Malamnya Remaja

541 49 0
                                    

Derunya alunan musik dj dan sinarnya lampu disko, membuat semua pengunjung tempat itu berdendang seiring alunan musik dj. Diskotik, nama tempat itu.

Sekelompok anak remaja, kira-kira sekitaran anak kuliahan, datang berbondong-bondong untuk menenangkan pikiran, karena terlalu banyak materi pelajaran yang masuk.

Asiknya suara musik, membuat kulit bertemu kulit, pinggul ketemu pinggul. Teriakan demi teriakan mereka lantunkan tanda menikmati suasana.

Berbeda dengan teman-teman lainnya, dua orang hanya berdiam diri memerhatikan teman-temannya ikut berdendang dengan yang lainnya.

Satu adalah seorang wanita berambut lurus panjang dengan gayanya yang ayu, dan satunya lagi seorang pria, wajah mulus seperti lantai habis di pel, tampan? Yah lumayan lah.

Mereka hanya duduk di sofa pojok ruangan yang disediakan untuk para pengunjung untuk istirahat. " Fah, Yan... Ayo dong gabung, masa cuma duduk aja sih, enjoy dikit lah!! Huuu " ajakan demi ajakan selalu mereka tolak, karena mereka kurang berminat untuk hal seperti itu.

" Loe yakin cuma mau duduk aja, gak ikut goyang gitu? " tanya Alin seraya berusaha mengajak Fifah dan Rayan.

" Gak, kita cukup disini, kalian lanjutin aja, " tolak Fifah untuk kesekian kalinya.

" Yah gak usah minum, gue juga gak minum kok, biarin aja mereka minum, yah seenggaknya ikut goyang aja " terus dan terus Alin membujuk mereka, alhasil mereka tetap bersikukuh dalam pendiriannya

" Gak usah, kan kita udah bilang, mau minum ataupun goyang tetep kita cuma mau duduk aja, yah kan Fah? " sambung Rayan. " Iyah "

Merasa gagal membujuk Fifah dan Rayan, Alin pun melanjutkan dugemnya, bergoyang dan berdendang bersama para pengunjung club malam itu.

" Rayan, jangan guntingin kuku malam hari, pamali! " gentak Fifah membuat Rayan terkejut. " Loh pamali kenapa? Kan cuma sebentar " tanya Rayan penasaran. " Konon katanya, kalo kita guntingin kuku malam-malam, itu bukannya kuku yang kita gunting, tapi tangan kita sendiri " jawab Fifah menjelaskan. " Kok bisa " Rayan masih kurang puas dengan penjelasan Fifah. " Karena, katanya mata kita itu di buat seakan-akan kuku yang diguntingin, padahal tangan kita " lanjut Fifah. " Sama siapa? " Rayan bertanya kembali. Fifah melirik kanan dan kiri dan mendekatkan wajahnya pada wajah Rayan " Setan " bisik Fifah. " Hah, serius? Terus loe percaya mitos kayak gitu? ". " Yah aku sih percaya aja, kan sebagian orang jawa percaya akan hal itu. "

MITOS [ Misteri Tewasnya 3 Srikandi ] ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang