chapter 20

126 10 2
                                    

Remang-remang cahaya pagi mendilik dibalik kelambu yang sepertinya masih ingin membiarkan sejoli itu berpadu kasih. Masih enggan memburai mimpi indah sepasang pribadi rupawan dibalik selimut bertekstur halus itu.

Di petakan apartement bernuansa hangat penuh dengan ornamen kemaskulinan milik pemuda Taehyung itu hanya berisi dua anak manusia yang masih dengan acara tidur di ranjang nyamannya. Taehyung dengan penampilan dada bidang terumbar, mendekap erat sang jelita dalam kungkungan seolah takut miliknya itu diculik oleh Dewa jahat yang iri akan kebahagiannya. sedang sang Dewi masih bergumul dalam lengan hangat yang tak membiarkan ia menjauh barang sesenthipun, masih dengan saling memeluk dan tenggelam dalam buaian alam bawah sadar, hingga nada bergetar di telepon milik gadis Jingga berbunyi nyaring.

Jingga mengangkat malas, masih dengan mata setengah terbuka, semakin menautkan lengannya ketubuh sang Adam yang masih pulas, kadang pula suka mengendusi wangi pucuk rambut gadis itu, seperti telah menjadi kebiasaan Taehyung sekarang ini.

"Yah Jin, baiklah, aku secepatnya datang ke Lab Future bersama Taehyung"

Pelan-pelan gadis itu membangunkan sang kekasih dengan menciumi tubuh pemuda dibalik selimut yang seksinya tidak manusiawi. Bayangkan saja, pagi-pagi matany terberkerkati akan suguhan pemandangan wajah bayi besar nan lugu, dibalik tubuh kekar diberkati semburat otot yang membuat seluruh wanita mampu kepayang__sampingkan suara dengkuran yang mampu di dengar oleh cicak-cicak di rumah tetangga.

"Tae, bangun. Jin menyuruh kita datang menemuinya pagi-pagi"

Suara Jingga mengudara, dibarengi hembusan halus kelewat mesra oleh seorang Taehyung. Maniknya terbuka, namun ia gunai untuk menatapi wajah sang kekasihnya saja, masih memirsa kecantikan paripurna dari seorang Jingga. Dia mendekap penuh sukur tubuh gadis itu, menenggelamkan wajah di ruas leher sang kekasih, menghantarkan nafas yang lagi-lagi membuat gadis itu meremang, tak tahan dengan sensasinya.

"Aku akan mandi dulu, cepat bangunlah"

Gadis itu ingin segera bangkit, menghentikan pergerakan sang Adam yang selalu saja tak pernah puas meskipun dua hari ia terkurung di apartemennya ini.

"Tidak, kita mandi bersama saja"

Suara bariton setengah serak pemuda itu mengulas, lantas berjingkat dari ranjang, membawa tubuh gadisnya dalam gendongan, memasuki pintu persegi yang kini seolah telah menjadi saksi dua anak manusia itu melewati malam penuh dengan gelora keerotisan.

"Yakkkkk Tae , Jangan lakukan!"

"Hanya berendam bersama saja sayang, sebentar saja yah"

"Taeeeeee"

"Taeeeeee"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 

                               °°°

     
Seokjin masih tak bergeming, maniknya tak sedetikpun beralih dari layar plasma ajaibnya. Menggulirkan meja tembus pandang yang kini rasanya menjadi kegiatan primer dalam kesehariannya kini, dan lihatlah sekarang, semua kerja kerasnya selama ini hampir memberikan hasil sempurna hanya tinggal menunggu waktu saja.

FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang