Part ini berisi konten (21+).
Diharapkan pembaca yang berada dibawah umur atau yang merasa tidak nyaman dengan konten ini untuk tidak membacanya. Trims..
.
.
🌸🌸
Malam terlihat tidak begitu gelap dengan lampu sana sini yang memenuhi kota,Mobil putih sehun memasuki gerbang rumahnya.
Ia memakirkannya dan keluar dengan langkah terseret.
Pandangan namja ini menatap tanpa arah. Ia menekan sandi pintu dan masuk kedalam.
Sehun melayangkan pandangannya ke segala arah untuk mencari jisoo, tetapi tidak ada dimanapun.
Pandangannya terlihat lesu sekali
Sehun menaiki tangga,
Ia menatap ke kamar jisoo. Benar benar butuh yeoja itu sekarang.
Sehun menekan knop pintu kamar jisoo. Ia langsung dapat melihat jisoo yang sedang memangku laptopnya.
Jisoo menatapnya dengan pandangan tanya.
Sehun berjalan kearah jisoo, langsung duduk disamping jisoo dan menjatuhkan kepalanya ke ceruk leher jenjang yeoja itu.
"Apa semuanya berjalan baik?". Tanya jisoo pelan.
Sehun mengangguk angguk.
Jisoo meletakkan laptopnya dan tangannya bergerak memeluk sehun. Membuat sehun menggerakkan tubuhnya sedikit mencari posisi yang nyaman untuk jatuh pada yeoja ini.
Jisoo mengelus rambut sehun lembut.
"Kau sudah melakukannya dengan baik oppa".
Jisoo melirik kearah sehun yang sudah memejamkan matanya.
Ia bisa menebak sehun merasa sangat bersalah pada nayeon sekarang.
Tangannya masih terus mengelus rambut belakang sehun.
Ia dapat merasakan nafas teratur namja ini di kulit lehernya.
"Jis?". Panggil sehun yang sekarang membuka matanya.
"Hm?" respon jisoo sambil melihat kearah mata coklat yang kini menatapnya dengan sangat teduh.
"Bolehkah aku melakukannya?"
"Boleh. Oppa tidak berat kok".
Kini sehun tidak bisa menyembunyikan senyumnya mendengar jawaban polos jisoo yang ia rasa tidak mengerti maksud pertanyaannya.
"Maksudku ini sayang".
Ucap sehun sambil menarik pinggang jisoo kearahnya dan mengkode dengan melirik leher jisoo.
Dari ekspresi jisoo, sepertinya ia sudah mengerti sekarang.
Sehun mulai mendekatkan kepalanya lagi.
Ia mencium leher jisoo. sangat mabuk dengan aroma vanilla yang selalu menjadi body perfume jisoo.
Beberapa menit ia lakukan itu lalu akhirnya tidak bisa menahannya lagi, sehun mulai mengecup ngecup leher putih itu dan mengecapnya.
"Hhhh..".
astaga.
sehun kaget mendengar desahan itu. Baru kali ini ia mendengar sesuatu yang berhasil membuat darahnya terasa sangat panas.