BIG SIN - Fifteen

1.4K 64 6
                                    

Multimedia: The different style of Mauria Mahardika Sadewa and Khumaira Azzahra.

*-----*

Zahra mati kutu. Di hadapannya, ada Dika yang menatapnya dengan tatapan tegas tak terkira dan sekarang gadis cantik itu harus berhadapan dengan gurunya sendiri untuk melakukan senam kombinasi serang hindar? Haha! Sama sekali tidak lucu.

Author sialan ini memang mengerikan!

Gadis cantik itu bahkan sudah tidak bisa berpikir jernih karena Dika membuat jantungnya berdebar cepat tidak menentu. Sebenarnya bukan tidak menentu, Zahra tahu pasti apa alasan di balik debaran jantungnya yang tidak bisa tenang semenjak hampir sepuluh menit ke belakang.

Meskipun nyatanya Zahra sudah berhasil melewati empat tes yang dilakukan Dika kepadanya, gadis cantik itu tetap saja berpikir bahwa ia tidak akan mungkin bisa melakukan tes terakhir yang merupakan tes paling sulit di antara tes yang lainnya.

Pertama, Zahra takut jika saja ia terpukul oleh Dika karena gerakannya tidak cukup kuat dan tidak cukup cepat untuk menghindar dari gadis tomboy itu.

Kedua, Zahra tidak ingin dirinya memukul Dika karena mungkin saja gadis tomboy itu memiliki rencana buruk di balik ini semua.

Ketiga, Zahra tidak sanggup berada sedekat ini dengan Dika. Selain karena suhu panasnya matahari yang sedang menguasai alam semesta, Dika juga membuatnya merasa lebih panas karena alasan tertentu yang bahkan tidak ingin diakui oleh gadis cantik itu sendiri.

"SIAP?" pertanyaan bernada tegas itu keluar dengan suara yang cukup keras dari bibir berisi milik si tomboy, hal yang tentunya membuat Zahra jadi mengambil langkah mundur hanya untuk mempersiapkan mentalnya.

Dalam hati, Zahra menggeleng keras menolak apapun yang akan terjadi barang beberapa detik ke depan, tapi Zahra tidak ingin terus-terusan di ejek oleh si tomboy dan ia harus menghadapi Dika meskipun nyatanya gadis tomboy itu adalah ketakutan paling besarnya.

Maka, meskipun gadis cantik itu tidak bisa memperkirakan apapun yang akan terjadi dalam beberapa detik ke depan, ia tetap saja mengangguk lantas segera mendekatkan tubuhnya pada tegapnya tubuh Dika lantas segera memberi jarak satu lengan dengannya.

"Saya akan memberikan aba-aba" beritahu si tomboy sebelum akhirnya menunduk dan memejamkan mata untuk melanjutkan "Salam bunga sepasang, UP!" yang membuat Zahra jadi cepat-cepat melakukannya.

Zahra bahkan bisa merasakan bahwa tangannya bergetar saat ia melayangkannya ke udara dan sekarang gadis itu harus berhadapan dengan Dika? Oh. Ini benar-benar tidak lucu. "Satu aba-aba satu gerak. Keras, lepas dan bertenaga" gadis tomboy itu menarik napas "Jangan lupa pandangannya harus tetap melihat pada lawan"

Zahra menarik napas panjang saat ia melihat Dika sudah bersiap di depannya "Sikap!" Zahra bergerak cepat untuk membentuk sikap pendeta sementara Dika sudah bersiap dengan sikap harimau yang terlihat sangat sempurna.

"Jangan lepas pandangan kamu dari saya, Khumaira" tegur gadis tomboy itu yang tentunya membuat Zahra jadi memfokuskan pandangannya yang sempat menjelajahi betapa seksinya Dika barusan. Tunggu dulu, seksi?

"Satu!" aba-aba yang dilontarkan si tomboy dengan suara cukup keras dan tiba-tiba itu membuat Zahra jadi spontan memukul ke depan disaat Dika sudah menghindar dengan cepatnya sampai akhirnya serangan berikutnya terjadi.

Setelah selesai mempraktikkan senam kombinasi serang hindar dengan sikap pendeta yang adalah bagian dari menyerang, maka sekarang Zahra harus kembali menghadapi rasa takut karena giliran dia lah yang menghindar.


*--BIG SIN 2019 by Riska Pramita Tobing--*


Zahra menatap tidak suka pada gadis tomboy yang sudah selesai dengan kegiatan menyetrikanya. Dengan perasaan kesal di dalam dada, si cantik itu kemudian mendekat pada teman sekamarnya untuk mengamuk "Kenapa harus selalu aku yang jadi korban sih?!" protes si catik saat ia baru saja menjatuhkan pantatnya di samping Dika.

Setelah selesai membereskan buku untuk pelajaran esok hari, Dika menaruh tasnya di samping nakas lantas segera menoleh pada si cantik yang pipinya tampak bengkak karena tertonjok oleh dirinya saat sesi serang hindar sore tadi.

Tangan si tomboy bergerak mengusap pipi chubby milik Zahra dengan perlahan "Lukanya cukup parah" komentar Dika dengan nada kalem tak terkira.

"Kalau kamu mau tahu, denyutannya terasa terus dan itu membuatku sulit untuk berkonsentrasi karena ini sakit sekali" amuk Zahra, lagi.

Dika memberikan senyum kecil "Kan sudah kubilang untuk hati-hati. Salah siapa nggak fokus, eh?" ledek si tomboy yang tentunya membuat Zahra jadi memberikan satu tinjuan yang cukup kuat di perut kerasnya.

Zahra membuang tatapannya dari si tomboy "Kamu yang membuatku nggak fokus" ujaran si cantik tentunya membuat Dika jadi penasaran dengan apa maksud dari perkataan di balik itu, hal yang tentunya membuat si tomboy jadi menumpahkan pertanyaan yang muncul di kepalanya begitu saja "Bagaimana mungkin aku bisa membuatmu tidak fokus?"

Zahra mengubur senyumnya malu "You look hot" aku si cantik sebelum akhirnya menjauhkan diri dari Dika karena tidak ingin mendengar respon apapun yang akan diberikan si tomboy padanya.

"What?"

"....."

"What did you say?" goda Dika sambil mendekat pada si cantik yang sedang menyembunyikan wajah merah meronanya di dalam bantal.

Zahra berteriak di balik bantal sambil menendang udara yang bahkan menertawakan sikap konyolnya "Leave me alone!!!"

Zahra bisa mendengar Dika tertawa lebar "That is not what you said earlier" ujar Dika masih saja ingin menggoda si cantik yang makin menyembunyikan diri di balik bantal.

Karena merasa gereget dengan sikap kekanakan yang ditunjukkan Zahra padanya, Dika akhirnya menindih paha si cantik agar ia tidak menendang ke sembarang arah dan merebut bantal yang sedari tadi menutupi wajah cantik milik Zahra yang terlihat semerah tomat.

Sambil menyunggingkan senyum khasnya yang menggoda, Dika kemudian mendekatkan diri pada si cantik yang menahan napas karenanya "You look hotter than me, Khumaira" bisik si tomboy sebelum akhirnya memberikan satu kecupan singkat di pipi chubby milik si cantik sehingga membuat si empunya jadi semakin memanas dibuatnya.

"MAURIA MAHARDIKA SADEWA!!!!!" teriak si cantik histeris sambil lalu bangkit untuk menghajar gadis tomboy yang baru saja menggodanya dengan segenap jiwa itu. Pukulan si cantik bahkan mengenai pelipis si tomboy cukup keras sehingga membuatnya jadi mengaduh karenanya.

"Jangan menggodaku!" amuk si cantik masih dengan wajah memerahnya.

Dika mengusap pelipisnya yang terasa sakit "I'm not kidding, Khumaira. You way hotter than me"

Zahra menarik napas panjang dan menutup matanya saat ia mendengar nada serius itu keluar dari bibir Dika yang terlihat merah dan basah "Mauria, aku serius. Berhenti menggodaku"

"....."

Dengan mata masih terpejam, Zahra kemudian menarik tangan Dika menjauh dari atas pahanya "Kamu dan aku nggak akan bisa melakukan ini semua, Mauria" gadis cantik itu menarik napas panjang dan membuka mata untuk menatap fokus pada Dika yang menunggu lanjutan dari kalimat menggantungnya

"Aku takut kalau perasaanku padamu semakin mengakar. Jadi, aku memutuskan untuk pindah dari kobong ini untuk memberikan jarak di antara kami berdua. Kupikir, itu akan membuat perasaan nggak wajar ini hilang atau setidaknya tidak berkembang dan mengakar"

*-----*

Riska Pramita Tobing.

BIG SIN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang