Ancaman

165 23 0
                                    

Rayan dan Caca pun keluar dari persembunyiaannya. Mereka keluar dengan mengendap-endap agar tidak diketahui oleh Pak Tio. BUGG

Sesuatu benda berat menghantam dari arah belakang keduanya. Rayan dan Caca tak sadarkan diri.

Dilain tempat, Frans, Fifah, Lita, Raihan serta Ustadz Endun berhasil menyelamatkan mereka. " Syukurlah kalian baik-baik aja " ucap Fifah

" Yaudah sekarang kita mending cepet-cepet keluar dari tempat ini, sebelum Tio balik lagi " ajak Ustadz Endun, kemudian mereka pun keluar dari ruangan itu

Langkah mereka semua terhenti, ketika seseorang laki-laki berdiri dihadapan mereka dan membuat pagar jalan, menghalangi langkah mereka. Pak Tio?

Wajah Pak Tio nampak menyimpan amarah, matanya beringas bak serigala yang ingin menerkam mangsa. Wajahnya yang tertunduk mulai terangkat dengan kaku.

" Pak Tio? " Fifah ketakutan melihat wajah Pak Tio yang beringas

Sementara, Alin, Wafa, Ibnu, Mega, Risky dan Diah mereka dalam lindungan Ustadz Endun, karena energi mereka belum pulih seutuhnya, badan mereka terasa remuk, nyeri di sekitar tubuh terasa menyayat sekali. Apa mungkin mereka disiksa?

" Kalian sudah terlalu jauh ikut campur urusan saya!! Kalian akan menanggung akibatnya sendiri!! " ucap Pak Tio serak dan datar penuh emosi

PROK

PROK

Suara tepukan tangan dari Pak Tio memunculkan dua orang Pria gagah, dengan dua orang juga di dekapannya. Rayan? Caca?

" Rayan, Caca " panggil Fifah

" Caca, Adikku " timpal Diah, Diah ingin menghampiri sang Adik yang ditawan oleh Pria gagah itu, namun Ustadz Endun segera menahannya

Rayan dan Caca tak sadarkan diri. Mereka sangat ingin menolong Rayan dan Caca, namun selangkah saja mereka melangkah, nyawa Rayan dan Caca akan hilang dalam sekejap. Karena dua orang itu memegang pisau yang didekatkan dileher keduanya. " Pak Ustadz ini gimana? Temen kita dalam bahaya?! " tanya Raihan mencoba mencari jalan keluar

Dalam situasi seperti ini, Ustadz Endun juga bingung hendak berbuat apa " Tio... Apa tujuan kamu menculik warga-warga sini, dan juga anak Jakarta ini, bukankah mereka ini murid kamu? Hentikan ini Tio "

" Ustadz Endun, tokoh masyarakat kampung Cilempangeun.. Loe lebih baik diem aja Pak Tua, gak usah ikut campur urusan gue, loe gak tau apa yang sebenernya udah terjadi " cetus Pak Tio emosi

" Pak Tio?! Cukup Pak!! Bapak gak seharusnya kayak gini? Kasian Nirmala Pak, kalo sampe dia tau Bapak jadi kayak gini " Frans menengahi

" Nirmala? Hahaha? Nirmala... Harusnya dia berterima kasih sama saya, karena saya, dia bisa ada lagi didunia ini, karena sebentar lagi dia akan bersama-sama saya lagi seperti dulu " ucap Pak Tio mulai menggila

" Maksud Bapak? " Frans masih kurang paham

" Yah, saya akan membangkitkan Nirmala, saya juga yang udah ngendalikan orang itu untuk menculik temen-temen kamu Frans Davidson " Pak Tio coba menjelaskan sedetail mungkin sembari menunjuk kearah Diah

" Jadi Bapak..? "

" Yah saya gunakan temen-temen kamu untuk saya jadikan tumbal pesugihan untuk bisa membangkitkan Nirmala, calon istri saya " jelas Pak Tio

" Membangkitkan? Tapi Nirmala bukankah dia sudah Bapak bangkitkan? Untuk apa Bapak butuh tumbal? " tanya Frans panjang lebar

" Nirmala belum bangkit, karena tumbal saya sudah kalian bebaskan!! Tapi tak apa, selagi saya masih ada dua anak itu " ucap Pak Tio menoleh ke arah Rayan dan Caca yang masih tal sadarkan diri

Pak Tio menganggukan kepala nya pada dua Pria yang menyandra Rayan dan Caca, menghampiri mereka, pisau yang ada di tangan Pria itu, diambil oleh Pak Tio " Malam bulan purnama, Nirmala akan bangkit... " Pak Tio mulai meacungkan mata pisau itu hampir mengenai tubuh keduanya, Rayan dan Caca, hingga suara seseorang menghentikan niatnya untuk membunuh Rayan dan Caca.

" Hentikan Mas!! "

MITOS [ Misteri Tewasnya 3 Srikandi ] ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang