A True

2.4K 143 0
                                    

Setelah selesai mengerjakan seluruh soalnya, Zack langsung melangkah keluar dari kelasnya dengan cepat. Dia merogoh handphonennya,

"Will, sudah kau temukan?" Zack mengumpat mendengar jawaban di sebrang sana tidak sesuai harapannya,

"Apa susahnya, memang seberapa banyak rumah sakit di New York hingga kau tidak bisa menemukannya?" Zack berteriak, dia kesal. Padahal ini sudah tiga jam sejak dia menyuruh Willy, tangan kanan daddynya.

"Baiklah, tunggu aku disitu. Aku akan kesana." Zack segera memasuki mobilnya, dia terus saja mengumpat dan menggerutu dalam perjalanan. Jika sampai mommynya tau, dia pasti akan terkena ledakan amarah mommynya. Zack memijat pangkal hidungnya kesal,

"Kenapa juga aku tadi langsung minta bantuan bawahannya daddy,"

=============================

Benar saja, ketika Zack keluar dari mobilnya. Dia langsung merasakan telinganya di tarik dengan sadisnya.

"Akh, Sakit mom."

"Siapa suruh kau berbuat onar lagi!"

"Aku tidak berbuat onar mom, hanya minta tolong untuk menemukan Cassey." mendengar nama Cassey disebut, mommynya melepaskan jeweran pada telinganya Zack.

"Jelaskan pada momm**y, semuanya secara detail." Zack mendengus kesal, menggosok daun telinganya yang serasa akan lepas dari tempatnya.

Walaupun enggan, Zack menceritakan semua kejadiannya secara detail.

"Kenapa kau tidak menelefonnya?!" teriak mommynya yang membuat Zack berjengit.

"Aku tidak punya nomor ponselnya."

"BAGAIMANA KAU TIDAK PUNYA NOMORNYA?!" Zack menutup kedua telinganya, mommy jika sudah berteriak memang tidak ada duanya.

"Aku lupa minta mom," mommynya menarik nafas panjang, mencoba meredam emosinya yang serasa akan meledak. Menghadapi anak tuyul di depannya ini memang menguras banyak tenaga dan emosi,

"Kau bilang, dia pacarmu. Tapi kenapa sampai kau lupa?"

"Yah, karena kami selalu bertemu secara langsung."

Mommynya Zack menarik nafas panjang, dengan kesal dia melangkah memasuki rumah sakit di depannya. Meninggalkan Zack yang terus memanggilnya,

================================

"Cass- Loh, Ray?" Momm**y Ren niatnya akan memanggil Cassey, tapi malah bingung karena mendapati Ray yang sedang menyuapkan buah pada Cassey.

"Loh, tante kenapa disini?" Ray balik bertanya, kenapa juga mommy dari sohibnya yang berada di LA malah kini seruangan dengannya.

"Tante mau jenguk anak tante, lalu kenapa kau bisa disini?"

"Zack sakit?"

"Bukan Zack, tapi Cassey." Ray menatap momm**ynya Zack bingung, Cassey? sejak kapan mommynya Zack punya anak lagi.

"Astaga, Cassey. Mommy langsung terbang ke sini mendengar kau masuk rumah sakit." Ray semakin bingung, karena mommynya Zack malah memeluk Cassey. Cassey yang dia tolong,

"Maaf, buat mommy repot." lirih Cassey balas memeluk mommynya Zack.

"Kenapa kau disini?" Ray menoleh, mendapati tatapan bingung dari Zack.

"Kenapa kau juga ada di sini?" tanya Ray  balik dengan tampang bingungnya

"Jawab pertanyaanku bodoh, bukan malah balik bertanya." Ray merengut mendengar ejekan Zack, walaupun mereka sering mengejek satu sama lain.  Tapi jika Zack mengatainya bodoh di depan Cassey, orang yang sudah dia anggap sebagai orang penting. Ray tidak suka,

"Aku yang membawa Cassey ke rumah sakit, maka dari itu kemarin aku langsung menghilang." Zack menganggukkan kepalanya, mendudukkan dirinya di sofa.

"Kenapa kau bisa kenal Cassey? dia saudara angkatmu?" Ray duduk di sebelah Zack, membiarkan agar mommynya Zack bisa duduk di kursinya.

"Bagaimana kau bisa menyimpulkan Cassey sebagai saudara angkatku?" Zack menatap Ray kesal, tidak suka kesimpulan yang di lontarkan Ray.

"Yah, Cassey yatim piatu, dan mommymu mengatakan jika dia menjenguk Cassey anaknya." Zack berdecak kesal, mommynya itu.

"Dia kekasihku." Ray tersendak minuman yang baru saja dia tenggak, dengan santai. Zack menepuk-nepuk punggung atasnya Ray,

"Kau gila?!" bisik Ray tajam, Zack mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Kau yang menyuruhku menjadikan dia kekasihku." Zack menatap Ray sombong dengan wajah tengilnya, ingin rasanya Ray menendang Zack saat itu juga.

Ray menatap Cassey bingung,
"Aku? menyuruhmu?"

"Dasar jangan bilang ini hanya alasanmu  karena kau tidak mau mengakui kehebatanku." Ray masih menatap Zack dengan bingung.

"Kau bicara apa aku tidak mengerti." Zack berdecak kesal, temannya ini pikun atau bagaimana.

"Dia gadis Pizza."

"Gadis Pizza?" Zack berdecak kesal, melihat tampang bodoh dan bingung yang terpampang di wajahnya Ray.

"Kau lupa? Kau bilang, jika aku bisa menaklukkan gadis pizza di bar waktu itu. Kau akan mengakui kehebatanku." Ray terdiam, mencoba mengingat. Setelah ingat, Ray membulatkan matanya.

Kenapa juga omongannya begitu di percaya Zack, padahal niatnya baik ingin membuat Zack menolong gadis itu. Tapi malah kenapa dia malah menjadi akar dari masalahnya Cassey, karena ucapannya. Cassey harus menjadi bahan percobaannya Zack, Ray memijit pelipisnya. Kepalanya serasa akan pecah,

===========================

My Lovely Bastard [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang