Mitos 2

183 20 0
                                    

Ketika ketegangan sedang melanda. Saat itu pula pintu berguncang hebat.

BRAKK

AAAKKHHH

" Ada apaan sih, ribut-ribut, malem-malem juga " ternyata eh ternyata itu Raihan yang sedari tadi mengetuk-ngetuk pintu

" Hiihh, bego... Bikin kaget aja heran " akhirnya Raihan mendapatkan gamparan empuk dari Lita

" Yah sorry, lagian loe semua kenapa sih pada berisik aja " ucap Raihan

" Nih si Mega ama Alin, teriak-teriak, katanya liat setan " cetus Lita

" Kenapa Meg? Setan? Loe liat setan dimana? " tanya Raihan

" Tadi itu, gue ke toilet ama Alin, gue kan pengen buang aer tuh, sambil dengerin lagu, eh tiba-tiba ada suara orang nyanyi, lagu nya sama persis sama lagu yang gue puter, seremm banget Han " jelas Mega menahan takut

Mendengar Mega menjelaskan kejadian itu sontak membuat Rayan angkat bicara " Lagian loe kenapa pake acara setel lagu segala sih, pamali Meg, setel lagu dalam toilet, ngundang setan "

" Ngundang setan gimana? Maksud loe ngundang tuh setan buat ikut joget? " disaat situasi tegang, Raihan malah membuat candaan

" Dongo!! Yah kali itu setan joget, goblok nih anak " kesal Alin

" Yan, udah napa sih, masih aja percaya mitos gituan, gak gaul banget sih loe " sungut Mega, yang dijudesi oleh Lita

" Tapi Meg... " belum lanjut Rayan berkata, Fifah tak ingin ada keributan di antara sahabat-sahabatnya " Udah, dari pada kita ribut, mending kita minta bantuan sama Mbak Dewi dan Mbak Devia, yuk "

Mereka pun menuruti saran Fifah. Setibanya dikamar tempat Dewi dan Devia tertidur. Mereka semua masuk tanpa izin, dan melihat keduanya tengah terlelap. " Loe aja, " mereka semua saling lempar untuk membangunkan Dewi dan Devia, akhirnya Raihan turun tangan, ia beranikan diri untuk membangunkan Dewi dan Devia. Tubuh keduanya berbalik menghadap Raihan.

AAAKKHHH

Ketika mereka menatap wajah Dewi dan Devia, mereka langsung pergi keluar berlarian bak dikejar setan. Yah bagaimana mereka tidak berlarian, wajah Dewi dan Devia yang berubah menjadi putih pucat, kelopak mata seperti panda, dingin, dan seram. Membuat keseluruhan hilang dalam sekejap.

" Apa gua bilang, Mbak Dewi dan Mbak Devia itu sebenernya udah meninggal, tadi itu arwah mereka " ucap Rayan dengan napas terpenggal-penggal

" Kita harus cepet tinggalin rumah ini, bahaya " perintah Frans, diangguki semuanya

Dalam keadaan tegang, dan tengah membuat rencana, 4 sosok manusia tak menapak, melayang mendekati keramaian anak remaja itu. Satu, perempuan dengan kapak digenggamannya, yang satu, perempuan bergaun pengantin, yang dua... Dewi.. Devia...

AAKKHHH

BUUGG

AAKKHHH

PRANKK

Sesuatu menarik Mega hingga terpental mengenai dinding, terbanting hingga membuat lemari kaca, pecah dalam sekejap, menjadi butiran pasir tajam. Ketika Mega bangkit, dengan lengan sedikit luka, akibat goresan kaca yang retak hingga berkeping-keping. Mega terapung keudara, hampir mengenai internit rumah dengan design kuno itu, seperti ada orang yang mencekik dirinya, napas Mega menderu sangat kencang, meminta tolong pada teman-temannya.

" Megaaa " teriak Alin histeris melihat Mega tak berdaya

AAKKHH

BUUG

Tubuh Mega jatuh kelantai, mereka semua membantu Mega untuk bangkit dan pergi dari dalam rumah itu, ketika semuanya sudah berada dihalaman rumah, Mega yang masih berdiri diambang pintu, hendak keluar kehalaman, saat itu pula tubuh Mega seakan tertarik kembali kedalam rumah Dewi dan Devia.

AAKKHHH

BRAKK

Pintu kembali tertutup rapat. " Megaaa " Alin histeris, mencoba untuk masuk kembali kedalam rumah itu, namun kelima teman-temannya menahannya, tanpa terkecuali Caca, dia hanya diam, sedih, melihat mereka hilang lenyap, satu demi satu.

" Kita harus cepet pergi dari sini Lin, kita harus ikhlasin Mega, kita harus cari orang yang dimaksud Dewi dan Devia, pacar Nirmala. Gue yakin dia kunci semua ini " ucap Frans membujuk

Alin bangkit, menghampiri Caca yang dari tadi diam mematung " Ini semua gara-gara loe, loe yang udah bikin teman-teman gue ilang satu demi satu, mau loe apa sih? " Alin histeris, menuduh Caca tanpa bukti

" Lin kita gak baik nuduh orang sembarangan. Ok gue setuju, kalo emang Kakak dia terlibat dalam insiden teror ini, tapi ini semua gak sepenuhnya kesalahan Kakaknya dia, Nirmala. Dia penyebabnya, penyebab hilang nya semua temen-temen kita, Risky, Wafa, Ibnu dan Mega, itu semua Nirmala yang salah " Frans emosi menanggapinya, karena ia lelah dan capek melihat teman-temannya menuduh Caca dengan tanpa bukti kuat

Emosi pun meredam. Mereka kembali berjalan, tanpa arah dan tujuan.

MITOS [ Misteri Tewasnya 3 Srikandi ] ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang