mendekatkan wajahnya kewajahku, memelototiku. "Kau punya hubungan apa dengan Mr. Masen?" Tanyanya.

Aku memundurkan kepalaku, menggeleng dengan cepat. "Tidak ada, sama sekali tidak ada."

"Kau membuat semua cewek iri tadi malam." Kata Renee.

"Aku tidak bermaksud, sungguh." Aku benar tentang ini, aku tidak mau jadi bulan-bulanan murid cewek disini.

"Aku penasaran Liz," kata Megan, berdiri di ujung ranjangku dengan ragu-ragu. "Bagaimana rasanya bercumbu dengan Noah?"

"Apa?" Pekikku.

"Noah pasti membawamu kesuatu tempat tadi malam." Kata Megan.

"Ini rumit dan panjang sekali ceritanya. Aku akan mendapat masalah kalau aku menceritakannya pada kalian, kuharap kalian mengerti." Kataku. "Dan aku sama sekali tidak melakukan apa-apa dengan Noah, kami bahkan tidak punya hubungan apapun. Dia hanya teman, itu saja."

Ginny tampak kesal. "Padahal aku ingin, aku yang menjadi pusat perhatian di pesta tadi."

Asyira tertawa geli. "Ginny benar-benar berusaha tadi malam."

"Liz, aku mau hari ini kau tidak terlalu menarik perhatian, hindari Anzor." Kata Renee.

Asyira yang tadi masih tertawa geli langsung berubah serius lagi. "Renee benar, kau tidak ingin bermasalah dengan Sam."

Aku mengangguk mengerti.

Akhirnya kami bersiap-siap untuk hari pertama sekolah. Aku mandi dengan air hangat, menyegarkan kembali kepalaku. Aku memakai seragamku, dan menyisir rambutku.

Kami harus pergi ke aula lagi sekarang, kali ini kami pergi bersama para murid yang lainnya. Kami dipisah menjadi dua bagian, murid lanjutan dan murid baru.

"Semoga berhasil Liz." Kata Renne sesaat sebelum kami berpisah. Aku menggandeng tangan Megan menuju barisan yang disediakan untuk kami, tangan Megan terasa dingin dan berkeringat. Dia gugup, sangat.

Aku mengeluarkan kertas bocoran pertanyaan itu dari saku kemejaku. "Meg, ambil ini." Aku memberikan kertas itu padanya.

"Apa ini?" Tanyanya bingung.

"Diam-diam." Suruhku, "Itu semua jawaban untuk tes pengetahuan nanti."

Mulut Megan membuka lebar. "Bagaimana kau bisa mendapatkan ini?"

Vagsat Academy #1: Just a Good SPY (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang