Jingga masih tertegun memandangi dirinya di balik pantulan cermin. Merasa kelu sendiri, betapa takdir telah mempermainkan dirinya sejauh ini. Siapa nyana, pria yang selama ini nyaris ia benci, justru menjadi penyelamat nyawanya. Pribadi itu rela dirinya menjadi korban dari segala kebiadapan tangan orang-orang tak bertanggung jawab. Pun sang pemilik hatinya itu secara suka rela membiarkan dirinya menjadi tokoh penjahat di kisah hidup seorang Jingga.
Namun hatinya bersaksi, seberapapun Jingga mencoba menghapus semua ingatan tentang Taehyung, dirinya tak pernah bisa. Rasa cintanya lebih menggunung dari pada serpihan rasa benci pada sosok tersebut. Dan jangan tanyakan, seberapa merana wanita bermata coklat itu tanpa kehadiran Taehyung disisinya. Padahal segala daya dan upaya telah ia lakukan hanya untuk menyangkal jika Taehyung sudah tak pantas bertandang di hatinya. Tapi apa boleh buat, semua usaha itu gagal jauh sebelum dirinya mengetahui sekelubung misteri yang takdir coba tutupi.
Dan tentu bisa diketahui, sebesar apa rasa bahagia dirinya saat ini tengah mengenakan gaun pengantin yang sempat ia pesan saat rencana pernikahan yang hampir gagal dengan Taehyung jauh-jauh hari sebelum kecelakaan tragis itu terjadi. Gaun putih nan anggun yang hampir saja tak sempat ia kenakan harus sedikit diperbaiki mengingat gumpalan perut Jingga tak muat menyembul dalam balutan putih berenda tersebut.
Jingga sempat berseteru dengan Taehyung, ingin menikah setelah melahirkan saja katanya, karena jika dipaksakan akan sedikit merepotkan. Namun Taehyung tetap kekeh ingin menyegerakan pernikahan. Pria itu benar-benar tak ingin menunda apalagi setelah melewati pergumulan hati yang luar biasa merana. Ia hampir kehilangan Jingga, dan tak mau itu terjadi untuk kedua kalinya.
"Lihatlah, perutku ini membuat gaunnya tidak muat di tubuhku. Lihat Tae, pipiku membuat aku tidak cantik lagi"
Protesnya kala Taehyung turut menatapi dirinya dalam pantulan cermin yang sejajar dengan tubuh. Pria itu hanya menggurat senyum teduh kala menyaksikan betapa sang calon istri yang hampir tak jadi ini masih terlihat cantik seperti saat pertama kali ia bertemu.
Tangan gagahnya mengelus jentik sang hawa yang telah tersemat cincin pernikahan atas nama dirinya. Bersenandung dalam riuhan denyut nadi yang turut bersaksi betapa pribadi tersebut sangat mencintai Jingga dan bersumpah akan mati jika Jingga tak ada di dunia ini lagi.
"Kau masih cantik dan akan selalu cantik ibu dari malaikat kecilku"
Pria dengan setelan tuxedo hitam tersebut turut mencubit gemas pengantinnya yang memberenggut kala protes dengan pipi gembil yang luar biasa beratnya. Menurut Jingga, ia sudah tak cantik, pipinya mengganggu penampilannya, pahatan mancung hidungnya turut tenggelam karena benjolan pipi marshmallow manis itu, belum lagi buntalan perut yang menyokong dirinya semakin buruk rupa dan merasa jika mungkin saja hanya ia satu-satunya pengantin yang tak cantik di hari pernikahan.
Pribadi dengan setelan hitam dan dengan sedikit gaya rambut yang sengaja menampilkan kening putihnya tersebut, masih menunggui sang Dewi dalam gaun berwarna putih dengan sedikit brokat dan renda bunga, tengah bergumul dengan suasana hati kala memirsai dirinya dalam pantulan cermin. Enggan bergeming dengan dalih dirinya tak siap bertemu para tamu yang sudah menunggui mereka berjalan di atas altar pernikahan sejak dari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future
FantasyPernahkah kau mengalami Dejavu yang berulang kali? Pernahkah juga kau jatuh cinta pada wajah yang hanya kau temui dalam dunia mimpimu saja?