Jauhi dia

2.9K 148 8
                                    

Cassey merenggangkan tubuhnya, setelah berjam-jam berkutat dengan soal ujiannya. Namun gerakannya terhenti, menjadi desisisan rasa sakit. Pergelangan tangan kanannya kembali terasa berdenyut, walaupun sudah bisa digunakan untuk menulis.

Tapi tangannya belum sepenuhnya pulih, setelah guru yang bertugas mengawasinya pergi. Cassey kembali sendiri, sebenarnya Cassey sudah terbiasa sendiri. Namun tentu saja itu masih menyakitkan, apalagi kemarin hingga pagi tadi mommy Ren masih menemaninya di sini.

Knock~Knock~

Cassey menoleh menatap pintu senyumnya langsung mengembang, mendapati kepalanya Rey yang menyembul di balik pintu.

"Masuklah Rey."

"Oh! Nery?!"

Cassey langsung memekik bahagia, menemukan Nery yang muncul di balik tubuh tegapnya Rey.

Nery langsung memeluk tubuh ringkihnya Cassey, Cassey balas memeluk.

"Maaf, aku baru menjengukmu." cassey mengembangkan senyumnya, menggeleng.

"Hai Cass?!"

"Oh?! Hai Sean," Cassey terkejut, Cassey menatap Nery dengan pandangan penuh tanya. Nery hanya tersenyum manis,

Namun senyum Nery langsung luntur ketika melihat seorang laki-laki tampan, dengan seragam sekolah yang Nery tau adalah sekolahan elit di New York.

"Untuk apa dia kesini?" Nery menatap Rey dengan mata penuh akan permusuhan, Cassey langsung gelagapan. Pasti Nery mengira, jika laki-laki itu adalah Zack. Rey mengangkat sebelah alisnya bingung,

"Oh?! Hei Rey, maaf melupakanmu." Cassey tertawa garing, melambaikan tangan pada Rey. Nery menoleh, menatap Cassey bingung.

"Rey?" Nery mengulangi,

"Oh, Nery kenalkan ini Rey, dia yang menolongku dan membawa ke rumah sakit. Dan Rey, ini Nery dan Sean. Mereka teman satu sekolahanku,"

Tatapan permusuhan Nery langsung tergantikan dengan wajah ramah dan senyum lebarnya,

"Astaga maafkan aku, aku kira kau si brengsek kekasinya Cassey. Terimakasih sudah menolongnya," Rey hanya mengangguk dan tersenyum canggung mengerti siapa yang di maksud 'si brengsek' oleh Nery.

"Ini, William sebenarnya ingin ikut menjenguk. Tapi dia tidak bisa, jadi dia menitipkan ini." Sean meletakkan sebuah parcel buah dan coklat serta sebuket bunga lyly di pangkuannya Cassey, Cassey tersenyum.

"Ucapkan terimakasihku pada Wills," Sean mengangguk,

"Jadi, apa kalian sudah resmi?!" pertanyaan Cassey membuat wajah Nery memerah, Sean terkekeh. Memeluk bahunya Nery,

"Jadi bagaimana jawabannya Nery? sekalian saja kau jawab di depan sahabatmu." Sean menatap Nery dengan tatapan menggoda, Nery hanya memalingkan wajahnya yang memerah kearah tembok.

"Maksudnya?!" Cassey menatap mereka berdua dengan bingung,

"Aku sudah menyatakan perasaanku kemarin malam, bahkan memintanya agar menjadi kekasihku. Tapi dia bilang, dia ingin fokus pada tesnya. Dia akan menjawab saat kelulusan nanti." Sean menatap Cassey sendu, seolah meminta pertolongan agar Cassey mau membujuk Nery.

"Yang benar saja?! bukankah seharusnya kau menerimanya? kau kan juga sukhmp~" ucapan Cassey terpotong karena Nery membekap mulutnya, Sean tertawa.

 
  '''''''''"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
 

Rey mendekat, menyentuh dahinya Cassey.

"Panasmu sudah turun?"

"Panas?"

"Ya, tadi pagi Zack bilang kau demam."

Cassey menggaruk pelipisnya, setahunya. Setelah dia mengusir Zack, Zack langsung pulang. Dan tadi pagi sekitar jam sembilan dia hanya menjumpai Mommy Ren,

"Aku tidak tau,"

"Tante Ren kemana?"

"Dia kembali ke LA, Bella sakit."

"Cass?"

"Ya?" Cassey menatap Rey bingung, karena ada keraguan dimata Rey.

"Jauhi dia,"

"Apa?" Cassey menatap Rey bingung,

"Jauhi Zack Cass, dia bukan orang baik. Aku tidak ingin kau sakit hati." Cassey terdiam, hatinya yang sudah ragu. Semakin ragu terhadap Zack,

"Kau gadis baik, kau bisa mendapatkan yang lebih baik dari Zack." Cassey menghela nafas, yang membuat hatinya terasa aneh. Karena Rey mengatakannya dengan wajah tertunduk, ada apa juga dengan Rey?

                         TBC

Perak, 16 Januari 2020

My Lovely Bastard [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang