Los Angeles

2.9K 153 1
                                    

Cassey terus menatap ke luar mobil dengan takjub, tak jarang pula dia berdecak kagum ketika melihat hal yang belum pernah dilihat. Bagaimanapun, dia bahkan tidak pernah berfikir untuk berkunjung ke kota Hollywood ini.

Zack terus mencuri pandang pada Cassey yang sibuk mengagumi prmandangan kota,

"Ini kota kelahiranku," Cassey menoleh, menatap Zack dengan heran.

"Wow, lalu kenapa kau bisa terdampar jauh di New York? tidak mungkin, kan jika kau bosan tinggal di Los Angeles?" Zack terkekeh, bagaiamana orang bisa bosan hidup di kota yang indah ini.

"Tentu bukan, aku bahkan baru tiga tahun ini pindah ke New York."

"Oh! Berarti kau pindah ke New York karena sekolah?" Zack menggedikkan bahunya,

"Yah, itu juga termasuk alasan. Kau tidak lelah?" Zack mengalihkan perhatian, dia tidak suka membahas kenapa dia bisa di buang sementara oleh Mommynya di New York.

"Tidak, apa kau lelah? Dari tadi kau terus mengemudi, jika lelah istirahat saja dulu." Zack menggeleng,

"Aku biasa perjalanan jauh dan mengemudi, jika kau lelah. Kau bisa tidur, masih cukup jauh tempatnya."

"Sebenarnya kita akan kemana?"

"Suatu tempat yang bagus untuk bermain, aku sudah lama juga tidak kesana."

"Jadi, kau juga pernah kesana bersama pacarmu sebelumnya?" Zack terkekeh mendengar nada tidak enak dalam pertanyaannya Cassey,

Zack mengelus puncak kepalanya Cassey lembut, lalu dengan gemas dia menarik pipi chubby yang menggemaskan milik Cassey.

"Akh! Sakit Zack," desis Cassey mengelus hendak pipinya yang terasa sakit, tapi sudah kedahuluan Zack yang mengelus pipinya.

"Maaf, lagipula aku jarang melihat gadis dengan pipi yang cukup berisi namun menggemaskan." Cassey diam, entah kenapa hatinya terasa tercubit mendengar langsung jika Zack pergi dengan kekasihnya. Walaupun dia sudah tau sejak awal, type laki-laki sebaik dan sesempurna Zack adalah idaman semua wanita. Jadi pasti banyak wanita yang menempel padanya.
"Jika masih jauh kenapa kau tidak mendaratkan helikoptermu langsung pada tempat tujuan?" Cassey menatap keluar mobil, tidak mau membahas tentang gadis yang pernah pergi bersama Zack.

"Helikopterku belum punya akses dengan tempat itu, kapan-kapan aku minta akses biar kita langsung mendarat disana." Cassey menatap Zack, Kapan-kapan?

"Jadi, suatu saat kita akan kesana lagi?"

"Yah, siapa tau saja. Lagipula, aku juga rindu mengendarai Lamborghiniku ini. Dia pasti kesepian selama aku tinggal di New York." Zack menepuk dashbor mobilnya, Cassey tertawa.

"Ini mobil kesayanganmu?" Zack memiringkan kepalanya,

"Bukan kesayangan, tapi termasuk favoritku jika dibawa ke sirkuit."

"Kau pembalap?"

"Hanya sekedar hobi untuk menghilangkan penat." Cassey menguap,

"Tidurlah, nanti aku bangunkan." Zack mengelus kepalanya Cassey, dengan berat hati Cassey menyamankan posisinya untuk tidur.

Karena sebenarnya dia ingin banyak berbincang dengan Zack, namun apadaya dengan kelopak matanya yang sudah memberat.

Cassey semakin mengantuk mendapat elusan lembut pada kepalanya, hingga akhirnya dia jatuh tertidur.

Zack menatap Cassey yang sudah terlelap dengan senyum merekah, entah kenapa dia merasa gadis ini berbeda dengan wanitanya. Apa mungkin karena dia lelaki pertamanya gadis itu?

Atau karena gadis itu polos dan lugu? entahlah, Zack tidak tau. Yang jelas dia nyaman dengan gadis ini, urusan akhir difikir nanti. Lagipula, tidak mungkin dia ada perasaan pada gadis mungil ini.

Dia mendekati gadis ini, hanya karena taruhan. Jika bukan karena taruhan, tentu saja dia tidak mau mendekatinya.

Secara, gadis ini jauh dari tipe idealnya. Wanita idamannya, yah kurang lebih seperti model top. Body goals, Cantik, glamour, tapi gadis ini. Dia tingginya sedang, bisa dibilang mungil, cantiknya rata-rata, tapi dia manis dengan pipi chubby yang selalu merona ketika malu.

Zack menghela nafas, jika bukan karena  Mommynya. Dia pasti saat ini sedang menikmati tubuhnya Meira, salah satu kekasihnya yang berprofesi sebagai model.

Sebenarnya tujuan asli Zack, bukan hanya berkencan dengan Cassey. Tapi untuk membuat Mommynya percaya, agar dia bisa kembali lagi ke Los Angeles.

Dia suka di New York, namun wanita di Los Angeles lebih banyak yang sesuai typenya. Yah, karena memang Los Angeles banyak artis, model Hollywood tinggal disana.

Katakan saja dirinya brengsek, namun bagaimana lagi. Jiwa playboy dari Daddynya mengalir kuat dalam darahnya.

My Lovely Bastard [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang