25. Realita

6K 789 179
                                    

Jangan lupa dukungannya, Yorobun 💚
Biar aku makin semangat 💚

Jangan lupa dukungannya, Yorobun 💚Biar aku makin semangat 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Naura, boleh aku berjuang buat dapetin kamu lagi?"

Naura menahan napasnya sejenak ketika mendengar suara yang tidak asing itu. Lalu perlahan ia berbalik dan mendapati Taeyong yang sudah tidak ditemuinya beberapa hari ini. Penampilannya rapi, seperti orang yang pergi ke undangan pada umumnya. Sama rapinya seperti saat Taeyong pergi ke pernikahan sang mantan.

Bedanya, ekspresi wajahnya yang terlihat kacau. Bahkan Naura tidak tahu kenapa Taeyong bisa terlihat sekacau itu. Lingkaran matanya sedikit hitam, yang artinya kekurangan tidur. Pandangan matanya sayu, dan tidak ada senyum yang ia tampilkan.

Entah kekacauan itu benar-benar terjadi, atau hanya dibuat-buat saja untuk menarik simpati.

"Naura..."

Namanya kembali dipanggil, tapi Naura hanya diam. Naura sendiri tidak tahu kenapa dia punya nyali untuk berhadapan dengan Taeyong. Padahal sebelumnya Naura bersyukur tidak bertemu Taeyong, dan bahkan sampai berpikir tidak akan punya nyali lagi untuk berhadapan dengannya.

"Naura, ayo kita ngobrol. Aku tahu kalau jelasin semuanya nggak akan bisa mengubah apa-apa. Tapi aku mau bicara, empat mata. Dalam keadaan tenang. Please..."

Taeyong terlihat memohon, tapi juga tidak memaksa. Seperti Taeyong biasanya. Dan seperti biasa, Naura menurut. Bukan karena dia tergoda dengan tawaran Taeyong. Melainkan karena Naura merasa harus menuntaskan ini semua untuk yang terakhir kali.

Kini Taeyong dan Naura duduk di lantai dua gedung tempat resepsi, yang memang tidak banyak orang datang. Di sana hanya tersedia kursi yang juga disediakan untuk tamu, tapi orang-orang terlalu malas untuk naik tangga dan memilih di lantai satu walau berdesakan.

Taeyong dan Naura masih sama-sama diam dengan pikiran masing-masing. Jangan lupa kalau Naura masih membawa bunga yang tadi diberikan oleh Elgard.

"Aku bener-bener minta maaf, Ra. Aku minta maaf sama kamu karena udah ngelakuin kesalahan itu. Aku tahu udah bener-bener keterlaluan. Aku bisa ngerti banget kalau kamu nggak bisa percaya, terus-terusan ngehindar dan marah sama aku. Bahkan aku udah cukup bersyukur karena kamu mau diajak ngobrol gini."

Naura dengan setia mendengarkan, walaupun masih belum tahu apa tujuan Taeyong mengajaknya bicara. Serta apa inti yang ingin Taeyong bicarakan selain permintaan maaf.

"Naura, kamu udah denger semuanya waktu itu. Aku pun nggak mungkin jelasin lagi, karena dari sisi mana pun penjelasan aku bakal salah. Jadi aku nggak akan bahas itu karena nggak mau kamu sedih lagi. Tapi aku tetep mau jujur, Ra. Soal aku dan perasaan aku."

Hidden Words (5)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang