chapter 19

120 5 0
                                    

"baiklah Kalali, aku akan segera kesana"
.
.
.

Bibir merah muda pemuda Taehyung menyesap cairan caffelatte yang masih mengebul embun hangat, meneguk perlahan menikmati manis. lantas menopangi cangkir besar berwarna putih di juntaian lentik panjangnya. ditatapnya gadis di seberang meja yang masih melingkari jarinya ke cangkir besar juga.

"Apa kau sudah mengatakan semuanya pada Jingga?"

Kalali membuka bibir ranum menyesap kopi miliknya, meletakkan cangkirnya itu ke meja kaca yang menghantarkan dentingan.

"Belum, aku takut dia tidak akan mengerti semuanya"

Pemuda itu menggeleng pelan, memainkan jentik panjangnya bermain-main di pucuk cangkir.

"Kau harus segera mengatakan semuanya Kim, dia perlu tahu apa yang terjadi"

Gadis Kalali itu menimpali, mengeratkan kaitan tapak halusnya ke cangkir hangat diatas meja, sedang bibir kecilnya kembali menyesap cairan pekat itu.

"Aku belum siap, aku takut akan menyakitinya. Dan semua ini akan terlalu tiba-tiba jika aku mengatakannya sekarang"

Tukas Taehyung, manik birunya menilik jam tangan yang tersemat di lengan kirinya. Mungkin sudah satu setengah jam dia meninggalkan Jingga di apartement, mengkhawatiri kalau-kalau si jelita itu telah pergi lagi. Semoga saja tidak.

.
.

Sepasang mata secantik bintang sirius Jingga terbuka sempurna, saat sengatan mentari di balik kelambu abu-abu itu menyentil lapisan kulit mulusnya, menilik ke seluruh penjuru ruangan mencari sosok pemuda yang semalam membawanya kepuncak kenikmatan__Ah sudahlah, Jingga takut menginginkannya lagi.

Sedang hanya ia temukan pemandangan sepotong sandwich dengan isian daging dan telur dadar dibaluri mayonaisse, dan secangkir cappucino buatan mesin kopi yang Taehyung punyai, tersaji sempurna diatas meja marmer. Tersemat pula setangkai mawar putih beserta sepucuk surat dipinggiran piring putih.

🍂Selamat pagi sayang, aku ada urusan sebentar. Habiskan makananmu dan tidurlah lagi. Aku akan segera kembali 🍒

Senyum gadis itu terbit saat membaca pesan dari sang kekasih. isi kepalanya bermain liar dengan permainan malam tadi. Otaknya kembali meracau entah sudah dimana. Sadarkan kewarasan Jingga saat ini, Kenapa sang kekasih bisa setampan itu saat tubuh kekarnya berada diatas tubuhnya semalam, cukup, cukup!

Dihabiskannya makanan yang telah dibuat Taehyung itu dalam beberapa kali gigitan saja. kekasihnya itu memanglah chef terbaik didunia ini, apapun bahan makanan yang diolah dengan sembarang pun akan tetap lezat di perut si gadis.

Seketika tungkai jenjangnya berlari kecil saat rungunya mendapati bunyi 'beep' tanda kedatangan seseorang dari balik pintu persegi itu.

"Apa kau makan dengan baik?"

Pemuda pemilik ruangan itu tersenyum sipit menerbitkan senyum kotak khasnya, menjulurkan lengan kepinggang ramping Jingga, sedang gadis itu merangkul manja seolah sudah berapa tahun tak bertemu sang pujaan hati. Seketika bibirnya meringis sakit saat mendapati bagian bawah tubuhnya tak sengaja tergesek oleh juntaian tangannya sendiri.

"Apa masih sakit?

Taehyung menanyai sang kekasih yang tentu ia ketahui penyebab gadis itu meringis. Apalagi, tentu saja efek permainan semalam yang kelewat panas dan lagi, itu adalah pertama bagi gadisnya.

Jingga mengangguk pelan, yang dibalasi Taehyung dengan segera menggendong tubuh si jelita dalam satu dekapan, membawanya pelan seperti menggendong seekor anak koala, membaringkannya kembali ketempat yang menurutnya lebih aman__apalagi, tentu saja ranjang empuk itu!

FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang