Setelah anak manusia merasa hampir kehilangan sesuatu yang berharga, barangkali mereka akan lebih menghargai atensi pribadi itu. Kadang manusia hanya merasa bosan bukan karena enggan bersyukur.
Dan juga Sejatinya manusia tak luput dari rasa takut akan kehilangan sesuatu yang berharga. Pun para insan itu mempunyai bermacam cara mencegah dirinya dari perasaan tersebut. Entah itu merelakan dengan hati besar atau mengantisipasi dirinya sebelum candu pada sesuatu.
Seperti yang tengah dialami gadis beraura sehangat senja itu, dia sungguh dilema akan merasakan candu pada sesuatu yang sebelumnya dia amat benci.
Dia candu menatap binar indah di manik biru pemuda yang selalu membuatnya kesal.
Dia candu akan perasaan nyaman saat bersandar di rengkuhan pemuda itu.
Dia candu dengan nada ketus bak letupan kembang api yang kadang membuat emosinya melonjak.
Dia sungguh candu, entah sejak kapan?
Gadis kesayangan keluarga Kim itu kini tengah berbaring di kamar yang dirindukannya selama di Rumah Sakit. nalarnya tengah menafsir arti sebuah perasaan yang berkecamuk di palung hatinya saat ini.
Cinta?
Oh tidak, Cinta itu terlalu rumit baginya. Dia butuh sesuatu yang lebih sederhana. Semisal rasa nyaman saja. Dia mencoba mengeja seluruh perasaannya kepada pemuda itu.Kenapa akhir-akhir ini ia amat suka aroma khas pemuda itu yang dirasanya seperti kesegaran embun pagi.
Dia sangat menggandrungi sirat jelaga pemuda itu yang lebih terkesan dingin namun membuatnya kepayang.
Dia suka, ya Jingga sangat suka..
.
.Hari ini Jingga telah keluar dari Rumah Sakit karena kesehatannya telah membaik. Kepulangannyapun disambut bahagia oleh keluarga tercintanya. Hingga ibu dari gadis itu telah bersusah payah memasak semua makanan kesukaan anak kesayangannya. Sekaligus menjamu para tamu nanti dengan hidangannya yang terbaik.
Malam ini orangtua gadis itu sengaja mengadakan sebuah pesta kecil di rumah Jingga, menyambut kepulangan anak gadis tercintanya. Nyonya Kim Hyekyo tengah berkutat di dapur dengan perlengkapan masaknya, sedang ayah dari gadis itu Tuan Kim Gongyoo sedang menyibukkan diri di meja kerja yang berada tak jauh dari ruang tamu. Kim Seokjin masih berada di ruangan rahasia atau apalah itu namanya. Intinya ruangan khusus meracik resep gilanya mengintip Masa Depan.
Jungkook, Kalali, dan tentu saja si tampan Kim Taehyung, telah merapatkan barisan menunggu titah si Tuan rumah untuk membariskan diri di meja makan. Layaknya rakyat biasa, mereka duduk sopan di ruang tengah menunggui si putri jelita keluar dari singgasananya.
"Eonma apakah makanannya sudah siap? Perutku sudah tidak bisa di ajak kompromi lagi"
Keluh anak sulung di keluarga itu saat Indra penciumnya merasakan harum semerbak masakan sang ibu yang membuatnya keluar dari bilik persembunyian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future
FantasiPernahkah kau mengalami Dejavu yang berulang kali? Pernahkah juga kau jatuh cinta pada wajah yang hanya kau temui dalam dunia mimpimu saja?