2. A Secret Letter

576 51 14
                                    

Tandai typo gaes~

Tandai typo gaes~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ree ...." Kyra beranjak, dan dengan sigap Ree memeluknya.

"Miss you so bad."

Kyra sudah lumer seperti jelly mendengar kata Ree yang mirip desahan. "Apa mungkin Ree sedang sakit, sedari tadi gerak-geriknya aneh dan membuatku bingung," batin Kyra gusar. Semenit hingga lima menit berlangsung, Ree hanya memeluk Kyra tanpa suara. Kyra takut Ree tertidur dan tidak bisa membopongnya pulang.

Ree masih belum membuka suara. Embusan napasnya terasa hangat sekali di leher Kyra, beberapa kali Kyra harus menahan napas, sungguh momen ini nyaris membuat Kyra ikutan pingsan.

"Ree, aku mau lihat bagian luar cafe ini atau sudut yang menurutmu paling bagus," kata Kyra pelan, berharap Ree berpindah posisi. Rasanya tangan Kyra sudah kebas sekali. Bukan berarti dipeluk seperti ini tidak nyaman. Namun, Kyra harus segera menciptakan situasi yang mendukung untuknya berkata jujur. Tentang pesan itu. Ree harus secepatnya tahu atau dia akan menyesalinya seumur hidup.

Ree bergerak pelan, berdiri tegap di hadapan Kyra dan membuka matanya perlahan. Loh, dari tadi dia tidurkah? tanya Kyra dalam hati

"Ayo kita ke sana!" Tunjuknya pada anak tangga. Kyra melongo tak mengerti hingga langkahnya menyamai langkah Ree. Kyra mengikuti arah Ree berjalan tanpa memprotesnya. Oh, mereka menuju lantai dua.

"Kyra, pelukanmu sungguh nyaman. Benar katamu, LDR itu menyiksa," ungkap Ree masih terus berjalan menuju atas dengan tetap menggandeng erat Kyra. Seseorang yang digandeng Ree, terus-terusan tersenyum tanpa henti. Emang siapa yang suka LDR sih? Selain menahan rindu sering kali dibuat melamun nggak jelas. Sering uring-uringan. LDR-an itu mirip jomlo ngenes.

"Emang benar. Aku saja sering ngamuk gak jelas kalau kangen kamu, Ree."

Kali ini Ree menoleh dan tersenyum lebar. "Wah, meleleh hati adek, Bang," jerit Kyra dalam hati.

"Kamu masih malu-malu gitu sih, tiga bulan lagi kita mau nikah loh!" Selorohnya sambil melanjutkan langkah.

Tiga bulan lagi kita mau nikah loh, kalimat itu berdengung kembali di telinga Kyra. Apakah Ree akan tetap teguh sama niatnya jika tahu kejujuran dariku? Seketika hati Kyra terasa nyeri. Dya belum pernah patah hati, tapi memikirkannya saja sudah membuat kesakitan.

"Kyra, kamu melamun? Ada apa?" tanyanya bingung. Kyra menggeleng, memandang netra Ree yang sehitam malam dan menyelami binar cinta yang terpercik di sana. Ada ribuan rindu yang tersimpan. Ada kobaran api asmara yang menyala-nyala. Kyra menghela napas perlahan hanya untuk melegakan hatinya yang mendadak sesak.

"Aku hanya takut."

"Takut?"

"Takut kehilanganmu," canda Kyra lalu tertawa. Ree terlihat gemas saat Kyra berlari meninggalkannya. Ree berteriak sambil terus memanggil nama Kyra.

The Twins SorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang