Problem

2.9K 134 11
                                    

Ruang meeting yang biasanya dingin dan tegang, kini terasa makin lebih dingin. Bukan karena suhu ruangannya yang rendah, namun karena CEO mereka yang diam menatap para audiens dengan tajam. Aura menakutkan menguar darinya, tak ada satupun pasang mata yang berani menatap sang CEO.

"Persiapkan konferensi pers,cari pengganti Madam Lien." suara bass tersebut membuat seluruh peserta rapat saling bertatapan menunjukkan keterkejutannya, namun tidak ada satupun yang berani menyampaikan sanggahan mereka.

"Kepala bagian fashion, cari calon-calon designer terbaik. Besok berikan padaku,"

Setelah Zack keluar dari ruang rapat, seluruh penghuni ruangan tersebut menghela nafas panjang.

"Bagaimana jika Madam Lien bertingkah? Kalian semua kan tau bagaimana buruknya temperamen banci tua itu." mereka semua menatap laki-laki yang baru saja mengeluarkan keluhannya,

"Kenapa kau tidak mengatakan itu di depan CEO tadi?" laki-laki itu nyengir kuda, menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Oh iya, Wendy. Bukankah kau dulu sempat mengambil studi busana, kenapa kau tidak bantu aku saja menemukan pengganti Madam Lien?" Wendy memutar bola matanya jengah,

"Aku hanya disana selama dua bulan, tidak banyak yang aku kenal. Lagi pula itu tugasmu Ten, selamat menikmati komrntar pedas CEO." Wendy tersenyum manis yang membuat Ten ingin mengumpat,

  ***

"Zack kau benar-benar gila," Zack mengangkat kepalanya dengan malas, sudah hafal dengan suara menyebalkan yang selalu mengusiknya tiap saat itu.

"Bagaimana mungkin kau melimpahkan seluruh kesalahan pada desainermu itu di konferensi tadi?"

"Lagipula itu memang kesalahannya, aku mengatakan yang sebenarnya." Rey berdecak heran mendengar jawaban acuhnya Zack.

"Kau tidak takut dia menyerangmu atau apa? Dia kan sudah lama disini, dan aku juga tau betapa buruknya dia."

"Mau apa kau kemari,"

"Kau masih saja bertanya terus, tentu saja aku bosan. Kau sudah mendapat pengganti Madam Lien?" Zack mengangkat kepalanya merasa tertarik dengan ucapan Rey,

"Kau ada saran?"

"Bukan saran, hanya referensi. Kau tau Zie?" Zack menatap Rey jengah,

"Jika kau hanya ingin curhat tentang para kekasihmu lebih baik kau pulang." Rey berdecih, dia menarik kursi dan duduk tepat di depan meja kebesarannya Zack.

"Mungkin nanti, doakan saja." Zack tetap diam,

"Dia desainer yang sedang digemari saat ini, aku rasa juga karyanya akan cocok dengan perusahaanmu."

"Kau pernah bertemu dengannya?"

"Nah itu masalahnya, tidak ada yang tau siapa sebenarnya Zie itu. Dia merahasiakan identitasnya, lihat ini. Ini salah satu tas buatan dia, kata Mommymu ini edisi terbatas. Hanya ada 3,"

"Mommy?"

"Kau tidak tau? Dasar anak durhaka, aku pergi dulu."

"Kau memiliki kontaknya?" Rey berbalik, menatap Zack dengan pandangan menggoda.

"Andaipun aku punya, aku tak akan memberikannya padamu." mendengar jawaban Rey, ingin rasanya Zack melemparkan mejanya hingga menghantam kepalanya Rey. Agar Rey lupa ingatan dan tidak perlu mengusiknya setiap saat seperti nyamuk. Datang dan pergi seenaknya,

My Lovely Bastard [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang