Tingkat tertinggi dalam mencintai adalah kehilangan.
Ree Javier
Sesuai dengan rencananya, Ree sudah memecah jalan menuju Aroma Cafe dengan Pajero hitam miliknya. Berkat Stevi dan Bram, dia mengetahui info bahwa Kyra akan ke Aroma sore hari. Dia harus memastikan sendiri Kyra baik-baik saja. Puluhan chat dan misscall darinya diabaikan oleh gadis yang bawa pergi hatinya.Ree mengingat kembali ucapan perpisahan dari Kyra semalam. Kyra berpamitan dengan sangat tenang dan penuh senyum. Lalu obrolan dengan Bunda tadi pagi melintas lagi. Aku yakin, ada kesempatan kedua. Tuhan tidak akan menguji melebihi batas kemampuanku. Aku harus terus berusaha meski takdir terus-terusan mempermainkan.
Aroma Cafe terlihat seperti biasanya. Kyra hebat miliki superteam seperti Bram, Stevi, Lucyana, dan Marko. Meski ditinggal bosnya pergi, Cafe ini tetap beroperasional dengan sangat baik dan selalu ramai.
Lelaki yang memiliki jambang tipis itu masuk perlahan, terdengar bunyi derik dari pintu kaca. Stevi yang menyerahkan segelas smoothies pada pelanggan pun menoleh lalu tersenyum. Ree melangkahkan kaki ke pantry mencari Bram. Aroma kopi pun tercium saat cairan kental itu mengisi dua cangkir kecil. Bram mengantarkan pada pelanggan di kursi paling dekat dengan pintu pantry. Ree mengambil kaleng bubuk kopi robusta, perlahan dia menakarnya hingga menunjuk angka sembilan gram. Mesin itu berjalan sangat cepat, hanya dalam waktu 25 detik espresso milik Ree siap saji. Ree mengendus dengan penuh rasa sebelum membawanya keluar.
"Kok tumben pilih espresso, Bang?" tanya Bram sambil meletakkan nampan. Yang ditanya bergeming dan sibuk mengambil cangkirnya. Lucyana menata cupcake mini di atas piring melamin.
"Mau cobain cupcake alpukat Bang?" tawar Lucyana dengan membawa sepiring cupcake yang akan dia masukkan ke dalam showcase. Ree menggeleng dan tersenyum lalu memilih keluar. Bangku favoritnya dengan Kyra ternyata sudah diduduki tamu. Ree memilih duduk di sebelahnya yang kosong, sambil menatap orang lalu-lalang lewat jendela kaca.
"Kayaknya terjadi sesuatu deh, Stev!" ujar Bram yang dibalas anggukan oleh semua teamnya di pantry. Seluruh pesanan tamu sudah beres hingga mereka bisa mengobrol sejenak.
"Aku juga mikir gitu. Mereka pas berangkat berdua kan wajahnya bahagia. Sekarang?" prediksi Marko sambil melepas apron dan mencuci tangan. Jam di pantry menunjukkan pukul empat, tapi Kyra belum menampakkan hidung.
"Aku sedih lihat mereka sedih." Kali ini Lucyana menimpali. "Aku mengidolakan mereka jadi the best couple di Aroma setelah gue ama Bang Tris."
"Kuharap mereka benar-benar menikah," kata Stevi putus asa. Mereka berempat tahu bahwa ada yang terjadi dengan bosnya. Kentara sekali dalam raut wajah Ree yang begitu tertekan. Pandangannya kosong, sejak tadi tangannya hanya bergerak membelai cangkir espresso yang ditaksir cairan pekat itu mulai dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins Sorrow
Romance[PROSES REVISI] Kisah ini dimulai saat Kyra dan Ree memutuskan akan menikah. Dua hati yang saling mencintai itu sangat bahagia. Namun, Kyra terbebani oleh satu kebohongan yang terus meneror hidupnya. Tiga bulan jelang pernikahan, Kyra memberitahu Re...