Last but not Least: Farewell Hands

6.8K 800 205
                                    

Jangan lupa dukungannya, Yorobun 💚
Biar aku makin semangat

Hampir 5000 kata!

Awas gumoh!

"Woy! Lo mau sampai kapan kayak gini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Woy! Lo mau sampai kapan kayak gini?"

Hendery menegur Naura yang menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Bersembunyi di sana cukup lama semenjak kehadiran dia yang sama sekali tidak diundang.

Ya, Taeyong.

Setelah drama dan banyaknya kata-kata tersembunyi yang tidak bisa Naura katakan pada Taeyong, termasuk mencoba ikhlas saat pria itu bilang akan pergi, tiba-tiba Hendery merampas ponselnya dan mengadu kalau Naura sakit. Bahkan sampai memberi tahu kalau Naura menangis dan bertanya apakah Taeyong akan datang menjenguk atau tidak.

Beruntungnya setelah mengatakan itu, panggilan tersebut dimatikan oleh Hendery. Tapi ketenangan Naura hanya sesaat, karena dua hari berikutnya yaitu hari ini, Taeyong benar-benar datang menjenguknya. Sesaat setelah melihat kehadirannya, Naura langsung bersembunyi di balik selimut sampai sekarang. Tidak berani untuk bertatap muka lebih lama dengan Taeyong yang sedang menatap Naura sambil tersenyum gemas.

"Lo nggak kepanasan apa di dalam selimut? Untung Bunda sama Bapak nggak ada."

Naura tidak menjawab dan terus bersembunyi di balik selimut itu. Masih enggan untuk merespon, apalagi menunjukkan wajahnya di depan Taeyong. Bukan apa-apa. Naura merasa malu kalau harus menunjukkan wajahnya yang terlihat pucat, dan menyedihkan untuk dilihat. Intinya tampang Naura sangat-sangat memalukan.

"Ya udah deh, aku pulang aja. Yang penting udah jenguk Naura."

Suara Taeyong. Ucapannya berhasil membuat Naura hampir menjerit saking senangnya karena akhirnya Taeyong akan pergi juga.

"Enggak apa-apa nih?"

"Iya. Yang penting aku udah tahu Naura sehat."

"Ok deh. Makasih, ya. Nanti datang aja lagi pas kakak aku udah waras."

Sialan! Emang aku nggak waras apa?

Naura hanya bisa mengomel dalam hati karena dikata-katai begitu oleh Hendery. Tapi dia tetap bertahan di posisinya sampai benar-benar yakin Taeyong pergi.

"Aku pergi ya, Ra. Cepet sehat."

"Hati-hati, ya."

Dari dalam selimut, Naura bisa mendengar suara langkah kaki yang menjauh darinya. Kemudian dia juga mendengar suara pintu yang terbuka, lalu tertutup. Naura merasa lega karena akhirnya Taeyong pergi juga. Jadi Naura bisa istirahat dengan lebih tenang.

Naura membuka selimut yang menutupi tubuhnya dan akhirnya bisa bernapas lega setelah cukup lama bersembunyi di sana. Tapi kelegaan itu lagi-lagi hanya sesaat ketika Naura menoleh ke sebelah kanannya, dan melihat Taeyong yang rupanya masih ada di sana. Naura langsung bangkit dan memaksakan diri untuk duduk saking terkejutnya. Melihat sekitar kamarnya dan tidak ada siapa-siapa di sana selain dirinya dan Taeyong.

Hidden Words (5)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang