Bala Bantuan

167 21 0
                                    

Mendengar kehisterisan Alin, menangisi Lita yang kerasukan. Bu Iyem datang menghampiri dan memastikan apa yang terjadi pada anak remaja Jakarta itu. " Ada apa ini? " tanya Bu Iyem yang sudah berdiri diambang pintu

" Astaghfirullahal'azim, kenapa sama temen kalian itu? " tanya Bu Iyem panik

" Kesurupan Bu " jawab Raihan

" Kok bisa? " tanya Bu Iyem kembali

" Gak tau Bu, tadi mah lagi tidur, pas bangun udah kayak gini " jelas Fifah

" Yowes, kalian tunggu dan jagain temen kalian itu, Ibu mau panggilkan Pak Ustadz dulu buat sadarkan temen kalian itu " Bu Iyem segera pergi ke rumah Pak Ustadz yang dimaksudnya

Hampir satu jam Bu Iyem pergi kerumah Pak Ustadz yang dimaksud. Sementara Lita masih dalam pengaruh makhluk yang merasuki tubuhnya. GRRMM

" Lita sadar Lit " Alin masih terus memanggil-manggil nama Lita

Namun alhasil, Lita tak menghiraukan. Malah jiwanya hampir sepenuhnya dikuasai oleh makhluk itu, meronta-ronta, hanya itu yang dikendalikan makhluk itu pada Lita.

" Assalamu'alaikum " sapa seseorang laki-laki, perkiraan usianya 50 tahunan, dengan seikat tasbih digenggamannya, lelaki muslim, dengan sehelai kain agamis menyangkut dilehernya

" Wa'alaikum salam " jawab semuanya

Tak lama Bu Iyem muncul dibelakang lelaki agamis itu. " Silahkan Pak, tolong bantu sadarkan gadis itu " pinta Bu Iyem

Kemudian Lelaki itu menghampiri Lita yang kerasukan. Lelaki tua itu kemudian terlihat tengah membaca sesuatu, seperti ayat-ayat suci al-qur'an.

GRRMMM

AAKKKHHH

GRMMMM

Lita menjerit, meraung, dan meraung. Tubuhnya terangkat amukan makhluk yang bersemayam ditubuhnya. Allahu akbar

Seketika tubuh Lita jatuh kembali, dengan keadaan lemas, tak berdaya.

" Alhamdulillah " ucap syukur Laki-laki tua itu sambil mendaratkan kedua tangannya di wajahnya

" Gimana Pak, udah pergi setan nya? " tanya Bu Iyem

" Alhamdulillah Bu, gadis ini bisa sadar kembali " jawab Lelaki tua itu

" Oh sampe lupa, Nak Rayan, kenalkan ini Pak Ustadz Endun, beliau tokoh masyarakat dikampung ini, dan beliau juga guru ngaji Dewi, Devia dan Nirmala " Bu Iyem memperkenalkan Lelaki yang ia panggil Ustadz, namanya Pak Endun.

Kini mereka pun tengah berkumpul di ruang tamu. Sambil Bu Iyem suguhkan minuman serta camilan, dibantu oleh Caca. Diruang tamu sudah ada, Rayan, Raihan, Frans, Caca, Bu Iyem serta Pak Endun, tokoh masyarakat kampung Cilempangen.

" Temen kalian tadi dirasuki oleh arwah Dewi. Seperti nya Dewi ingin memberitahu sesuatu pada kalian " jelas Ustadz Endun perihal makhluk yang merasuki Lita, ternyata arwahnya Dewi.

" Jadi yang merasuki tubuh Lita itu, arwahnya Mbak Dewi? " tanya Rayan memperjelas

" Betul sekali " jawab Ustadz Endun

Sementara didalam kamar, Lita yang baru sadarkan diri dari pingsan, diberi segelas air oleh Fifah, guna untuk menenangkan hati. Suara gaduh orang bercakap-cakap. Terdengar oleh mereka, walau tak terlalu jelas.

" Fah, gue kenapa? Kok badan gue lemes semua yah? " tanya Lita dengan nada lemas dan serak

" Tadi kamu kerasukan Lit, Alhamdulillah kamu bisa disadarkan, untung ada Pak Endun " jelas Fifah

Lita terperanjat mendengarkan penjelasan Fifah.

Sementara mereka.

" Jadi kita harus gimana? Keempat temen kita udah ilang dibawa ama arwah itu, dan bahkan Kakaknya Caca aja udah terpengaruh oleh imajinasi arwahnya Nirmala " ucap Frans sedikit menahan emosi karena keempat temannya belum juga ditemukan, bahkan bingun hendak mencari kemana

" Kalian tenang dulu, kita bisa memecahkan masalah ini dengan kepala dingin, teman kalian tadi itukan kerasukan arwah Dewi, dan saya yakin Dewi hendak memberitahu sesuatu pesan mungkin, atau semacamnya " Ustadz Endun menenangkan Frans

" Bisa jadi Pak " sambung Bu Iyem

" Lalu bagaimana kita tau pesan apa yang ingin disampaikam Mbak Dewi ke kita, kalo dia aja gak mau ngomong saat merasuki tubuh Lita " tanya Raihan yang membuat mereka bingung

" Gampang, kita adakan mediasi agama, panggil arwah Dewi ataupun Devia, untuk memberitahu apa maksud Nirmala gentayangan dikampung ini, bahkan sampai menculik temen-temen kalian, lewat media Kakaknya gadis ini " mendengar nama sang Kakak dibawa-bawa, Caca nampak sedih mendengar nya

" Allahuma sholli'ala Muhammad "

Ustadz Endun memulai mediasi keagamaan, dengan medium air satu wadah besar, istilah sunda bilang baskom. Tasbih digenggaman mulai dimainkan olehnya, bacaan-bacaan al-qur'an terlantunkan dari mulut tokoh masyarakat itu.

Hingga akhirnya, dua sosok permpuan muncul dalam pantulan air diwadah itu, Dewi, Devia?

" Dewi, Devia, akhirnya kita jumpa lagi, kamu masih ingat sayakan? Ustadz Endun, guru ngaji kalian " Ustadz Endun muli melontarkan pertanyaan demi pertanyaan pada sosok itu

Mediasi terus berjalan. Hingga muncul pantulan sebuah rumah tua, tak berpenghuni, kumuh, bala tak terawat. Rumah Nirmala?

" Ustadz bisa datang kerumah Nirmala, sekarang " pinta dua sosok arwah itu, Dewi dan Devia dalam pantulan air diwadah

MITOS [ Misteri Tewasnya 3 Srikandi ] ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang