Mitos

366 43 0
                                    

Suara hentakan alunan musik dj sudah tidak terdengar lagi, hanya suara deru ac mobil yang terdengar. Sepi. Perjalanan panjang tidak banyak kendaran yang melintas, kendaraan yang melintas hanya beberapa, bahkan bisa dihitung dalam hitungan jari. Miris. " Awas Ibnu... ". CIITT. Teriakan Fifah di bangku kedua membuat Ibnu selaku pemandu jalan mengerem mendadak " Aduuh ada apaan sih, sakit tau pala gue " ringis Lita cetus. Semua mata pun tertuju pada Fifah " Ada apaan sih Fah? " tanya Mega yang duduk di bangku belakang. Semua pun penasaran dan menunggu jawaban Fifah.

" Itu ada kucing hitam " jawab Fifah sembari menunjuk kearah yang dimaksud, kucing hitam. " Lah terus? Apa hubungannya? " celetuk Lita

" Tadi Ibnu hampir aja menabraknya, soalnya kalo sampe kucing nya ketabrak, nanti bakalan sial seumur hidupnya, itupun kalo gak dikubur " jelas Fifah memandangi wajah teman-temannya

" Aduh Fifah, loe masih percaya amat ama yang gituan, mitos tau gak! " sungut Lita cetus

" Yah, emang sih mitos, tapi seenggaknya kita sedikit percaya, hal seperti itu " lanjut Fifah

" Udah-udah, ribut mulu... Pusing pala gua nih, Nu lanjut jalan aja, dari pada dengerin mereka ribut " merasa risih, Raihan pun menyuruh Ibnu melanjutkan perjalanannya

" Iyah udah malem juga nih, sepi lagi, yuk ah pulang " lanjut Wafa. Gas kembali ditancapkan, mobil melaju kembali.

Malam itu menjadi malam yang asik dan happy bagi para remaja kuliahan, terkecuali Fifah. Dia tidak terlalu menikmati malam itu, karena sikapnya yang anggun dan ramah, membuatnya jauh dari dunia malam. Terutama yang berbau alkohol.

Fifah memang sudah sejak lama kenal dengan rekan satu kampusnya, sebut saja mereka, Rayan, Alin, Mega, Risky, Frans, Ibnu, Wafa, Lita dan Raihan. Mereka bersepuluh sudah sejak lama saling mengenal satu sama lain watak masing-masing, karena mereka berteman sejak duduk di bangku sekolah menengah atas, hingga ke perguruan tinggi atau universitas.

Mereka berkuliah di Universitas Negeri Jakarta. Pantas pergaulan mereka agak nakal, seperti hal layak anak Jakarta lainnya. Tapi Fifah cukup hanya berteman dengan mereka, dan mereka pun paham betul pergaulan Fifah seperti apa. Maka dari itu, mereka memaklumi dan sekaligus senang berteman dengan orang seperti Fifah. Bagi mereka Fifah bisa jadi penuntun untuk mereka kedepannya.

MITOS [ Misteri Tewasnya 3 Srikandi ] ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang