chapter 32

188 11 2
                                    

"Cinta adalah kuatmu dalam bertahan,
Tapi lepaskanlah jika kuatmu tak dihargai."

Beruntung Taehyung tidak memegang petuah salah satu teman dekatnya tersebut, bahkan tak pernah sekalipun ia menyerah dan berfikir ingin melepas wanita yang kini menjadi ibu dari anak-anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beruntung Taehyung tidak memegang petuah salah satu teman dekatnya tersebut, bahkan tak pernah sekalipun ia menyerah dan berfikir ingin melepas wanita yang kini menjadi ibu dari anak-anaknya. Memikirkan Jingga tersentuh oleh pria lain saja, rasanya hampir mati, maka tidak ada alasan lain ia bernafas, kecuali hanya untuk mencintai wanita yang terkadang membuatnya hampir gila saking memujanya.

Masih teringat, bahkan Taehyung benar-benar hampir mencelakai dirinya sendiri, saat perasaan rindu begitu menggebu kala merasa betapa inginnya ia memeluk tubuh kekasihnya. Hampir saja, ia berfikir bukankah mencintai seperti ini akan terasa lebih sakit daripada mati.

Seberapapun Jingga mengabaikan dirinya, sesering apapun wanita itu menyakitinya, ia tetaplah Taehyung yang bodoh dan kokoh akan perasaan itu.

Seperti Tuhan memang telah menggariskan dirinya hidup, hanya untuk mengabdikan perasaannya untuk Jingga.

Dan kini bukankah sangat wajar, jika dirinya begitu bersyukur setiap detik bisa menikmati dan memirsai paras anggun wanita yang tengah bersandar dalam dekapnya saat ini, dengan semangkok besar popcorn di tangan. Melihat acara televisi, dengan diselingi percakapan kecil dan gelak tawa seperti ini saja Taehyung merasa bahagia. Baginya, menghabiskan waktu bersama sang tambatan hati adalah hal yang selalu ia syukuri.

Cuaca diluar memang sedikit dingin, maka menenggelamkan tubuh di balik selimut bersama, menonton acara drama romantis yang harus Taehyung nikmati atas perintah dari Jingga adalah acaranya malam ini. Sebenarnya, Taehyung tidak terlalu menyukai acara menye-menye seperti itu, ia lebih suka memanjakan matanya untuk sebuah acara yang membahas tentang pengetahuan, adventure, pokoknya tentang hal yang berbau kemaskulinan. Tapi, kebersamaannya bersama Jingga, menikmati saat dimana sang istri tertawa, menangis, terbawa perasaan oleh drama itu membuat dirinya betah berlama-lama di depan televisi, meninggalkan pekerjaan yang sedikit menumpuk di meja. Taehyung sangat menyukai waktu yang ia habiskan untuk sekedar menyesap aroma tubuh Jingga yang selalu betah ia peluk seerat ini.

"Bukankah kita harusnya berkencan, selagi Jemi dan Jes sedang bersama pamannya"

Taehyung mengalihkan perhatian Jingga dari layar, tersenyum penuh goda seraya mengerlingkan satu mata kala Jingga menaruh minat pada ajakannya. Belum sampai lima menit, yang diajak bicara antusias bangkit dari baringnya lantas segera memilah baju yang ingin ia pakai.

"Sepertinya tawaranmu tidak boleh dilewatkan begitu saja Tae, cepatlah selagi anak-anak belum mencariku?"

Taehyung tersenyum seraya bangkit memeluk tubuh belakang sang istri saat wanita cantik itu membuka kaos oblong milik Taehyung yang ia kenakan lantas mengambil gaun hitam bercorak bunga untuk membalut tubuh pualamnya.

"Jess dan Jemi juga pasti bersenang-senang dengan Seokjin. Ayo cepat ganti pakaianmu"

Titah Jingga tak sabaran, saat suami malah semakin menduselkan hidungnya ke leher sang istri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang