Dewi dan Devia

153 21 0
                                    

Rayan kembali menatap sesajen dibawah pohon besar yang tertanam di halaman rumah Dewi dan Devia.

" Kalo emang bener, Mbak Dewi dan Mbak Devia itu udah meninggal, lalu siapa yang selama ini nolongin kami, bahkan untuk nginap dirumahnya? " tanya Rayan pada Pak Subroto dan Bu Iyem heran

" Mungkin arwah mereka yang gak tenang Mas " simpel Pak Subroto

" Gak tenang? Emang nya kalo saya boleh tau, mereka meninggal nya kenapa yah? " tanya Rayan

" Dulu, 13 hari setelah kematian sahabat mereka, Nirmala. Dewi dan Devia ditemukan tewas gantung diri di dalam rumah nya. Itu terbongkar karena sudah hampir satu minggu lebih mereka tidak keluar rumah, tidak seperti biasanya. Warga sini juga takut, sekaligus bertanya-tanya, apa penyebab mereka gantung diri, atau mereka dibunuh? Kita juga tidak tau, setelah kepergian mereka bertiga, 3 Srikandi Kampung itu, kampung ini jadi angker dan suram. Tak ada seorang pun yang berani keluar sendirian, terutama malam hari, jangankan sendirian, berdua pun terkadang takut, takut akan arwah mereka yang bergentayangan " papar Pak Subroto, diangguki Bu Iyem

" Astaghfirullahal'azim, kalo emang bener gitu, lalu Mbak Dewi dan Mbak Devia yang kita liat, siapa dong? " ucap Rayan terpelongo, Pak Subroto dan Bu Iyem hanya angkat bahu, menandakan tidak tahu

" Mendingan sekarang juga, kamu ajak teman-teman kamu pergi dari rumah ini, sebelum terjadi apa-apa " pinta Bu Iyem, lalu pergi meninggalkan Rayan yang mematung memikirkan siapa Dewi dan Devia yang tadi pagi pamit hendak ke pasar

Rayan masih saja diam. Memikirkan ucapan Pak Subroto dan Bu Iyem. Ucapan mereka berdua membuat pikiran Rayan kacau. " Yan, kenapa loe? " tanya Frans sembari duduk disamping Rayan

" Frans kita harus cepet pergi dari sini, " ajak Rayan yang tak dipahami oleh Frans, Frans sendiri bingung kenapa Rayan berkata seperti itu " Pergi, dari rumah ini, yah gak enak lah Yan sama Mbak Dewi dan Mbak Devia, lagi pula kita mesti bersyukur, udah dapet tempat tinggal untuk sementara waktu, sambil cari tau siapa Nirmala itu sebenernya, dan juga sambil mencari dimana Kakaknya Caca menyembunyikan temen-temen kita " cerocos Frans dengan kata lain menolak ajakan Rayan

Tapi Rayan masih bersikukuh terus meminta dan mengajak Frans, serta yang lainnya pergi dari rumah tak berpenghuni ini " Pokoknya kita harus cepet tinggalin rumah ini Frans, sebelum terlambat " Frans masih tak mengerti dengan tingkah sahabatnya yang satu ini " Loe kenapa sih Yan, loe gak sakit kan " tanya Frans sembari memegang kening Rayan, tak panas. " Gua serius Frans, tadi ada dua warga berkunjung kehalaman rumah, dia bilang kalo... Kalo... " Rayan tak sanggup membeberkan ucapan Pak Subroto dan Bu Iyem

" Kalo apa? " Frans makin penasaran

" Kalo sebenernya, Mbak Dewi dan Mbak Devia itu... Sudah meninggal " sambung Rayan, yang membuat Frans tak yakin dan tak percaya " Astaga Yan, terus loe percaya ama omongan warga itu, Yan orang-orang itu bisa aja ketipu ama berita hoaks, dan kita jangan langsung percaya aja gitu "

" Frans, gua percaya, kalo emang mereka bohong, kenapa dibawah pohon yang tertanam dihalaman rumah ini ada sesajen? Kalo bukan untuk menenangkan arwah yang bergentayangan " Rayan masih terus meyakinkan temannya, Frans.

Tak lama Mega datang, karena mendengar kebisingan dari dalam " Ada apa sih, berisik banget nih " tanya Mega

" Ini loh Meg, tadi katanya, Rayan ketemu sama warga sini, mungkin tetangga Mbak Dewi dan Mbak Devia, katanya Rayan mereka bilang kalo Mbak Dewi dan Mbak Devia itu udah meninggal, gak epic banget kan? " Frans memberitahu apa yang sudah Rayan ceritakan, Mega hanya tertawa walau bukan lawakan " Ya Ampun Yan, terus loe percaya ama warga itu, Yan tetangga itu, gak disini gak dikota, sama aja, tukang gosip, masa Mbak Dewi dan Mbak Devia itu udah meninggal, terus kalo misalkan bener, berarti kita tinggal dirumah setan dong " ucap Mega meremehkan cerita Rayan

Malam kembali tiba, bulan kembali muncul. Larut malam, mereka tertidur pulas. Hingga malam pukul 02.00 wib, Mega kebelet ingin ke toilet. " Aduh, kok gue kebelet sih, Fah.. Fah.. " Mega membangunkan Fifah, namun Fifah tidur dengan sangat pulas, " Lit... Lit... Lita " lanjut ke Lita, namun sama seperti Fifah, Lita sangat pulas, bahkan sampai mengorok " Isshh, kebo banget sih kalian, Lin, Alin " beranjak ke Alin, Alin menanggapi " Hmm "

" Anter gue yu " ucap Mega

" Kemana? " tanya Alin, dengan mata masih tertutup rapat

" Toilet, buruan gue kebelet nih " Mega sudah mulai tak tahan

Alin pun bangun dari kelelapannya dalam mimpi. Dan bergegas menghantar Mega untuk ke toilet.

Selagi menunggu Mega buang air di dalam toilet, Alin menunggu sembari memainkan ponselnya. Berbeda dengan Mega, ia malah memutar lagu diponselnya guna menghilangkan rasa sepi yang mengintai.

Mungkin sang fajar, dan sayap-sayap burung patah, menyaksikan kita berseteru, selalu tak pernah damai

Tiba-tiba muncul suara orang bernyanyi, tapi yang membuat Mega terpelongo, lagu yang dinyanyikan orang itu sama persis dengan lagu yang diputar Mega diponselnya. Siapa yah?

MITOS [ Misteri Tewasnya 3 Srikandi ] ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang