Multimedia: When Khumaira Azzahra and Mauria Mahardika Sadewa playing cute with each other
*-----*
Zahra menatap pada Dika dengan disertai senyuman kecil di pipi chubbynya. Gadis cantik itu baru saja diberi tahu bahwa gadis tomboy itu memang benar-benar jatuh hati padanya. Tidak bisa menahan senyumannya yang tetap saja muncul, Zahra kemudian menyerahkan satu ciuman manis pada pipi tirus milik Dika lantas berbisik kecil "Kamu mengakuinya" dan karena itu, Dika membalas ciuman dari Zahra dengan satu kecupan kecil di bibir merahnya.
"Apa yang akan kita lakukan untuk ini, Khumaira?"
Gadis cantik yang sedari tadi sedang fokus pada rahang tegas milik Dika jadi menatap mata milik si tomboy dengan cepat "Untuk apa?"
Gadis tomboy itu membawa jemari milik Zahra dan menggenggamnya dengan lembut diantara tangannya yang masih terbungkus oleh perban "Hubungan kita" lanjut Dika setelah mencium satu persatu dari jari milik Zahra dan bahkan sampai menghisapnya dengan lembut.
Zahra terpejam saat merasakan hangatnya isi mulut milik Dika "We're just gonna swing it" ujar gadis cantik itu seraya membuka matanya hanya untuk melihat bahwa Dika membawa jemarinya ke arah rahang tegas milik si tomboy. Hal yang tentunya membuat Zahra jadi mengerutkan kening karena Dika tidak pernah membiarkan Zahra untuk menyentuh bagian itu sejak dulu kala.
Zahra bisa mendengar bahwa deru napas milik Dika memburu dengan cepat saat gadis cantik itu mengusapkan jempolnya di rahang si tomboy dan hal itu membuat Zahra jadi mengerti bahwa rahang gadis tomboy itu adalah titik paling sensitivenya sehingga membuat Zahra mendekat kesana dan menjatuhkan satu ciuman lembut di sana.
"Khumaira..." Zahra tersenyum saat ia mendengar nada peringatan itu keluar dari bibir milik Dika. Tanpa berpikiran lebih panjang dari apa yang seharusnya ia lakukan, Zahra kemudian menaiki paha milik Dika lantas kembali menjatuhkan banyak ciuman di rahang si tomboy yang terasa semakin mengeras karenanya.
Zahra bahkan tidak tahu apa yang sedang ia lakukan sekarang, tapi gadis cantik itu menikmati suara lenguhan dari Dika dan Zahra tidak ingin suara itu berakhir dengan cepat sehingga menimbulkan keinginan untuk memberikan lebih banyak lagi ciuman di sana.
"Fuck!" geram Dika di dalam tenggorokannya saat ia merasakan sentuhan lembut di punggungnya. Gadis tomboy itu kemudian menjauhkan Zahra dari dirinya hanya untuk memastikan bahwa Dika bukanlah satu-satunya orang yang tengah terbakar hawa nafsu sekarang.
Tepat saat Zahra membuka matanya, gadis tomboy itu bisa melihat bahwa pupil milik si cantik sama lebarnya dengan milik dirinya. Napas milik gadis cantik itu bahkan menandingi napas milik Dika yang naik turun tak terkendali. Bahkan, Dika bisa melihat bahwa kulit milik Zahra sama merahnya dengan dirinya yang sudah terbakar oleh keinginan tersendiri.
Dengan perlahan namun pasti, Dika membawa Zahra ke dalam pelukannya. Gadis tomboy itu kemudian menarik lembut kerudung yang dikenakan oleh si cantik sehingga memperlihatkan rambut panjangnya yang terawat. Masih dengan gerakan lembut tak terkira, Dika menyingkirkan rambut hitam legam milik Zahra ke satu sisi untuk memberikan akses padanya.
"Mauria..." Dika tersenyum menungging saat ia mendengar penyerahan diri dari Zahra. Gadis cantik itu bahkan justru menarik Dika lebih dekat dengannya sehingga menimbulkan gesekan tidak tentu diantara keduanya.
Dika berdiri dengan Zahra di dalam pelukannya. Keduanya bertatapan dengan cukup lama untuk memastikan bahwa keduanya berada dalam satu keinginan yang sama sampai akhirnya Zahra menyerah untuk memajukan tubuh dan mencium bibir gadis tomboy itu dengan cepat.
Keduanya bergerak dengan lamban dan lembut. Saling kecup satu sama lain disertai dengan usapan pelan sampai akhirnya ciuman mereka semakin mendalam dan basah.
*Oow I'm not gonna give you this scene. At least not now. Lol*
Zahra terbangun dengan perasaan lapar menemaninya. Gadis cantik itu kemudian menunduk pada Dika yang menyembynyikan wajah tegasnya diantara payudara milik Zahra yang tidak tertutup kain. Tidak bisa menahan diri, gadis cantik itu pun tersenyum karena ingatnya membawa ia menuju apa yang sudah mereka lakukan semalam.
Sial! Umpat gadis cantik di dalam kepalanya saat ia ingat bahwa ia berkeringat habis-habisan dengan Dika bersama. Itu sangat menyenangkan, lanjut gadis cantik itu masih berkata di dalam kepalanya.
Zahra merasakan gerakan lembut dari si gadis tomboy saat Dika menjauhkan wajahnya dari buah dada milik Zahra yang bahkan diberi tanda oleh gadis kurang ajar itu. "Selamat pagi" namun senyuman manis yang diberikan oleh Dika nyatanya bisa membuat Zahra memberikan senyum serupa dengannya "Selamat pagi" balas si cantik sambil lalu mengangkat tubuhnya untuk memberikan satu kecupan kilat di pipi tegas milik si tomboy.
Dika tersenyum kecil dengan hadiah yang didapatinya pagi ini. Dengan cepat, gadis tomboy itu menyingkapkan selimut sehingga membuat Zahra cepat-cepat menjerit histeris tanpa lupa segera saja menutupi tubuhnya "Kurang ajar!" umpat gadis cantik itu kemudian saat ia melihat tubuh indah milik Dika di hadapannya.
Dika memilih untuk tidak menanggapi umpatan si cantik dan lebih memilih untuk membawa kedua tangan milik Zahra yang mencoba menutupi tubuhnya dengan lembut "Ayo! Mandi bareng" ujar gadis tomboy itu dengan disertai cengiran cabul diantara ajakannya. Zahra memutar bola mata karenanya dan gadis tomboy itu justru semakin semangat untuk membawa si cantik ke bawah kucuran air.
Air dingin membasahi keduanya dengan lembut, dan Zahra sedikit terkekeh saat ia merasakan usapan tangan milik Dika di atas kepalanya yang sedang mencoba untuk memberikannya pijitan di bawah air.
Meskipun Zahra yakin bahwa Dika hanya mengusap-usap rambut panjangnya yang kini tengah diberi shampoo, Zahra tetap saja menikmati setiap sentuhan yang diberikan si tomboy padanya.
Tangan lembut milik Zahra kini menelusuri tubuh tinggi berisi dan dihiasi oleh otot milik Dika dengan perlahan tanpa lupa memberikan sabun yang cukup di sana. Sambil menikmati setiap lekuk tubuh milik Dika, Zahra kembali menambahkan sabun ke atas tangannya sehingga membuat tangannya lebih terasa licin.
Dengan perasaan semangat, Zahra membawa tangan berbuihnya menuju perut milik Dika yang terasa semakin mengeras saat gadis itu mengusapnya. Dengan perlahan, Zahra mengusap setiap titik dari otot-otot perut Dika sampai akhirnya gadis cantik itu sampai ke buah dada milik si tomboy dan mulai menyabuninya.
Zahra bisa mendengar deru napas milik si tomboy bertambah berat. Belum lagi ditambah dengan erangan yang lolos dari bibir milik Dika yang terlihat merah karena suhu air yang membasahi keduanya "Fuck, Khumaira!" umpat si tomboy sambil menghentakkan napasnya yang sedari tadi memburu.
"Kita tidak punya waktu untuk ini" ujar gadis berwajah tegas itu kemudian, hal yang tentunya membuat Zahra mengerutkan kening karena ini adalah hari minggu dan harusnya keduanya bisa bebas melakukan apapun.
Tunggu.
Apa? Ini hari minggu? Ujar gadis cantik itu di dalam kepalanya.
Sial, hari ini mereka memang tidak memiliki banyak waktu karena ada acara latihan pencak silat gabungan di sekolah mereka.
Maka, dengan bibir cemberut karena menyadari kalau hari ini waktu berduaan mereka harus dikurangi dengan latihan yang melelahkan, Zahra melanjutkan acara mandi mereka dengan cepat.
*-----*
Riska Pramita Tobing.
![](https://img.wattpad.com/cover/202070093-288-k967923.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BIG SIN (COMPLETED)
Teen Fiction"Bagaimana mungkin Tuhan membiarkan perasaan cinta ini tumbuh pada seorang hamba yang bahkan tidak bisa aku cintai?" BIG SIN by Riska Pramita Tobing