Kuburan

166 22 0
                                    

Setibanya disana. Sontak semuanya terpelongo dan betapa terkejut nya mereka, setelah tahu bahwa penginapan yang selama ini mereka tempati, itu kuburan? Iyah kuburan. Masya Allah.

" Ihh ngeri banget sumpah.. Jadi selama ini kita tidur dikuburan " ucap Alin bergidik

" Tapi kenapa selama kita tinggal di penginapan ini, itu gak keliatan kuburan ya? " tanya Raihan heran

" Ntah lah, tapi yang terpenting sekarang kalian baik-baik saja " timpal Dewi

Dalam perjalanan mereka, Rayan, Fifah, Alin, Mega, Lita, Frans, Ibnu, Raihan dan Caca tengah memikirkan sesuatu " Lit... Loe kenapa sih, dari tadi diem aja? Kesambet loe? " canda Raihan

" Enak aja loe, gue lagi bete tau gak? " dengus Lita kesal

" Apa bener ini semua ada hubungannya sama insiden kucing hitam, masa sih, itukan mitos, tapi.. Gue heran kemana Kakaknya Caca bawa pergi Wafa ama Risky " benak Lita

" Kak, kita mau tinggal dimana? " tanya Caca yang sudah mulai lelah berjalan tanpa arah dan tujuan

" Heh loe bisa diem gak sih? Ngoceh mulu... Pusing gue denger nya, lagian siapa suruh loe ikut " bentak Lita, yang membuat Caca takut

" Lit udahlah, kasian tau, dia udah gak ada siapa-siapa lagi, " timpal Alin

" Yah kenapa dia gak ikut aja sama Kakaknya sono " sungut Lita

" Lita udah..!! Gak usah diperpanjang, kita ini lagi pusing, mikirin gimana, caranya kita dapet tempat tinggal " ucap Frans meredam suasana sengit

" Bela terus tuh anak " cela Ibnu dengan gayanya

" Gue gak ngebela, cuma kita liat keadaan kalo mau ribut " sahut Frans

Dewi dan Devia hanya tersenyum melihat tingkah mereka " Ehmm.. Gimana kalo... Kalian untuk sementara ini tinggal di rumah kami, dari pada kalian pusing cari tempat tinggal " Devia menyarankan agar mereka tinggal di rumahnya

" Mbak serius? " tanya Rayan yang diangguki Fifah

" Iyah, mau gak? " timpal Dewi

Dengan senang hati mereka menerima tawaran Dewi dan Devia, untuk tinggal dirumah mereka berdua.

" Akhirnya gue bisa rebahan juga, remuk rasanya tulang-tulang gue " ucap Lita sembari berbaring dikasur yang sudah disediakan Dewi dan Devia

Dikamar depan, atau lebih bagusnya, kamar inti, diisi oleh para gadis, Fifah, Alin, Lita, Mega, dan Caca. Sementara para pria, Rayan, Frans, Ibnu dan Raihan di kamar yang hendak menuju kamar mandi. Sedangkan Dewi dan Devia mereka tidur dikamar Devia, yakni bersebelahan dengan kamar inti, kamar para gadis.

Malam tiba. Keheningan mulai menerpa. Tak ada makhluk hidup satu pun bersuara, hanya terdengar detik jarum jam bergerak. Sepi.

BRAK

BRAK

BRAK

Dari arah luar terdengar suara hantaman benda yang dihantamkan pada benda lainnya. Suara gaduh itu membuat semuanya terbangun dari alam mimpinya. Siapa sih malam-malam gini buat kekacauan? Mungkin itu benak mereka semua.

Mereka menuju sumber suara itu. Setibanya diruang tamu, ruang dimana perbatasan antara ruangan dengan pintu masuk. Mereka berkumpul disatu titik saling melindungi diri, Ibnu dengan gentle nya memimpin dan memberanikan diri untuk memastikan siapa yang sudah membuat kerusuhan malam-malam. CKREKK

Pintu dibuka, tak ada seorang pun diluar sana. Hanya ada pohon besar dihalaman yang sedari tadi mematung. Aneh. Ketika Ibnu berbalik tubuh hendak melangkah ke arah gerumunan orang, sesosok tubuh muncul di belakangnya. Sosok perempuan kumuh, dengan dress penuh ceceran darah kering menempel di dress itu. Dengan kapak digenggamannya. " Ibnu " sontak Ibnu menoleh ke arah belakang.

AAKKKHH

Ibnu hendak menyelamatkan diri. Namun apa daya, tubuhnya seperti anai-anai yang berterbangan dilangit. Ibnu berubah menjadi ringan, tubuhnya seperti ditarik magnet ketika sosok perempuan itu menggerakan tangannya. Ibnu berhasil menahan diri, dia meraih dahan pintu untuk menjadi pondasi pertahanannya. Namun tarikan gravitasi dari sosok perempuan itu, Diah, lebih kuat dan berhasil merobohkan pondasi Ibnu.

AAKKKHHH

BRUUUK

Pintu kembali tertutup rapat. Namun Ibnu hilang dari pasukan. " Ibnuu " Lita histeris

MITOS [ Misteri Tewasnya 3 Srikandi ] ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang