Sudah beberapa hari Jingga masih terbaring lemas di Rumah Sakit tanpa membuka maniknya, bibir ranum itu masih terkatup tanpa ada tanda kehidupan. Mungkin akibat kecelakaan itu terdapat luka dalam ataupun juga luka psikis__entahlah.
Hanya pemandangan Jarum infus tertancap kokoh dipunggung tangannya, kening yang telah terbalut perban dan diwajah cantiknyapun terdapat beberapa ruam biru di pelipis dan di tangan putihnya.Orangtua, dan saudara lelakinya masih menunggui kesayangannya itu, secara bergantian mereka berada di kamar untuk memastikan keberadaan mereka saat si cantik nanti bangun.
"E-Eonma..."
Lirih Jingga, saat kesadarannya mulai berkumpul mencari-cari sosok yang dituju itu.
"Iya sayang, eonma disini"
Wanita paruh baya itu memeluk tubuh putrinya yang masih lemas. Sesekali mencium rindu kening Jingga saat manik gadisnya itu terbuka.
"Eonma sakit"
Keluh gadis itu mengaduh pada ibundanya. Saat seperti ini entah kenapa gadis berwajah bak putri di cerita dongeng itu merasa bahagia. Setidaknya perhatian orangtuanya hanya tertuju pada gadis manja itu.
"Dimana Appa dan Jin?"
Tanyanya saat netranya tak mendapati sosok yang dirindukan saat ia tengah bersafari panjang di alam bawah sadarnya.
"Appa dan oppamu sedang mengurus administrasi, nanti mereka segera datang"
Jelas ny. Kim mengelus puncak kepala putrinya, menuangkan rindu dan kelegaan pada gadis manis itu.
"Eonma peluk aku, aku merindukanmu"
Betapa manjanya gadis itu, memanfaatkan sakit yang sebenarnya terhitung luka ringan agar menarik perhatian orangtuanya. Dia ingin dimanja rupanya. Jelas saja, pasalnya ibundanya itu suka sekali mengomel dan membela kakaknya itu ketimbang dirinya. Jadi sakitnya ini adalah waktu yang tepat mendapatkan perhatian penuh dari kedua bibitnya itu.
.
."Si bodoh ini sudah bangun rupanya"
Celetuk Jin saat kembali keruangan itu bersama Ayahnya, mendapati adik perempuannya sudah sadar. Jemarinya gemas mencubit pipi merah adik kesayangannya itu. Betapa leganya dia melihat senyuman si gadis yang menyebalkan. Ternyata pemuda itu merasa rindu juga, Dan setidaknya dia sekarang mensyukuri keberadaan gadis yang terkadang sangat cerewet ini menjadi adiknya.
Sedang ayahnya menatap lega sang putri yang masih merengek pelukan kepada sang bunda enggan melepasnya cepat-cepat. Rasa takut yang berkecamuk pada hati pria itu melebur menjadi kebahagian saat gadis yang biasa ia timang-timang kini telah bugar. Syukurlah.
Jingga masih terbaring di ranjang Rumah Sakit sesekali manik jelaganya mengintip keberadaan seseorang. Dimana pemuda itu?
Masih jelas di ingatannya saat tubuhnya berada dalam kungkungan si adam bermanik biru, Perasaan apa itu?
Jantungnya berdegup seratus kali lipat, seolah terdapat gelenyar di lembung hatinya terdalam, pelukan itu terasa hangat. Kendati tubuhnya merasakan sakit yang teramat karena kecelakaan kemarin.
Kenapa juga pemuda yang dia anggap pongah itu tiba-tiba datang menolongnya.Gadis itu berjelengit saat jemari kakaknya menyodorkan jeruk manis yang telah dikupas dan tinggal disantap itu.
"Makan ini, agar kamu cepat sembuh dan punya tenaga untuk berteriak-teriak lagi"
Celoteh Jin jemarinya masih menyodorkan buah manis yang belum juga dilahap kesayangan yang maniknya malah memelototi dirinya dan tangan mungilnya mencubit pinggang kakakknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future
FantasyPernahkah kau mengalami Dejavu yang berulang kali? Pernahkah juga kau jatuh cinta pada wajah yang hanya kau temui dalam dunia mimpimu saja?