"Jingga sebenarnya aku kesini menemuimu, karena aku benar-benar tidak sanggup menahan rasa rinduku ini padamu"
.
.
.
Tubuh Jingga tenggelam dibalik selimut tepat setelah deburan mesin mobil Jungkook merajah pergi meninggalkan pelataran rumahnya. Hatinya kembali dengan gejolak yang begitu susah diterka setelah pertemuannya dengan Taehyung. bagaimana bisa pria bermata biru safir itu menggugurkan gunungan kebencian dihati Jingga hanya dengan menatap wajah teduhnya. Bagaimana bisa janji untuk melupakan ayah dari jabang bayinya ini, luruh tak tahu diri bersamaan kejut rasa yang kembali Jingga rasai. Apa yang ia harus lakukan?Ada rasa sakit sekaligus kerinduan atas kilasan peristiwa pertemuan tadi dengan Taehyung. Merasa bodoh sekaligus menyedihkan karena sampai sekarang, bagaimana ia masih bisa tergila-gila dengan kerupawanan pria tersebut.
Sang malam seolah turut menertawakan betapa hebat sang takdir mempermainkan wanita itu. Bersaksi atas pribadi yang tengah terkoyak angkuhnya hanya dengan menatap mata yang berkali-kali membangkitkan debar rasa. Jelita itu hancur berpuing-puing, namun lihat betapa deburan jantungnya masih berdetak kencang hanya dengan memikirkan aroma tubuh dari pria yang amat ia rindukan. Ya, panggil saja Jingga pembohong ulung dan manusia paling bodoh, karena sampai saat ini nyatanya, ia masih mencintai pria yang telah merenggut nyawa kedua orangtuanya. Dia tak bisa meniti janjinya untuk melupakan Taehyung. Benar-benar merasa buruk setengah mati, bahkan ia sangat membenci dirinya yang lemah seperti ini.
Sang calon ibu itu, memilih duduk dengan punggung menempel dikepala ranjang. Mengusap perutnya bersamaan tangisan pilu atas pergulatan batin yang tengah ia rasai. Turut merasa bersalah atas perasaan yang tengah bergejolak. sumpah demi apapun Jingga ingin sekali membenci paras malaikat itu. Tetapi kenapa tidak bisa?
Untuk kesekian kali air matanya luruh begitu saja dari mata coklatnya. Bersamaan sesak yang semakin menjalari seluruh tubuhnya, pun merasa teramat kasihan atas diri dan hatinya. entah dosa apa yang pernah ia lakukan di kehidupan sebelumnya, sampai ia patut mendapat cobaan terlampau berat dari sang empu kehidupan seperti ini.
Tangisnya terhenti bersamaan deritan kayu persegi yang menampilkan pribadi Kalali tengah merangsek ke kamar wanita tersebut. Yah, gadis itu sering menghabiskan waktu untuk sekedar menemani Jingga agar tak merasa kesepian di rumah sebesar itu. Dan lagi, gadis berkulit pualam tersebut, semakin khawatir sejak mengetahui kehamilan sang sahabat.
"Apa ada sesuatu terjadi padamu Ji?"
Tanya Kalali dengan suara teduh khas seorang ibu yang khawatir kala anaknya menangis. Mengusap penuh afeksi pada tangan dingin sang sahabat.
"Aku bertemu Taehyung saat makan malam tadi Kal"
Terang Jingga saat merasakan tangan Kalali mengusap airmata di pipinya. Sesapan hangat sentuhan itu membuat hatinya sedikit membaik. Demi apapun, ia merasa beruntung, setidaknya Kalali dan Jungkook tak pernah meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future
FantasyPernahkah kau mengalami Dejavu yang berulang kali? Pernahkah juga kau jatuh cinta pada wajah yang hanya kau temui dalam dunia mimpimu saja?