Kucing Hitam

202 25 0
                                    

" Alhamdulillah yah, akhirnya usaha kita gak sia-sia " ucap syukur Mega

" Iyah, dan fakultas kita dapet rating  tertinggi dari fakultas yang lain " timpal Fifah

" Lita. Loe kenapa sih? Dari tadi gue liatin, diee..m bae, kenapa sih? " cetus Mega yang membuyarkan lamunan Lita

" Gue masih kepikiran sama perempuan bergaun pengantin itu deh " cuek Lita

" Yaelah.. Dikira gue apa? Udah sih Lit, yang kayak gituan gak usah dipikirin, loe harus happy, masa Lita yang gue kenal ceria, jadi cuek dan murung gini, ayo dong, senyummm " ucap Wafa menghibur Lita, dan akhirnya Lita bisa tersenyum kembali

" Nah gue punya ide, gimana kita buat Lita semangat lagi, dan hilangin stres karena kejadian kemaren, kita pergi ke clubb, setuju gak? " usul Raihan

" Setuju banget " timpal Alin

Malam kembali. Dingin, dan sunyi. Hembusan angin terasa. Mereka segera menancapkan gas, dan melaju menuju tempat clubing. Mobil melaju kencang, hanya ada beberapa kendaraan yang melintas, jalanan panjang dan sepi. Deru ac mobil nyaring ke telinga. Tak ada suara apapun yang keluar dari mulut mereka.

CIIITTT

BUG

Mobil yang mereka kendarai seperti menabrak sesuatu benda.

" Aduh, kenapa sih? " gaduh Wafa yang kepalanya terbentur

" Kayak nya gue nabrak sesuatu deh " ucap Ibnu selaku supir di antara mereka

" Nabrak! " sontak Fifah terkejut

Mereka pun keluar dari dalam mobil, untuk memastikan apa yang mereka tabrak.

" Astaga.! Nu, loe nabrak kucing " gerutu Frans setelah tahu apa yang mereka tabrak

" Kucing. Ibnu, kamu harus cepet kubur kucing itu, kalo gak, kamu akan sial seumur hidup, atau... Atau.. Udah pokoknya cepet kuburin kucing itu " pinta Fifah

" Yaelah, cuma kucing loe, bukan orang! Perlu yah dikubur, buang aja kali " cetus Ibnu sembari melempar mayat kucing itu ke semak-semak

" Ibnu!! Jangan begitu, Fifah bener, loe harus cepet kubur kucingnya " sungut Rayan

" Ya ampun Rayan, gak loe gak Fifah, sama aja yah, masih aja percaya hal mitos kayak gituan, musrik tau gak " tambah Wafa sinis

" Tapi Waf, ini tuh bukan masalah musrik atau gak nya, tapi emang bener " sungut Rayan

" Udah!! Ribut aja, pusing gue dengernya, biar gue aja yang kuburin, ribut mulu " dengus Frans kesal melihat tingkah teman-temannya

Mayat kucing pun berhasil di kuburkan. Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan mereka.

Jalanan kembali sunyi dan dingin. Panjang berliku, pohon-pohon tinggi nan besar terasa memandang. Deru ac mobil mengalahkan musik di radio. Sepi.

" Nu, kok ini sih kita gak nyampe-nyampe yah? Dari tadi gue liatin, gini-gini mulu nih tempat " Mega penasaran kenapa dari tadi tidak sampai-sampai juga pada tujuan

" Gak tau gue juga!? Perasaan gue udah ikutin jalur " Ibnu tak kalah herannya

" Nyasar kali " celetuk Risky

" Ah gak mungkin nyasar, orang gue apal bener jalan ke club " tambah Ibnu

" Ibnu awass " Fifah histeris ketika melihat seorang Nenek tua melintas di jalanan

CIIITTT

MITOS [ Misteri Tewasnya 3 Srikandi ] ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang