Fly

3K 139 1
                                    

Cassey menatap gedung perkantoran di depannya dengan bingung,

"Kau ingin melamar pekerjaan disini?" Cassey menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dia bingung.

"Kau ingin kita kencan disini?" Zack tersenyum mendengar asumsi yang difikirkan oleh otak cantiknya Cassey, Zack menggenggam tangannya Cassey.

Menariknya untuk masuk kedalam gedung,
"Kau akan tau nanti sugar." Zack masih menggenggam tangannya Cassey dengan erat, walaupun di dalam lift.

Mata Cassey membelalak, menatap sebuah helikopter setelah pintu lift terbuka.

"Hati-hati, dressmu terbang." dengan cepat Cassey langsung menekan dressnya agar tidak tersibak akibat angin kecang dari baling-baling helikopter yang berputar itu. Zack terkekeh, dia langsung memeluk Cassey.

Membimbingnya berjalan mendekati helikopter, namun tetap memeluk tubuhnya Cassey dengan erat.

Cassey menatap seluruh isi helikopter itu dengan takjub, bahkan dia tidak menyadari Zack sudah duduk di sebelahnya.

Zack memasangkan sebuah earphone pada Cassey, Cassey menoleh. Menatap takjub sekaligus heran, pada Zack yang terlihat sibuk menekan beberapa tombol.

"Kau akan menerbangkan ini sendiri? Kau bisa naik helikopter?" Zack terkekeh,

"Nikmati saja sugar, ini penerbangan pertamaku bersama orang lain." Cassey berdecak kagum, hatinya terasa melambung mendengar penuturannya Zack.

"Aku merasa terhormat, menjadi penumpang pertamamu." jujur Cassey yang membuat Zack tersenyum.

"Jika kau takut, kau bisa pegang lengan tanganku." Cassey menggeleng, tentu saja dia tidak akan mengganggu. Dia masih sayang nyawa, untuk sekedar mati karena pesawatnya jatuh. Hanya karena dia mengganggu kegiatan Zack yang sedang mengendalikan kemudi.

Setelah itu, Zack berbicara yang tidak dia mengerti. Yang jelas, Zack bukan bicara padanya, tapi pada pengendali atau entah apalah. Orang yang memantau helikopter mereka,

"Bagaimana rasanya?" Cassey menoleh, menatap Zack dengan binar senang di matanya.

"Aku terbang, aku senang. thank's Zack." seru Cassey sambil menekan microphone pada earphonenya. Agar Zack mendengarnya dengan jelas, Zack terkekeh mendengarnya.

Dengan cepat, Cassey mengecup pipinya Zack. Mata Zack membelalak, dia menatap Cassey dengan kesal. Jika bukan karena dia sedang mengendalikan helikopter, dia pasti akan membalas Cassey dengan ciuman panas.

 
                      ========
 

Zack merogoh handphonenya yang bergetar pada saku jaketnya, dia menatap layar handphonenya dengan bingung. Siapa yang menelefonnya?

"Halo?"

'Sayang?! kenapa kau tidak juga menghubungiku, untung aku saat itu mencatat nomor ponselmu.'

Zack menatap bingung ponselnya lagi,

"Maaf, ini siapa?"

'Astaga, kau tega sekali melupakan malam panas kita seminggu yang lalu. Aku Jesyca,' Zack mengerutkan keningnya bingung, seminggu ini dia tidak hanya meniduri seorang wanita.

Dia bahkan tidak ingat nama maupun wajahnya mereka,

"Maaf, kelihatannya anda salah orang." Zack mematikan handphonenya, menghentikan rengekan wanita yang baru saja menelefonnya.

"Siapa?" tanya Cassey setelah Zack masuk kedalam Ferarry merahnya, Zack menggedikkam bahunya acuh.

"Penggemarku," Cassey tertawa, penggemar?

"Setauku, kau bukan artis." Zack tersenyum, menghadap ke arah Cassey. Seolah sedang menebarkan pesonanya.

"Aku tampan, aku kaya, jadi. Tanpa menjadi artispun, aku punya banyak penggemar. Cassey tertawa, jika orang lain pasti akan jengkel mendengar ucapan sombongnya Zack.

Tapi, yah. Cinta itu buta, bahkan jika Zack jatuh ke dalam pembuangan sampah. Dia juga masih tenyukai Zack, lagipula apa yang dikatakan Zack tidak salah.

Dia punya segalanya,
"Kita akan kemana, masih jauh?" Cassey menatap Zack, kasihan. Beberapa menit yang lalu Zack mengemudikan helikopter selama beberapa jam.

Dan kini Zack langsung mengemudikan mobilnya.

"Sebentar lagi, kau akan menyukainya." Zack menarik tangan kirinya Cassey terus menggenggamnya erat, sesekali mengecup tangannya Cassey dengan ringan.

Cassey? jangan tanyakan, kini dia hanya bisa diam sambil berusaha menenangkan detak jantungnya yang berlomba-lomba.

My Lovely Bastard [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang