Marry Me

1.7K 74 0
                                    

Zack terus melirik Cassey masih terdiam di kursinya masih dengan raut wajah cueknya, tapi Zack yakin. Cassey pasti terus merutuki dirinya sendiri, ingin rasanya Zack tertawa sekeras-kerasnya. Menertawakan semua prasangka buruk yang telah Cassey timpakan padanya, tapi karena Zack masih punya hati. Dan yang paling penting, Zack tidak ingin membuat Cassey ngambek. Maka Zack hanya terus diam, menganggap tidak ada kejadian apa-apa. Lagipula meluluhkan Cassey yang dalam mode ngambek itu tidaklah mudah,

Tapi tentu saja diam-diam Zack merasa amat bahagia, bukankah itu tandanya Cassey cemburu padaya?

Ah, Zack benar-benar gemas ketika mengingat wajah Cassey yang memucat karena syok tadi malam.

"Kau lapar?" Cassey menggeleng, pandangannya tetap lurus kedepan. Sungguh, Cassey dalam mode malu seperti ini amat sangat menggemaskan. Hanya diam duduk manis, ketika di tanya akan menjawab dengan pelan tanpa kata-kata setajam pisau yang biasanya dia keluarkan.

Jika Cassey biasanya, tentu saja dia akan marah-marah. Karena jelas mereka tadi baru makan siang di rumah. Bahkan yang lebih hebatnya lagi, ketika Zack mengajak Cassey keluar. Cassey hanya menganguk mengiyakan, tanpa ada penolakan ataupun keluhan panjang seperti biasanya.

Cassey langsung masuk ke kamarnya, ganti baju lalu turun menemui Zack yang sudah menunggu di bawah. Cassey bahkan tidak bertanya mereka akan kemana.

"Kita akan ke New York kapan?" tanya Cassey setelah sekian lama diam,

"Malam nanti mungkin, pesawatnya masih di siapkan daddy." Cassey mengangguk mengiyakan, setelah itu tetap hening.

Zack yang terus fokus ke jalanan yang mulai gelap, dan Cassey yang masih dalam mode diamnya. Cassey hanya bersandar kaca mobil sambil melihat jalanan yang mulai padat karena memang waktunya orang-orang pulang setelah seharian penuh bekerja.

Cassey mengerutkan dahinya, menatap jalanan yang mungkin jika benar dia pernah melewati jalan tersebut. Namun Cassey tetap hanya diam sambil terus mengamati jalanan, dia masih enggan untuk banyak berbicara. Sambil terus mengamati, sembari Cassey memutar ingatannya. Mencari tau jika dia memang pernah melalui jalan ini,

Perasaan Cassey benar, dari jarak yang tak jauh Cassey dapat melihat tulisan besar. Kedua bola matanya Cassey membelalak heran,

"Disneyland?" gumam Cassey terkejut membaca papan besar bertuliskan Disneyland dari jauh, Cassey menoleh. Mentap Zack meminta penjelasan,

Namun Zack hanya menoleh pada Cassey dan menyunggingkan senyumannya secara sekilas, tidak menjelaskan atau menjawab kebingungan Cassey walaupun Zack tau. Zack malah kembali menatap ke depan, malah semakin mempercepat laju mobilnya mendekati gerbang masuk Disneyland.

Cassey yang masih malas berbicara hanya diam, tidak bertanya kembali. Walaupun begitu, otaknya terus memfikirkan berbagai jawaban, berbagai dugaan akan hal yang akan terjadi.

Apa Zack ingin berlibur?

Atau Zack ingin mengingatkannya tentang masa lalu?

Atau, atau, dan segala atau terus berputar di kepalanya Cassey.

Kebingungan Cassey semakin menjadi ketika mobilnya Zack terus berjalan dan berhenti di tanah yang cukup lapang, bukannya masuk ke tempat parkir mobil.

"Kau membeli tempat ini?" pertanyaan konyolnya Cassey tersebut langsung membuat Zack terbahak, Cassey menatap aneh pada Zack.

"Ada yang lucu?" ujar Cassey setelah merasa jengah terhadap Zack yang menertawakannya dengan jelas. Zack berdeham, menghentikan tawanya. Mengeringkan sudut matanya yang berair karena tawa puasnya,

"Aku memang kaya, tapi untuk membeli ini tentu harus fikir-fikir. Perlu sedikit tambahan dari daddy mungkin," Zack melepas seatbeltnya,

"Ayo turun," Cassey hendak protes, namun urung ketika melihat Zack turun. Tanpa menunggu di bukakan pintu oleh  Zack seperti biasanya, Cassey langsung membukanya sendiri terlebih dahulu. Membuka pintu itu dengan kesal, Zack bahkan hampir terbentur pintu tersebut saking kerasnya Cassey mendorong. Tak ayal dengan menutup, Cassey langsung menutupnya keras-keras.

My Lovely Bastard [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang