Cassey memijat pelipisnya. Kepalanya benar-benar serasa akan pecah, dia belum istirahat dari pagi tadi.
Ditambah dia harus mendengar pertengkaran dua wanita di depannya, ingin rasanya dia menjambak rambut mereka berdua.
"Kau tidak bisa! Lepaskan itu!" Karen menarik syal bulu serigala itu dari leher Eve, mata Cassey melotot. Dengan cepat dia menahan tangan Karen agar tidak menarik syal itu,
"Lepaskan Karen, kau bisa merusak syalnya." Karen menatap Cassey dengan kesal, tidak terima di perintah oleh Cassey.
"Seharusnya dia yang melepaskan, aku ambasor dari produk mereka!" Karen menepis tangan Cassey yang masih menyentuhnya,
"Tapi brand ini memberikan syalnya pada Eve, tentunya kau tidak bisa mengambilnya."
"Kau ini desainer baru sudah berani kurang ajar, apa kau tidak tau? Aku ikon wanita dari agensi ini," Karen menganggat dagunya angkuh pada Cassey, Cassey malah merasa kesal karena dia yang tak setinggi Karen. Dan lagi tampang congkaknya Karen itu membuat Cassey sangat ingin mencakarnya,
"Aku desainer maka aku juga tau, jika kau bersikukuh mengenakan syal itu. Gaunmu malah akan menjadi mati, gaunmu itu sudah sangat mencolok Karen. Jadi biarkan Eve yang mengenakan syalnya." Cassey mengucapkan dengan suara sehalus mungkin, dia ingin ini segera selesai.
"Kau dengar?! Kau memang ikon Karen, tapi jangan terus berfikir semua di bawah kakimu!" Cassey melotot mendengar ucapan Eve, benar saja. Karen langsung maju menampar Eve,
"Karen tenang, kau bisa merusak gaunmu dan gaunnya Eve." Cassey berdiri di tengah menghalangi Karen yang hendak menampar Eve lagi,
"Mau jadi pahlawan?! Lama-lama aku jadi ikut kesal denganmu!" Karen mendorong bahu Cassey hingga Cassey mundur beberapa langkah, jika menuruti keinginan. Tentu saja Cassey ingin balik menyerang Karen, namun Cassey masih punya fikiran waras untuk tidak merusak gaun yang dia rancang berhari-hari.
"Baiklah, jika aku tidak bisa memakainya. Eve juga tidak akan memakainya," Kejadian itu berlalu dengan cepat, bahkan Cassey tidak tau apa yang dia lakukan saat ini.
Karen mengayunkan cutter yang entah dia dapat dari mana untuk merusak syal di lehernya Eve, namun entah bagaimana. Secara reflek Cassey malah menangkap Cutter itu menggunakan tangan kosong.
Bahkan Cassey baru sadar apa yang dia lakukan setelah mendengar pekikan orang di dalam ruangan, Cassey menatap tangannya yang masih menggenggam cutter itu. Darahnya mengalir cukup banyak, tapi entah kenapa dia masih menggenggamnya padahal Karen sudah melepaskan cutter itu.
Sepasang tangan memegang pundaknya Cassey dari belakang, Cassey dengan samar mendengar suara seorang laki-laki memanggil namanya beberapa kali. Seperti suara Zack, namun sebelum dia menoleh. Semuanya menjadi hitam,
***
Cassey membuka matanya, namun dia kembali menutup matanya ketika merasakan cahaya yang masuk cukup kuat. Dia kembali membuka matanya dengan pelan-pelan,
Hal yang pertama dia lihat adalah atap kamar yang asing, dia mengedarkan pandangannya di ruangan itu.Namun kesadarannya benar-benar berkumpul ketika melihat Zack yang tertidur di kursi tak jauh dari ranjang, dia menolehkan kepalanya. Hendak mencari jam.
Cassey menghela nafas ketika mengetahui ini sudah hampir pagi, pukul tiga dini hari. Dia bisa saja langsung kabur tanpa di ketahui Zack, tapi Cassey yakin ini bukan rumah sakit walaupun saat ini ada infus yang tertancap di tangan kirinya.
Lagi pula Cassey juga sudah dalam posisi nyaman dan malas bergerak, sudah cukup lama dia bisa tertidur senyenyak tadi. Mungkin efek obat tidur,
Cassey menoleh kembali menatap Zack, kening Cassey berkerut heran. Kenapa Zack malah tidur dengan tidak nyaman di sofa, bukannya Cassey ingin tidur seranjang dengan Zack. Tapi jelas ini bukan seperti tingkahnya si bajingan Zack yang bisa memanfaatkan keadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bastard [On Going]
Romance"Bukankah seharusnya kau berterimakasih, karena aku kau menjadi wanita sukses saat ini." "Dasar Brengsek!" Cassey gadis polos yang miskin, karena rasa sakit yang ditorehkan Zack, kekasihnya. Kini dia menjadi wanita yang sukses dan tak tersentuh. Na...