Cassey sengaja bangun pagi, karena hari ini dia mendapat jadwal membersihkan kelas. Biasanya pukul enam pagi, dia masih sibuk di kamar. Kini dia sudah duduk rapi di halte bus, tak lama kemudian sebuah bus berhenti. Dia masih merasa ada yang kurang, tapi dia tetap naik kedalam bus.
Dia masih mengingat-ingat apa yang kurang dia bawa, kenapa dia merasa ada yang janggal. Dia menepuk dahinya,
"Ah, biasanya aku di jemput Zack!" Cassey bahkan lupa jika dia sudah punya kekasih, jangan salahkan dirinya jika sampai dia lupa. Seharian kemarin, dia menjalani rutinitas biasanya seperti saat dia belum punya kekasih.
Jadi pantas saja jika dia lupa, karena setelah kemarin pagi hingga saat ini. Dia tidak melihat Zack, jangankan melihat. Mendengar atau tau kabarnya saja tidak, Cassey menhela nafas. Mungkin Zack juga tidak akan menjemputnya, kemarin pulang sekolah saja dia pulang sendiri.
"Cass, kau pulang di jemput atau naik bus?" Cassey menghentikan kegiatannya untuk memasukkan buku kedalam tasnya. Dia menatap Nery bingung,
"Uhm, naik bus?"
"Kenapa kau malah bertanya padaku?" Nery menatap Cassey kesal, pasalnya Cassey juga bingung dia akan di jemput oleh Zack atau tidak.
"Kau sibuk? Kalau tidak bisa temani aku?" Cassey mengangguk,
"Kemana?"
"Hari ini aku ada janji dengan Sean," Cassey menutup mulutnya, terkejut. Sean adalah salah satu pemain basket di sekolahannya yang cukup terkenal,"Sejak kapan kau dekat dengannya?"
"Baru beberapa hari kemarin, dan hari ini dia mengajakku keluar."
"Bukankah aku malah mengganggu jika ikut?" Nery menggeleng,"Aku malah merasa butuh kau, karena Sean akan mengajak William juga." Cassey hanya mengangguk.
Sean dan William itu memang seperti lem dan perangko, kemanapun mereka pergi mereka selalu bersama. Tapi, ini kencan. Kenapa William juga tetap ikut, bukankah itu malah mengganggu?
"Ayo, Sean sudah menunggu di parkiran."
===============
Merasa menjadi obat nyamuk? Ya, itulah yang dirasakan Cassey dan William saat ini. Walaupun saat ini ada empat orang di mobil, tapi Sean dan Nery hanya sibuk berceloteh ria di kursi belakang. Melupakan keberadaan Cassey dan William.
"Aku rasa, Sean mengajakku karena dia butuh sopir." Cassey menoleh, tersenyum mendengar ucapan William.
"Setidaknya kau harus berterimakasih pada Nery."
"Kenapa?" William menoleh, menatap Cassey dengan bingung.
"Jika Nery tidak memohon agar aku ikut, kau benar-benar akan menjadi tukang sopir mereka berdua." William terkekeh mendengar ejekan Cassey,
"Kalau begitu nanti aku akan berterimakasih padanya."
===========
Nery dan Sean berjalan memasuki sebuah toko boneka, langkah Cassey terhenti karena lengannya di tahan.
"Kenapa?" Cassey menatap William dengan bingung,
"Biarkan mereka berdua saja, mereka baru tahap pendekatan. Jika kita terus mengikuti, bukankah itu malah mengganggu?" Cassey meringis menggaruk tengkuknya yang tak gatal, omongannya William ada benarnya.
"Bagaimana jika kau bantu aku?" William menunjukkan sebuah notebook kecil, Cassey mengerutkan alisnya bingung.
"Bantu apa?"
"Ayo ikut aku." William menarik Cassey, masuk ke bagian lantai bawah."Kau, belanja seperti ini tiap bulan?" Cassey membaca notebook itu dengan takjub, notebook itu berisi list kebutuhan rumah selama satu bulan.
"Kadang, jika mom sibuk. Aku yang belanja." Cassey berdecak kagum,
"Setahuku, kebanyakan anak laki-laki akan menolak. Karena mereka benci belanja." William mengangguk,
"Oh, aku lupa. Kita bahkan belum berkenalan, aku William." William menyodorkan tangannya Cassey membalas dengan terkekeh.
"Aku Cassey,"
"Kenapa kau tertawa?""Bagaimana aku tidak tertawa, tidak ada orang yang tidak mengenalmu di sekolahan kita. Termasuk aku, jadi lucu saja mendengar kau memperkenalkan dirimu." William tersenyum, menggaruk tengkuknya canggung.
"Aku tidak setenar itu," William mengambil banyak snack dan memasukkan semuanya kedalam troli.
"Oh! Kenapa kau banyak sekali ambil snacknya? Disini bahkan tidak terdaftar," Cassey menunjuk notebook William yang dia bawa.
"Aku sangat suka ngemil," Cassey melongo.
"Kenapa?"
"Heran saja, kau atlit. Biasanya mereka menjaga berat badan mereka agar tubuhnya bagus.""Tidak juga, aku suka ngemil. Tapi aku juga rajin olahraga, jadi seimbang. Tidak ada lemak yang menumpuk di perutku." Cassey mengangguk.
"Ini apa?" Cassey menunjuk kalimat yang tidak jelas pada notebooknya William, wajah William memerah. Dia menggaruk tengkuknya terlihat salah tingkah,
"Itu pembalut untuk momku." lirih William yang membuat tawa Cassey pecah, bahkan pembalut mommynya saja. William yang membelikan?
"Kau hebat Will, biasanya laki-laki tidak mau membelikan ini." Cassey mengacungkan kedua jempolnya pada William, William tersenyum kikuk.
"Yah, tapi aku mau membelikannya saat bagian pembalut sepi."
"Kalau tidak sepi?"
"Aku akan menunggunya hingga sepi," tawa Cassey semakin pecah, dia membayangkan William yang menunggu di sekitar rak pembalut."Cassey?!" Cassey menghentikan tawanya, menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Matanya membelalak,
"Tante?!" seru Cassey riang, melangkah mendekati Mommynya Zack.
"Kenapa tante ada di sini?" Mommynya Zack menatap Cassey dengan kesal.
"Ish, kan udah mommy bilang. Panggil aku mommy Ren," Mommy Ren memeluk Cassey, Cassey balas memeluk.
"Kamu belanja?" Cassey menggeleng,
"Cassey hanya menemani teman Cassey untuk berbelanja, Oh iya. Mom, ini William teman sekolahku. William, ini Mommy Ren mommynya Zack." Cassey menarik William mendekati mommy ren,"William tante,"
"Panggil aja Tante Renita." mereka berdua berjabat tangan, tapi ada kilatan tidak suka pada matanya Renita ketika menatap William. Tapi itu hanya sekilas, hingga tidak ada yang menyadari."Mommy kapan kemari? katanya masih beberapa hari lagi."
"Oh, mommy berubah fikiran. Baru saja tadi mommy mendarat di sini, tapi mommy butuh ini jadi mampir dulu kesini." mommy ren menunjukkan pembalut, senyum mommy ren langsung luntur mendapati perban yang melingkari kepala Cassey.
"Astaga, sayang. Kepalamu kenapa? apa yang dilakukan Zack padamu?" seru mommy ren panik menyentuh perbannya Cassey. Cassey meringis,
"Tidak apa-apa mom, hanya kecelakaan kecil setelah kami pulang dari LA kemarin."
"Kenapa kau tidak mengabari mommy, jadi mommy bisa langsung menyusulmu kemari." Mommy Ren menatap Cassey khawatir, Cassey tersenyum. Menyentuh tangannya mommy ren.
"Tidak apa-apa mom, ini hanya luka kecil."
"Bocah brengsek itu bahkan juga tidak mengabari mommy, akan mommy giling nanti ketika bertemu." Mommy ren meremas pembalutnya, membayangkan pembalut itu adalah Zack. Cassey dan William bergidik ngeri,
"Ya sudah, mommy ke hotel dulu. Besok mommy akan ke rumahmu." Mommy Ren memeluk Cassey, Cassey mengangguk mengiyakan.
============TBC==============
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bastard [On Going]
Romance"Bukankah seharusnya kau berterimakasih, karena aku kau menjadi wanita sukses saat ini." "Dasar Brengsek!" Cassey gadis polos yang miskin, karena rasa sakit yang ditorehkan Zack, kekasihnya. Kini dia menjadi wanita yang sukses dan tak tersentuh. Na...