Hari ini seperti biasa, sehun disibukkan dengan jadwalnya melakukan pengecekan dokumen dirumah sakit serta beberapa jadwal operasinya.
Karna sedikit lelah ia duduk di salah satu sofa yang disediakan untuk duduk santai atau menikmati kopi dan teh.
Perusahaan rumah sakit menyediakan sofa lengkap dengan mejanya hampir di setiap sudut ruangan rumah sakit.
"Hey pak, ini".
Sehun menoleh pada kopi yang tersodor ke arahnya, lalu melihat kearah orang yang memberikannya.
Sehun mengambilnya dan meneguknya.
"Apa kau lelah? Ada yang bisa kubantu?". Tanya orang itu lagi.
"Berhentilah sok baik. Kau ingin gajimu naik kan?". Sindir sehun.
"Ahahahah kau tau saja.."
"Semuanya sudah tampak di wajahmu."
"Oh ya?"
"Tentu saja".
"Hahahahah, Masa aku tidak memanfaatkan temanku sebagai ceo dirumah sakit tempat aku bekerja sih".
"Jika kinerjamu bagus akan kunaikan jabatan tapi jika tidak buang jauh jauh mimpimu itu". Balas sehun pedas.
"Aish kau ini.."
Dokter yang sedang memakai jas putihnya dengan name tag 'kim jongin' itu ikut duduk disamping sehun sambil meminum kopi yang dibawanya.
"Nanti malam kau ada acara tidak?". Tanyanya lagi.
"Nanti malam aku ada pekerjaan dirumah sakit ini".
"Ahh padahal kita sudah lama tidak minum bersama".
"Ternyata temanmu hanya aku saja ya? Rumor kau miskin sosial memang benar rupanya". Tawa sehun.
"Eh enak saja. Kau bilang begini padaku tidak sadar kau juga miskin sosial eoh?".
"Hah? Aku punya teman lain kok".
"Siapa? Aku, lalu?"
"Chanyeol". Bangga sehun.
"Lalu?"
"Hmm kyungsoo".
"What?! Hahahah memangnya dia anggap kau teman?"
"Tentu saja, memangnya aku seperti kau yang mengemis berteman dengannya". Kekeh sehun lagi.
"Ih tapi benar anak itu sombong sekali mentang mentang sudah jadi jaksa tingkat 3".
"Ya jelas lah kasusnya sudah level tinggi".
"Dia pasti sibuk sekali sekarang".
"Benar, agak sulit mengajaknya duduk bersama".
Sehun kembali meneguk kopinya, menghabiskan cairan manis dengan campuran pahit itu.
"yasudah aku duluan ya, setelah ini ada beberapa pasien yang harus kuperiksa". Ucap jongin langsung berdiri.
"Iyaa... Hey kau jangan terlalu banyak tebar pesona pada para perawat". Tegur sehun.
"Enak saja bukan aku yang tebar pesona, mereka saja yang tergila gila padaku".
"Meh"
"Maklum lah wajahku termasuk servis juga bagi banyak orang, kurasa aku harus mendapat bayaran untuk wajahku".
"Pergi sana brengsek". Kesal sehun mendengar bualannya.
"Jangan rindukan aku nee". Ucap jongin sambil melambai lambai murahan pada sehun.
