Sehun menghempaskan tubuhnya ke bed dengan sprai krem itu begitu saja.
Namja ini mengurut pelipisnya perlahan.
Sehun tau bagaimana besarnya jisoo menyukai joohyuk, sekarang karena dirinya jisoo pasti sedih sekali.
Apalagi tadi joohyuk sempat mengatakan akan memutuskan yeoja itu, sehun sendiri sangat kaget. Mengingat bagaimana jisoo membicarakan joohyuk setiap hari membuatnya kalut. Ia sangat merasa bersalah.
'Zzrrttt.. Zrrrtt..'
Sehun melihat kearah ponselnya.
'Nayeon'.
Ia kembali menutup matanya sambil terus mendengarkan dering ponselnya. Sama sekali tak berniat mengangkatnya.
Getaran di ponsel itu sudah berlangsung sekitar tiga atau empat kali panggilan, sehun beranjak lalu mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi
Ia membuka tiap kancing kemejanya, dilanjutkan dengan tali pinggang dan celana kain yang dipakainya.
Klik.
Derai pancuran air dari shower menerpa wajah namja ini. Ia menutup mata sambil memakai shampo di rambutnya.
Baru saja sebentar ia merasakan hidup, dan dalam sepersekian detik hal itu kembali diambil darinya.
Setelah selesai mandi, sehun memakai piamanya dan mengambil laptop untuk bekerja sebentar sebelum tidur.
Bagaimana ia harus meminta maaf terus berputar putar di fikirannya.
Apa jisoo sudah pulang?
Ah besok saja lah minta maafnya.
.
.
.
Paginya, at 07.30.
Jisoo turun dengan setelan yang rapi. Ia memakai jas pink soft dengan baju dalam krem dan juga celana krem.
Rambutnya ia ikat tinggi, dengan anting dan kalung penampilannya terlihat sangat cantik.
Jisoo melihat kearah sehun yang sedang memanggang roti isi ham dan sayur.
Seperti biasa, sarung tangan teddy bear dengan celemek yg sama melekat di namja itu.
Jisoo baru saja ingin menyapa sehun saat namja itu berputar posisi untuk meletakkan roti isi hangat itu diatas meja, tetapi karna sehun tidak melihat kearahnya, tangan jisoo yg awalnya sudah sedikit terangkat ia turunkan lagi dengan canggung.
Jisoo duduk di kursinya, sehun melepas celemeknya dan membawa dua gelas orange juice bersamanya.
Setelah meletakkannya didepan jisoo, sehun memakan roti isinya.
Jisoo melirik kearah sehun dan juga makanannya.
Kenapa atmosfernya jadi berbeda begini?
Perlahan jisoo juga memakan makanannya.
Sawi segar berlapis ham lembut dengan saus tomat itu seperti menari nari di lidahnya. Harusnya sehun jadi chef saja. Bagaimana bisa dia perfect dalam segala hal sih?
Sudah tampan, attitude bagus, bisa masak, dokter, CEO pula. hidupnya pasti keren sekali.
Lamunan jisoo buyar saat sehun selesai makan dan meletakkan piring nya di wastafel.
"Bi..biar aku saja oppa". Tegur jisoo.
"Hm. Baiklah".
Sehun berlanjut mengambil jas nya,
