23. Little Baby

401 27 16
                                    

Seburuk apapun kesalahan orangtua, bayi ini suci tidak berdosa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seburuk apapun kesalahan orangtua, bayi ini suci tidak berdosa.
--TTS--


***

Bibi Salma mengangguk saat Ree membisikkan kata. Si Mbok langsung mengantarnya ke kamar yang dimaksud sedang Bibi Salma mengantar Kyra ke kamar yang lain.

Setiap langkah yang ditempuh menambah rasa yang meluap-luap di hati Ree. Boleh kan bahagia mesti rasa itu berawal dari sebuah kesalahan? Baru kali ini semua pikirannya terlepas dari Kyra atau pun yang lain. Potret bayi mungil yang terpasang di dinding ruang tamu membuat Ree terus tak tenang. Senyumannya, pipinya yang chubby, dan bola matanya yang bulat seolah bicara untuk memintanya datang. Segala hal yang ada padanya menghipnosis Ree untuk segera menemuinya, tidak ada kata nanti lagi.

"Mas, nanti jangan keras-keras kalau bicara ya? Nona kecil gampang kaget soalnya," tutur Si Mbok sebelum membuka pintu. Bersamaan dengan bunyi handle terbuka, jantung Ree seakan lepas, dia tak percaya semua ini. Di depan matanya terpampang nyata boks yang terayun-ayun berwarna putih dengan kombinasi pink khas anak perempuan. Terdengar pelan lantunan murotal yang sangat menyejukkan hati.

Tanpa sadar, Ree sudah ada di depan boks yang berisikan bayi yang sama persis dengan foto di ruang tamu. Dia tenang dalam tidurnya. Satu, dua, tiga tetes air mata itu lolos dari pertahanan Ree.

Si Mbok pamit untuk keluar dan Ree mengangguk memberi persetujuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si Mbok pamit untuk keluar dan Ree mengangguk memberi persetujuan. Dihadapannya saat ini adalah darah dagingnya.

Tuhan, sebenarnya apa yang ingin Kau sampaikan untukku?

Tangan Ree gemetar kala menelusuri pinggiran boks bayi bercat putih. Dia tak kuasa menyentuh kulit lembut dan suci milik anaknya. Ada banyak perasaan yang bercampur menjadi satu. Takut, bahagia, khawatir, sedih, dan semuanya. Ree kesulitan mendeskripsikan perasaannya saat ini.

"Assalamualaikum ... Sayang." Dengan nada tertatih Ree mencoba untuk menyapa putri kecilnya yang masih pulas, bisa saja dia sedang bermimpi bertemu ibunya--Kyla--dan berbisik bahwa ayahnya datang untuk menjenguk atau membawanya pulang.

Ree menyeret pelan kursi kayu dan meletakkannya di dekat boks. Tangannya menyentuh setiap mainan milik putrinya dan hal itu menimbulkan gelenyar aneh.

The Twins SorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang