Who is He?

2.5K 146 1
                                    

Zack menatap Cassey yang masih tertidur nyenyak karena obat bius, Zack menghela nafas. Ada apa dengan dirinya? kenapa dia bisa kehilangan kontrol seperi tadi,

Dia menjadi semakin gusar mengingat kedekatan mommynya dengan Cassey saat Cassey sempat sadar tadi. Rasa bersalah langsung menggerogotinya, padahal niatnya hanya menggunakan Cassey agar dia bisa kembali ke Los Angeles.

Setelah itu dia akan meninggalkan Cassey, tapi karena kecelakaan itu. Dia menjadi tidak tega untuk meninggalkan Cassey, Zack mengusap wajahnya kasar. Dia tidak pernah sebingung ini ketika mempermainkan wanita,

"Zack?" Zack menoleh,

"Kenapa kau bangun lagi? Kata dokter kau sudah diberi obat tidur agar tidak merasakan sakitnya." Cassey berkedip, dia tidak faham total apa yang dikatakan Zack baru saja.

"A-air," gumam Cassey dengan suara seraknya.
"Apa?" Zack mendekatkan telinganya pada bibirnya Cassey untuk mendengar ucapan Cassey.
"H-haus, A-air." Zack langsung menegakkan tubuhnya, mengambil segelas air. Zack membantu Cassey untuk duduk, juga membantunya untuk minum.

"Sudah," ujar Cassey dengan suara normalnya,

"Kau tidak pulang? ini sudah malam. Senin besok kita juga sudah ujian, kau ti-" ucapan Cassey terhenti karena kecupan singkat dari Zack.

"Kau sakit, jangan banyak bertanya. Istirahatlah," Cassey menghela nafas, dia menatap ke atas. Entah kenapa dia tidak bisa kembali tidur lagi,

"Kau tidurlah,"
"Aku tidak ngantuk," jawab Cassey masih memandang langit-langit, hening. Tidak ada pembicaraan antara mereka, hanya terdengar deru nafas mereka. Cassey masih terus terdiam menatap keatas, Zack masih juga menatap Cassey dalam diam.

"Dia siapa?" Cassey menoleh, menatap Zack bingung.

"Yang mengantarmu pulang, dia siapa?"
"Oh, dia William."
"Aku tidak tanya namanya, aku tanya dia siapa?" tanya Zack masih dengan nada dinginnya, Cassey menghela nafas. Dia tidak pernah mendengar Zack berkata dengan nada sedingin ini padanya.

"Dia temannya kekasih temanku, dia hanya mengantarkan aku pulang. Jadi kau tidak perlu marah." Zack menatap Cassey kesal,

"Tidak perlu marah? pagi tadi aku menuggumu hingga jam tujuh di depan rumahmu, pulang sekolah aku menunggumu hingga sekolahmu sepi. Saat itu juga aku langsung kerumahmu, kau tidak ada. Aku mencarimu ke tempat kerjamu, dan saat aku kembali aku malah menemukanmu tertawa dengan laki-laki lain. Aku masih tidak berhak marah?" Cassey meringis mendengar teriakan Zack, hatinya tertohok. Dia merasa bersalah,

"Maaf," gumam Cassey, Zack terengah-engah karena mengeluarkan emosinya. Dia merutuki dirinya karena mengungkapkan kekesalannya.

"Aku tidak tau kalau kau menjemputku." lirih Cassey, Zack menarik nafas panjang untuk menenangkan dirinya.

"Bukankah biasanya aku juga menjemputmu?"

"Anu, karena kemarin sepulang sekolah kau tidak menjemputku. Jadi aku kira, aku bisa seperti biasanya lagi ." cicit Cassey tanpa menatap Zack, Zack menghela nafas panjang.

"Maaf, kemarin aku sibuk." bohong Zack,  Cassey menatap Zack menarik tangannya Zack.

"Maafkan aku, kalau tau seperti itu aku tidak akan menuruti permintaan temanku untuk menemaninya berkencan." lirih Cassey, Zack menghela nafas panjang. Ada apa dengan dirinya ini?

============================

"Cassey, ingat pesan mommy tadi. Jangan sampai kena air, jangan banya aktifitas, ja-" Cassey langsung memeluk mommy ren,

"Iya, mom. Cassey inget," ujar Cassey lembut, Renita balas memeluk Cassey dengan erat.

"Mommy harap kamu jadi mantu mommy." Zack langsung tersendak jus yang sedang dia tenggak mendengar ucapan mommynya.

"Jika tidak, mommy bisa suruh ponakan mommy biar nikahin kamu." Zack menatap horor karena lanjutan ucapan mommynya. Sebegitukah ingin mommynya menjadikan Cassey sebagai anaknya?

"Zack! jaga Cassey, kalau sampai dia kenapa-kenapa. Jangan salahkan mommy," Zack memutar bola matanya jengah,

"Cepatlah mom, kau bisa ditinggal daddy." usir Zack menunjuk daddy yang sudah menunggu mommynya.

"Anak kurang ajar, mommy balik. Jaga diri kalian baik-baik." Cassey melambaikan tangannya membalas lambaian mommy Ren.

"Ayo pulang," Cassey mengangguk, berjalan di samping Zack.

"Uhm, Zack. Besokkan kita sudah ujian, jika kau merasa terganggu karena terus mengantar jemputku. Aku bisa naik bus," Zack menghentikan langkahnya, Cassey juga ikut menghentikan langkahnya.

"Kenapa kau berkata seperti itu?" Zack menatap Cassey aneh,

"Ehm, aku hanya tidak mau mengganggu ujianmu. Ujian ini kan sangat penting, lagipula hanya beberapa hari." Zack mengangguk,

"Entahlah, aku fikirkan nanti." Cassey menatap punggung Zack yang mulai menjauh, dia tersenyum getir.

Semenjak kemarah Zack di rumah sakit beberapa hari yang lalu, Zack terlihat berbeda. Tidak semanis dulu saat mereka awal bertemu, Cassey menunduk menatap ujung sepatunya. Apa dia juga salah satu korbannya Zack?

My Lovely Bastard [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang