Bab 14

7.5K 668 9
                                    

"Lalu bagaimana rencananya?" Tanyaku.

Ginny melihatku dengan tatapannya yang ganjil, dan aku tahu apapun yang ada dipikirannya saat ini adalah ide yang buruk.

"Apa?"

"Lewat Anzor." Jawab Ginny.

"Itu ide buruk." Kata Renee.

"Oh ayolah, kita semua tahu kalau Anzor memang tertarik pada Liz. Bayangkan ekspresi wajah Sam saat tahu Anzor berpacaran dengan Liz!" Ginny mendadak bersemangat.

"Itu ide cemerlang." Megan ikut bersemangat, matanya berapi-api.

"Bagaimana menurutmu Syira?" Tanya Ginny.

Asyira diam dengan mata terpejam, kedua lengannya dilipat di depan dadanya. Kami menunggu, lalu dia membuka mulutnya. "Aku tidak setuju."

Renee kelihatan lega.

"Pikirkan konsekuensinya pada Liz. Ini seperti mengorbankan anak itik di kandang buaya." Kata Asyira.

"Anak itik yang cantik, sehingga si buaya bisa jatuh cinta." Kata Megan, tertawa dengan leluconnya sendiri.

"Kalau begitu semua keputusan ada di tangan Liz." Kata Ginny, dan semua mata.bergulir kearahku.

Mata Ginny dan Megan menatapku dengan tatapan memohon, sedangkan Asyira dan Renee dengan tatapan 'Pikirkan masak-masak!'

Aku benar-benar berpikir keras kali ini. Mengingat perkataannya padaku tempo hari di ruang makan, membuat kepalaku mendidih. Dan tentang perkataan Aldo, kami harus melawan.

"Aku akan terima semua resikonya, ayo kita buat Sam kesal." Jawabku.

Ginny dan Megan melakukan high five, aku jadi ikut bersemangat tentang ini. Kami memikirkan rencananya dengan penuh semangat, awalnya hanya aku, Ginny dan Megan, tapi Asyira dan Renee akhirnya tidak bisa menahan diri untuk tidak memberi masukan. Akhirnya kami semua masuk dalam rencana yang diberi nama oleh Ginny. 'Menendang Bokong Ratu Drama.'

Sampai tiba waktunya untuk sarapan kami selesai membicarakan rencana kami. Rencana yang pertama adalah, membuatku tampil lebih cantik dari Sam.

"Ini tidak akan berhasil." Kataku, sudah menyerah. Aku membayang wajah Sam yang tanpa jerawat. Aku mendekatkan wajahku pada cermin, melihat sebuah titik kemerahan di keningku. Jerawat.

"Omong kosong." Kata Renee. Tangannya terampil, memoles setiap inci wajahku. Asyira dan Ginny merapikan rambutku, mengunting beberapa bagian yang kata mereka menganggu.

Dan hasilnya cukup mecenangkan, rambut ikalku tampak tertata indah dan poni sampingku jadi lebih pendek. Jerawat di keningku juga sudah tertutupi oleh riasan, dan mataku tampak lebih tajam.

"Kau memang jauh lebih cantik dari Sam, Liz." Kata Renee.

"Thanks." Kataku malu-malu.

"Selaman ini dia selalu menganggap dirinya dewi," Ginny mengatakan itu sambil menjulurkan lidahnya tanda jijik. "Sekarang dia punya lawan yang seimbang."

Megan datang membawa seragamku dan ketika aku memakainya, aku tahu ini bukan seragamku. Ukurannya jauh lebih kecil, dan roknya juga jauh lebih minim.

"Apa yang kau lakukan dengan seragamku?" Teriakku.

"Seragammu harus diganti dengan yang lebih minim, jadi aku meminjam punya Lily." Kata Megan, tanpa merasa bersalah sedikitpun. Dia memutari tubuhku, menilaiku. "Sekarang kau sexy." Katanya.

Ginny melompat kegirangan. "Sam akan kalah."

"Harus kuakui Liz, kau menggoda." Kata Asyira.

"Kuyakin semua cowok akan menginginkanmu." Kata Renee.

Vagsat Academy #1: Just a Good SPY (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang