Rey menatap dua cup iced americano serta sekotak ayam goreng dengan dahi berkerut, Rey bahkan tidak sadar sudah di tatap aneh oleh seluruh orang yang dia lewati karena berjalan sambil terus menatap bawaannya. Rey memiringkan kepalanya,
"Apa dia sakit?" monolog Rey cukup keras yang membuat seluruh orang di dalam lift menengok padanya, namun Rey tidak peduli. Rey masih terus memikirkan alasan kenapa tiba-tiba Zack menghubunginya, meminta dia ke kantornya sekalian mengambilkan pesanan makan siang mereka di cafe yang biasa.
Ini benar-benar hal yang mustahil, Rey memaksa Zack untuk makan siang bersama saja itu sangat sulit. Rey harus mengancam atau mengadakan negosiasi dengan Zack, Zack saja hingga kemarin masih sering mengomel karena setiap jam makan siang Rey selalu ke ruangannya.
Rey menggaruk kepalanya, otak cerdasnya saja di buat tidak bisa memfikirkan alasan tersebut.
Rey melangkah keluar dari lift, ketika melihat Becca berdiri hendak turun makan siang. Rey menahannya,
"Ya ada apa tuan Rey?"
"Apakah Zack sakit?" Becca menggeleng,
"Dia bahkan terlihat bugar seperti biasanya,"
"Atau kemarin kepalanya terantuk benda keras?" Becca mengerutkan dahinya heran, namun dia tetap menggeleng.
"Apakah terjadi hal buruk dengan Mr. Maxwell?" Rey menghela nafas susah,
"Hm, sangat buruk malah kelihatannya. Sudahlah, kau turunlah makan siang. Terimakasih," Rey melambaikan tangannya lemas, Becca menatap kepergian Rey dengan tatapan aneh. Becca menggelengkan kepalanya, memang ada-ada saja teman bosnya itu. Ketika diusir dia marah-marah, tapi ketika di minta menemui malah seperti itu.
Rey membuka pintu ruangan Zack dengan pelan, benar saja. Setelah Rey masuk, Rey melihat tampang bodohnya Zack setelah sekian lama.
Zack duduk bersandar kursinya, menatap setelan tuxedo putih yang di gantung di depannya dengan senyuman terbodoh yang pernah Rey lihat dari segala macam jenis senyuman yang pernah di tampilkan Zack.
Rey mendekat, Rey semakin heran karena Zack tidak merasakan kehadirannya sama sekali. Dengan hati-hati Rey berjalan, berdiri di belakangnya Zack.
Zack masih belum bergeming, Rey tersenyum. Dengan segera dia mengayunkan tangannya, menampar pipinya Zack dari belakang.
Tamparan tersebut membuat Zack sadar, sepenuhnya sadar sampai terlonjak kaget. Umpatan terus mengalir dari mulutnya Zack, Rey tertawa puas. Sangat puas.
Setelah mengetahui siapa pelaku dari kekerasan tersebut, Zack langsung berdiri. Membalas dengan menjitak kepalanya Rey sekuat tenaga,
"Sakit!" teriak Rey menatap Zack kesal, padahal tamparannya tadi tidak sekeras ini. Tapi Zack benar-benar keterlaluan membalasnya. Rey mengusap-usap kepala berharganya,
"Kau fikir ini tidak sakit bodoh!" Rey berdecih,
"Kau yang bodoh! Aku kira kau kerasukan setan hingga tersenyum sebodoh tadi, maka dari itu aku menamparmu agar kau sadar." Zack menggerutu tidak jelas, tidak terima di katakan bodoh oleh Rey. Dengan kesal Zack menyerobot dua cup kopi, meminum kedua kopi tersebut dengan wajah kesal.
"Hei! Bukannya yang satu milikku?! Kenapa kau malah minum keduanya!" Rey berteriak tidak terima, padahal Rey yang mengantri dan membawanya keatas. Tapi dengan menyebalkannya, Zack malah meminum keduanya.
"Tadinya untukmu, tapi karena kau menyebalkan tidak jadi." Zack membawa dua cup kopinya pergi, duduk pada sofa. Rey berdecak kesal, dalam hatinya terus mengumpati Zack yang kekanakan. Dengan wajah kesalnya Rey ikut duduk di depannya Zack.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bastard [On Going]
Romans"Bukankah seharusnya kau berterimakasih, karena aku kau menjadi wanita sukses saat ini." "Dasar Brengsek!" Cassey gadis polos yang miskin, karena rasa sakit yang ditorehkan Zack, kekasihnya. Kini dia menjadi wanita yang sukses dan tak tersentuh. Na...