Caca Kerasukan

204 23 0
                                    

Sementara itu, Rayan masih sibuk mengintrogasi Gadis bernama Caca itu.

" Jadi kamu sedang apa disini? " dengan mata berlinang air mata Caca coba menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari Rayan " Aku.. Aku berniat mau menginap kak, tapi semuanya berubah " Rayan dibuat penasaran dengan ungkapan Caca " Maksud nya gimana? Berubah? " Caca mendekati Rayan memegangi lengannya " Semuanya berubah, ketika Kakak aku gak mau ngedengerin ucapan aku " Rayan masih belum jelas dengan penjelasan yang dituturkan Caca " Gak mau dengerin gimana, Kakak masih kurang paham Dek " Caca pun kembali melanjutkan ucapannya " Aku sudah bilang, kalo di waktu malam ada yang mengetuk pintu jangan dibuka, tapi Kakak aku tetep aja membukanya, dan akhirnya... Akhirnya " Caca pun tak kuasa meneruskan ucapannya, kini mata lentiknya itu dibanjiri air mata

Rayan tak kuasa melihat kesedihan yang terpancar di wajah Caca. Gadis belia, yang masih lugu. " Lalu sekarang Kakak kamu kemana? " Caca makin histeris " Kalo kamu gak mau jawab juga gak apa-apa, "

Tapi ketika semuanya sudah tenang, anyem. Tiba-tiba Caca berubah derastis. Mata nya tajam dan jalang, seperti serigala mencari mangsanya. Tangan-tangan halus nya berubah menjadi berurat, mengepal, layaknya orang ingin balas dendam. Suaranya terdengar berat dan membuat bulu kuduk merinding, sprey di ranjang diremas olehnya. Caca kerasukan.

Perlahan Rayan bangkit dari ranjang, mundur dengan tidak menatap belakang, mata Rayan fokus tertuju pada Caca yang sudah sigap menerkam Rayan. " Ca? Caca? Sadar Ca? Kamu kenapa? " Caca hanya meringis, merintih, dan menggeram " Seharusnya... Kalian tidak datang ketempat ini " berat dan sadis pelafalannya

Lengan Caca terangkat ke udara, seketika itu pula, ranjang besi yang lumayan tua terapung ke udara, membanting hampir mengenai tubuh Rayan, untung Rayan berhasil menghindar.

Suara hentakan ranjang besi itu, berhasil mencuri perhatian mereka yang masih di loby. " Suara apa itu? "

Pandangan mereka tertuju ke satu titik, yah koridor. " Kayaknya dari arah sini deh " sambung Fifah. Mereka segera menuju asal suara itu. Hingga mereka tiba pada pusat suara, kamar nomor 13. Angka mistis.

Di raihnya dahan pintu, betapa terkejutnya mereka, ketika tahu ada seorang gadis menyerang salah satu temannya. Rayan.

" Rayan " sontak mereka bersahutan yang mendapati Rayan tengah terpojok disudut lemari kayu yang hampir rubuh. Dengan segera, Ibnu menghadang Caca, sisanya menyelamatkan Rayan.

GRRRHH

Suara raungan Caca yang kerasukan, sontak membuat mereka ketakutan. " Rayan, emang nya dia siapa? " tanya Mega penuh penasaran " Loe bisa gak sih, gak usah nanya yang gak penting dulu, sekarang yang terpenting keselamatan Rayan " tutur Risky

Sementara itu, Ibnu yang masih menghadang Caca yang kerasukan, sangat kesulitan menahan lawanan demi lawanan Caca.

MITOS [ Misteri Tewasnya 3 Srikandi ] ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang