4.3. Pelaku Ganda

508 31 0
                                    

Cukup aneh dan penuh tanda tanya. Entah apa yang terjadi, namun papan mading sedang dipenuhi oleh anak-anak yang entah melintas dan ikut bergabung atau dipanggil oleh kawanannya untuk melihat apa yang ada di papan mading sekolah.

Begitu juga Kesya. Tiba-tiba saja ia yang melintas di keramaian tersebut dipanggil oleh Stella, teman sekelasnya.

Nadia lantas menghampiri gadis itu, kemudian diajak masuk melewati kerumunan massa dan menyaksikan apa yang di depannya.

Beberapa detik terbuang untuk Nadia berpikir. Sebelum akhirnya ia sadar bahwa mading ramai karena ada beberapa foto Dimas dan Kesya yang sedang berduaan.

Entah siapa yang menempelkan foto-foto tersebut di sana. Yang jelas, Nadia yakin, hal ini memang telah disengaja dan ingin menarik perhatian orang-orang untuk berargumen, terutama dirinya.

Dengan cepat Nadia meninggalkan kerumunan. Saat ia keluar dari kerumunan, ia sempat disapa oleh Noval. Tetapi dihiraukan.

Noval tentu saja bingung. Ia lebih bingung lagi setelah Nadia keluar dari kerumunan. Pikirannya menebak bahwa Nadia melihat sesuatu di dalam sana.

Ia lantas bergabung sejenak untuk melihat apa yang menjadi perhatian orang-orang. Seperti lainnya, ia juga terkejut. Ia pun segera menyusul Nadia setelah keluar dari kerumunan.

▪️

Kini pikirannya dikaluti soal foto-foto tersebut. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa sekarang muncul berita tidak mengenakkan? Belum lagi yakinnya pada tujuan foto tersebut disebarkan. Tentu saja membuatnya cemburu.

Akan tetapi, Nadia masih bisa berpikir positif. Zaman sekarang, hoax sering bertebaran dengan pelaku yang anonim. Jadi, tidak bisa dipercaya begitu saja berita yang tersiar sekarang ini.

Tadi Nadia sempat mengirim pesan pada Dimas untuk bertemu di salah satu kafe sepulang sekolah. Entah cowok itu menggubris pesannya atau lebih memilih bersenang-senang dengan... Ah, tidak! Dia harus tetap berpikir positif pada kekasihnya itu.

Ketika pintu kafe terbuka, denting lonceng di atasnya berbunyi. Nadia menoleh tepat pada pintu yang searah dengan pandangannya.

Dimas tiba. Dia langsung mengambil posisi yang berhadapan dengan Nadia saat ini.

Nadia dapat merasakan perubahan mimik wajah Dimas. Bahkan dia tidak berekspresi seperti biasanya—selalu tersenyum dan ceria.

“Maaf lama. Aku tadi—“

“Gak papa,” sela Nadia cepat. “Gue yakin, lo udah tau soal foto-foto di mading sekolah.”

Dimas yang menunduk mendadak mendongak. “Kamu marah, ya?”

Kalau harus jujur, Nadia memang marah. Siapa yang suka jika melihat foto kekasihnya bersama dengan gadis lain yang bahkan pernah dicurigai sebelumnya.

“Menurut kamu?” tanya gadis itu balik.

“Plis, dengarin aku.”

“Dengarin kalau kamu sama cewek itu emang punya hubungan khusus? Iya?!” Nadia sedikit membentak. Ia terbawa suasana.

Dimas sendiri hanya bisa menunduk. Tak melawan dengan penjelasan yang ingin ia ungkapkan.

Merasa suasana mulai canggung, Nadia sadar bahwa ia telah melenceng dari maksudnya mengundang Dimas ke kafe.

Ia mengontrol emosinya, lantas melembutkan kembali nada bicaranya.

“Maaf kalau lo tersinggung, gue cuma ke bawa emosi aja,” ucapnya dengan mengalihkan pandangan ke arah lain.

Cukup lama keduanya saling terdiam. Hingga Nadia kembali bersuara.

“Ya udah,” katanya tak jelas.

Dimas mengerutkan dahi, “Udah apanya?”

Pikiran cowok itu mulai kalut. Jangan bilang bahwa apa yang dia pikirkan tentang hubungannya dengan Nadia akan kandas sekarang.

“Katanya lo mau jelasin soal foto-foto itu. Ya udah, jelasin sekarang,” katanya agak ketus.

Walaupun ketus, Dimas merasa lega karena bukan yang dipikirkannya yang terjadi.

Menyiapkan diri, Dimas memulai penjelasannya. Dan setelah Dimas menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kemarin antara dirinya dan Kesya, serta foto-foto tak bertanggung jawab tersebut, terlihat keraguan Nadia meyakini semuanya.

“Lo gak bohong ‘kan sama gue?” tanya Nadia masih curiga.

“Percaya atau nggak, semuanya kembali sama kamu. Aku cuma ceritain apa yang memang sebenarnya terjadi,” balas Dimas tenang.

Nadia menghela napas, “Gue percaya,” katanya setelah itu. “Tapi, gue ngerasa ada yang aneh. Kenapa pas dia diculik, orang yang pertama kali dia telepon itu lo?”

Sekarang, Dimas ikut-ikutan bingung.

“Padahal, kalian ngakunya kenal baru-baru ini, ‘kan? Dan, dari mana dia dapat nomor hp lo?,” sahut Nadia sekaligus bertanya.

“Nomor hp ku sangat privasi. Aku gak bakal kasih itu kesembarang orang. Cuma orang-orang tertentu yang pastinya aku percaya untuk punya kontakku,” jelas Dimas. “Tapi, aku juga gak kepikiran kemarin untuk tanya soal itu ke Kesya.”

“Fix, ini ada yang gak beres, Dim! Jangan-jangan...”

“Apa?”

Nadia masih ragu mengatakan isi pikirannya. Entah Dimas sedang dijebak atau memang semua ini ada kaitannya dengan sosok yang memerhatikan mereka malam itu.

Ketika Nadia ingin mengutarakan hipotesisnya tentang apa yang ia pikirkan, sosok yang sama dengan pakaian serba hitam. Tak lupa dengan masker yang sama untuk menutupi identitasnya secara fisik.

▪️

Malam itu, Nadia merasa sangat lelah. Sosok itu. Dia kembali muncul. Mau apa sebenarnya dia?

Yang Nadia curigakan saat ini adalah, orang tersebut merupakan orang dalam. Dalam artian, Nadia mengenalnya, atau bahkan mereka saling mengenal satu sama lain.

Tapi, siapa yang bisa membuktikannya? Belum lagi dari cerita Dimas yang mengatakan bahwa pelaku yang menculik dan menyekap Kesya memakai pakaian berwarna abu. Bertolak belakang dengan sosok yang ia maksud.

Rasa curiganya semakin bertambah. Apakah kegelisahan yang dirasakan mereka disebabkan oleh dua orang yang berbeda? Atau keduanya memang bekerja sama untuk tujuan yang sama?

Nadia tidak bisa berpikir pada kondisi yang lelah seperti sekarang. Ia akhirnya memutuskan untuk segera beristirahat.

Sebelum tidur, Nadia menatap langit-langit kamarnya. Sekarang, Nadia menaruh curiga pada Kesya.

Apa sebenarnya, Kesya juga terlibat dalam hal ini seperti yang ia pikirkan. Sangat konyol jika semua terjadi tanpa ada pelaku utama yang bermain secara langsung di dalamnya.

Lagi-lagi ia masih menyimpan semua kecurigaannya tanpa mau menuduh secara langsung. Setidaknya, ia berharap bahwa ini tidak ada sangkut-pautnya dengan hubungan ia dan Dimas.

▪️

A/N : Huaaa!!!
Aku minta maaf sama kalian yang menunggu lama cerita ini
Tapi ketahuilah, aku perlu refreshing untuk kamusku sendiri

Mau update, tapi gak punya tabungan diksi yang baik
Kan gak bakal enak bacanya

Pokoknya, aku harap kalian tetap mau lanjut baca kisahnya

Soal misteri di atas akan terjawab dengan cepat
Kalian juga boleh nebak siapa dalang dibalik semuanya!

Jangan kaget!

Tapi kisah ini akan selesai dalam beberapa bab lagi :')

So, stay tune!!!

Dimas dan Nadia [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang