" Ustadz bisa datang kerumah Nirmala, sekarang " pinta dua sosok arwah itu, Dewi dan Devia dalam pantulan air diwadah
" Alhamdulillahi Robbal'alamin " akhirnya mediasi agama itu berjalan lancar dengan mulus
" Jadi gimana Pak? Apa yang mereka sampaikan? " tanya Raihan penasaran
" Mereka menyampaikan pesan, agar kita pergi kerumah Nirmala " ungkap Ustadz Endun tentang apa pesan yang disampaikan Dewi ataupun Devia
" Rumah Nirmala? Untuk apa? " tanya Raihan kekeuh
" Untuk mencari informasi soal kematian Nirmala, Dewi serta Devia, sekaligus kita cari tahu info-info penting lainnya " lanjut Ustadz Endun
" Kalo gitu, kapan kita akan ke rumah Nirmala itu? " tanya Rayan sambil merangkul erat tubuh Caca yang masih terisak karena akan bertemu sang Kakak kembali, Caca berharap Kakaknya masih hidup
" Malam ini juga, tapi saya mohon maaf sekali, untuk Bu Iyem, Ibu dilarang sekali ikut dalam penelusuran ke rumah Nirmala, karena arwah Dewi dan Devia memberitahu saya, agar Ibu jangan ikut untuk melakukan penelusuran ini, bahaya, karena melalui jalur Ibulah saya bisa ada disini " perjelas Ustadz Endun, akhirnya Bu Iyem memutuskan untuk diam dirumah
" Baik, saya paham Pak "
Mendengar pembicaraan mereka, Alin dan Fifah menghampiri mereka untuk memastikan apa yang mereka bicarakan saat ini " Ada apa Frans? " tanya Fifah yang sudah tiba disamping Frans
" Kita mau melakukan penelusuran kerumah Nirmala, untuk cari informasi soal kematian 3 Srikandi itu, sekaligus mencari dimana Nirmala menyembunyikan temen-temen kita, dan juga Kakaknya Caca " jawab Frans dengan sedetail mungkin
" Kalo gitu gue ikut " celetuk Alin
" Tapi nanti siapa yang jagain Lita? " ucap Frans mengkhawatirkan kondisi Lita
" Biar aku yang jaga " jawab Fifah
" Yowes, kalian semua pergi saja, biarkan Ibu dan Nak Fifah yang jagain Nak Lita, kalian pergi saja, semoga kalian bisa secepatnya memecahkan masalah ini, dan berhasil menemukan temen-temen kalian " sambung Bu Iyem
" Yaudah kalo gitu, ayo kita pergi sekarang, sebelum terlambat " Ustadz Endun pun memimpin lebih awal untuk menuju rumah Nirmala
Mereka pun langsung melaju menggunakan mobil Frans, yang kebetulan sudah ada bahan bakarnya.
Setibanya disebuah tempat, mereka tiba di rumah tua, dengan bangunan design kayu, kuno, lama tak ditempati. Tangga kayu yang reyot, dengan design jadul.
Mereka, Ustadz Endun, Rayan, Alin, Frans, Raihan, serta Caca memasuki rumah itu, hingga mereka tiba di teras rumah, pintu yang sudah terlihat tua, penuh dengan debu dan jaring laba-laba, mereka raih dan dibuka CREEKK
Gesekan antara pintu dengan lantai berlapiskan kayu, membuat telinga tercengang.
" Kita harus cari informasi lebih banyak disini " kemudian mereka semua mulai menggeledah seisi rumah
Mereka membagi tugas, dan berpencar.
Frans, Alin dan Raihan menuju ruangan, ruangan tertutup, dengan pintu dikunci rapat. " Kayaknya ini kamar deh, coba kita masuk " ajak Raihan kemudian ia coba buka pintu kamar, tak terbuka. " Kenapa Han? " tanya Alin berusaha menghilangkan rasa takut
" Dikunci " jawab Raihan simpel
" Dobrak aja, " titah Frans
BRAAKK
Pintu terbuka paksa. Mereka bertiga memasuki ruangan itu, dan mulai berpencar mencari informasi.
Walaupun seisi kamar masih tersusun rapih, namun debu dan jaring laba-laba menjadi pondasi ke suraman suasana kamar itu. Ranjang kasur, dengan dibaluti sprey berwarna putih, menjadi putih kelabu. Lemari, hampir rubuh. Meja rias sudah tidak ada lagi rupa.
Alin berjalan, matanya tertuju pada sebuah meja rias, ia bersihkan cermin itu, yang hampir tak terlihat pantulannya dicermin. Alin duduk dikursi rias, menatap cermin.
" Semoga prewedding nya berjalan lancar " ucap seorang gadis sembari berhias dicermin
" Mas mas, kamu itu akan menjadi hidup aku, muach, muach " gadis itu menciumi poto seorang laki-laki, dan ditaruhnya poto itu disebuah kotak kayu, dengan ukiran khas, dan gadis itu meletakannya di bawah meja rias itu.
" Lin, Alin, Aliin "
Alin tersadar, ketika ia mendengar suara seseorang memanggil namanya. Frans. " Loe kenapa? " tanya Frans heran, kenapa Alin bisa sampai tertidur seperti itu?
" Astaga, " ucap Alin, sembari ia mencari sesuatu, dia membuka semua laci yang ada dimeja rias, hingga matanya tertuju pada kotak dengan ukiran bunga dibawah meja rias itu, diambilnya kotak itu dan dibukannya kotak itu
" Apaan sih itu Lin? " tanya Frans, sementara Raihan masih sibuk mencari sesuatu, ntahlah
" Hah!! I..ini..ini gak.. Gak mungkin, Pak Ustadz, Pak Ustadz "
Mendengar suara teriakan panggilan, Ustadz Endun, Rayan dan Caca segera menghampiri asal suara. Ketika tiba dikamar yang sudah berisikan Alin, Frans dan Raihan. Mereka bertiga nampak seperti orang prustasi.
" Ada apa? " tanya Ustadz Endun
" Yan, liat Yan, liat, ternyata selama ini, orang yang kita cari, tunangannya Nirmala itu... " Alin tak kuasa untuk bercakap
" Pak Tioo " ucap Rayan sock setelah mengetahui poto Pak Tio, dosen di Universitasnya yang terkenal dingin dan tegas terhadap seluruh mahasiswa dikampusnya, poto itu tersimpan didalam kotak tua berukiran bunga itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MITOS [ Misteri Tewasnya 3 Srikandi ] ( TAMAT )
رعبMitos atau Takhayul sering kita dengar di berbagai daerah, sudah tidak asing lagi dengan kata itu. Sebagian orang mempercayai hal-hal yang mungkin terjadi diluar nalar manusia, seperti hal mistis atau yang barbau gaib. Mitos sendiri sering atau sang...