chapter 11

160 10 0
                                    

Beberapa orang menyukai saat dimana hujan salju turun...

Beberapa orang juga benci dengan gumpalan kecil putih itu...

Aku termasuk golongan yang membencinya..

Romantis,
Pelukan hangat,
Ciuman panas,
Semua tidak ada di Kamus hidupku..

Romantis,Pelukan hangat,Ciuman panas,Semua tidak ada di Kamus hidupku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam ini langit memuntahkan salju pertama di tahun ini.
Cuaca dingin, jalan ditutup sana-sini karena licin, dan masih banyak lagi masalah yang disebabkan oleh hujan salju, segelintir alasan semu itulah aku amat benci salju.

Mungkin bagi pasangan yang masih dalam masa roman picisannya, salju akan menjadi alasan mereka melakukan hal romantis, Ice skating misalnya.
atau saling melempar bongkahan benda putih itu kesatu sama lain, persis seperti adegan memuakkan di drama. yah, mungkin hal sekonyol itu bisa membuat mereka bahagia.

Tapi tidak bagiku!

rasanya aku lebih baik berbaring di ranjang seharian tanpa melakukan kegiatan apapun yang membosankan. Aku benar-benar benci salju. Salju hanya membuat tubuhku kedinginan, dan alasan utamanya karena aku tak mempunyai pasangan__iyah, aku akui aku iri dengan mereka. Puas?
.
.

Hari ini karena cuaca semakin memburuk, kantor kami sengaja di tutup. Banyak faktor pula yang mengharuskan kantor kami tak melakukan kegiatan apapun.

Bukan berarti aku bisa sering bertemu dengan kakakku. Jangan tanyakan dia. Jin masih tetap dalam dunia yang diciptakannya sendiri. Meskipun kantor kami sedang tutup, Jin mempunyai ruangan khusus di rumah ini. Ruangan itu adalah kantor keduanya. Sejak dia mempunyai keinginan melihat 'Masa Depan' dia benar-benar tak menyiakan sedetikpun tanpa alat-alat canggihnya.

Layar sentuh selebar 88 inch dengan resolusi 33 juta piksel yang terpasang gagah ditembok ruangannya, dilengkapi dengan keyboard canggih berbentuk meja tembus pandang, dan benda elektronik penunjang lain selalu menjadi teman setianya. Entahlah apa yang dia kerjakan sekarang ini. Mungkin juga tengah mengotak-atik benda pusakanya itu.

Kim Taehyung?

Ah, ngomong-ngomong dia sering berkunjung kerumahku. Maksudku mengunjungi Jin. Tentu saja, dia kan orang yang akan membantu Jin merealisasikan mimpinya. Bukankah dia orang pintar yang akan melakukan keajaiban dunia kedelapan__katanya!

Seperti saat ini, mereka sedang khusyu mengotak-atik layar yang entah bagaimana cara kerjanya hanya mereka yang tahu. Aku kan bodoh dan malas, jadi tentu saja otakku tak menyanggupi jika harus bergumul dengan kegiatan mereka. Aku lebih memilih memecahkan rumus aritmatika atau menjabarkan anatomi tubuh manusia ketimbang berurusan dengan layar yang membuat pening itu.
.
.

Aku merebahkan malas tubuh ini di sofa ruang tengah dengan menyelonjorkan kakiku di ujung sofa sana, sedang jemariku telah sigap menjaga remote agar ibuku tak leluasa mengganti stasiun televisi menjadi Telenovela kesayangannya. Jangan heran kelakuan ibuku menjadi sedikit bar-bar dan hafal betul dengan nama-nama siapa itu: marimar, Betty la fea, Pedro, Fergusso?
oh ya ampun gara-gara ibuku aku terjangkit serial televisi itu.

FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang