Setelah beberapa jam mengalami kerasukan hebat. Akhirnya Caca kembali pulih.
" Kamu gak apa-apa? " tanya Alin, Caca hanya mengangguk pelan
" Kami mau kasih kamu minum, tapi kami tidak bawa persediaan air " ucap Mega, Caca tersenyum " Kak.. Itu di dalam lemari ada tas, isinya makanan dan minuman, bisa Kakak ambil untuk dimakan " sesuai perintah Caca, Fifah pun menuju lemari yang ada disudut ruangan, dan mengambil tas yang dimaksud.
Fifah mengambil sebotol air mineral, dan memberikannya pada Caca yang kelelahan. " Di minum Dek "
Caca kembali pulih dan segar. " Memangnya kamu siapa? Dan sedang apa kamu disini sendirian? " Mega melampiaskan rasa penasaran nya dengan sosok gadis bernama Caca itu. " Aku Caca Kak. Aku hanya ingin menginap disini bersama Kakak aku " Mega semakin penasaran " Lalu Kakak kamu kemana? " Rayan menengahi " Meg, apa gak terlalu lancang yah kita mengintrogasi Dia "
" Kakak aku hilang " sontak membuat semuanya terpelongo mendengar ucapan Caca " Hilang? Hilang kemana? " Rayan penasaran, Caca kembali melanjutkan ucapannya " Kakak aku hilang, setelah dia membukakan pintu loby. Dan setelah itu... "
FlashBack
" Kakak jangan dibuka Kak " rengek Caca memohon, tapi Diah tetap saja bertekad pada niatnya membukakan pintu " Kamu ini kenapa sih Ca? Siapa taukan itu orang, yang bisa bantu kita keluar dari penginapan ini " Caca terus dan terus memohon agar Diah tidak membukakan pintu " Tapi Kak, kata Mamah kalo ada orang yang ngetok-ngetok pintu malam-malam, dan gak pake salam, itu bukan manusia Kak " Diah malah semakin mengelahkan ucapan sang Adik " Eh dongo, dengerin yah, gak semua orang bisa pake salam, ada aja kan yang namu gak pake salam, pikir " Diah pun pergi meninggalkan Caca sendirian di kamar, dan menuju loby untuk membukakan pintu
Merintih dan menangis, itulah yang bisa dilakukan Caca sekarang. Diah Kakaknya, tak mau mendengarkan ucapannya.
Diah tiba di penghujung koridor, tepat diambang pintu koridor tak berpintu, penghubung antara loby dan jalan menuju kamar tamu. Diah terdiam, hening sesaat, Diah tidak mendengar suara orang diluar sana, atau pun suara ketukan pintu yang terdengar. Sepi dan sunyi. Diah melangkahkan kakinya memutar balik, berniat kembali kekamar, tapi..
TOKK
TOKK
TOOOKKSuara ketukan pintu itu semakin kencang. Diah melangkah menuju pintu, perlahan, Diah meraih dahan pintu, dibukanya pintu dan, Sepi. Tak ada seorang pun diluar.
Diah yang berniat kembali ke kamar, langkahnya terhenti, kedua kakinya seperti menempel pada lantai berlapis kayu. Diah menoleh ke arah bawah, betapa panik dan takutnya Diah, ketika melihat kedua kakinya ada yang memeganginya. Tangan putih pucat, dingin seperti es. Dengan sigap Diah menoleh ke arah belakang.
AAAKKKHH
Betapa jijiknya wajah perempuan itu, perempuan bergaun pengantin, penuh luka besar, darah bercucuran di punggungnya, mata tajam. Diah tidak bisa berkutik.
Mendengar suara teriakan seseorang. Caca sangat yakin, bahwasanya itu adalah Kakaknya, Diah. Caca yang terduduk di ranjang kasur, segera bangkit dan menuju asal suara yang ia yakini, adalah loby. Caca terlambat. Diah sudah tidak ada di loby " Kakak.. Kak Diah, hik..hik.. Kak Diah " Caca menangis meratapi penyesalan, telah gagal mengingatkan Kakaknya.
Caca histeris. Tapi air mata itu surut kemudian, setelah Caca mendengar suara burung gagak di luar sana. Dengan secepat mungkin, Caca bangkit dari keterpurukannya, dan lari menuju kamar yang ditempatinya, mengunci pintu, bersembunyi dibalik selimut.
FlashBack Off
KAMU SEDANG MEMBACA
MITOS [ Misteri Tewasnya 3 Srikandi ] ( TAMAT )
HorrorMitos atau Takhayul sering kita dengar di berbagai daerah, sudah tidak asing lagi dengan kata itu. Sebagian orang mempercayai hal-hal yang mungkin terjadi diluar nalar manusia, seperti hal mistis atau yang barbau gaib. Mitos sendiri sering atau sang...