pt.7

5.7K 185 0
                                    

Pagi hari yang cerah,menyisakan pasangan yang sedang terlelap dalam keadaan mendekap satu sama lain.

Keduanya masih asik dengan dunia mimpi nya dan melupakan bahwa hari ini salah satu dari mereka harus pergi sekolah.

Hingga ketukan pintu kamar membuat si perempuan tersadar dari alam mimpinya dan segera membukakan pintu untuk seseorang diluar sana.

Setelah pintu terbuka, nampak lah seorang wanita paruh baya yang sedang tersenyum kepadanya.

"Syha, Dimas nya dibangunin dulu. Hari ini dia masih harus sekolah"ujar ibu Dimas setelah membalas sapaan yang dilontarkan oleh rasyha

"Oh iya mah, abis ini rasyha bangunin dimasnya. Rasyha kira Dimas udah meliburkan diri dari sekolah" ucapnya sambil tersenyum hangat kepada perempuan paruh baya itu

"Yasudah mama tunggu di bawah,kalo Dimas udah selesai siap siap kalian langsung ke meja makan aja"setelahnya Kartika berlalu pergi dari kamar dimas.

***

Saat ini Dimas sudah bersiap pergi ke sekolah setelah rasyha membangunkan nya dengan segayung air yang ia bawa dari kamar mandi bawah.

Keduanya sedang asik melahap makanan masing masing dengan hening, hingga sebuah suara membuyarkan keheningan itu.

"Cha lu gapapa kan gua tinggal pergi sekolah?" Ujarnya ragu rasyha akan betah ia tinggal pergi sekolah, apalagi alasan rasyha menginap dirumahnya adalah karena kangen dengan Dimas.

"Gapapa, gua juga kemaren sendiri di rumah enggak mati kok"ujarnya entah bercanda atau bukan tapi ucapannya membuat Dimas mengalihkan pandangannya yang sedari tadi ia fokuskan pada makanan dihadapan nya.

"Bukan masalah mati atau enggak cha, tapi gua takut lu bosen dirumah sendiri walaupun ada mamah tapikan lu nginep disini karena gua jadi maklum kalo gua khawatir sama lu"ujarnya panjang,mungkin agak kesal dengan rasyha yang kalau bicara membawa bawa hal yang sudah pasti tapi tak tentu waktunya.

"Iya Dimas gua tau, tapi beneran gua gapapa kalo lu tinggal sekolah" ucapnya yang mengerti jika Dimas sedikit kesal dengan ucapannya yang lalu

"Yaudah kalo gitu gua pergi dulu, hati hati dirumah, kalo butuh apa apa bilang mamah atau telfon gua aja, dan kalo mau sesuatu bilang gua. Oh ya kalo bosen lu boleh maen PS yang gua taro di bawah lemari TV ruang keluarga"setelahnya ia mengecup singkat kening rasyha yang mampu membuat perasaannya tak beraturan

' ih Dimas kok so sweet banget ya😘, gimana enggak baper adek sama Abang Dimas' batinya berbicara

***

Setelah sarapan dan mandi pagi, rasyha mengisi waktu luang nya membantu Kartika membereskan rumah dan ia kebagian tugas menyiram tanaman di halaman rumah.

Hingga satu pandangan yang membuatnya membeku, ia melihat ayahnya yang dahulu sangat ia banggakan dan ia sayangi kini sedang dengan bahagia berjalan dengan seorang wanita dan menggendong seorang anak perempuan yang berumur kisaran tiga tahun.

Perasaannya tak karuan, hatinya sakit melihat orang yang dahulu ia sayangi bahagia bersama orang lain. Pikirannya kacau, mengingat sang ibu dan juga adiknya yang selama tiga tahun belakangan ini mati matian mencari cara agar bisa bertahan hidup tanpa sosok sang ayah.

Hingga tak sadar, manik indah matanya mengeluarkan setetes air mata yang semakin lama semakin deras. Selang air yang sedari tadi ia Pengan pun jatuh tak berdaya diatas rerumputan.

Dan pergerakan yang diberikan lelaki itu membuat seketika dirinya jatuh terduduk sambil terisak sedih.

Ia yang melihat seorang wanita yang dulu ia sayangi dan berusaha ia jaga hingga sekarang terjatuh mengenaskan, membuat perasaan seorang ayah refleks menghampiri wanita itu.

Dengan hati hati ia mencoba merangkul sang anak agar berdiri kembali,tapi erangan dan juga teriakan yang berupa instruksi membuatnya berdiri di tempat.

"Arghhhhh, sudah cukup kamu menyakiti hati ibu saya. Tolong jangan sakiti saya dan adik saya. Saya mohon jika anda tak mempunyai urusan dengan saya,sebaiknya anda menjauh dari saya sekarang juga. Arghhhhh" rasyha berucap dan meraung tak jelas akibat isakan tangis nya.

"Rasyha, ayah mohon maafin ayah, jangan kamu seperti ini. Kamu bisa melukai diri mu sendiri syha" sembari mencoba mendekat kan tubuhnya dengan rasyha.

Ia lelaki, yang mengaku sebagai ayah kandung dari seorang farasyha yang memilih meninggalkan keluarganya demi seorang wanita lain dan tanpa kabar dan juga tanpa memberi tanggung jawab apakah masih pantas rasyha sebut dengan panggilan 'ayah'?

Ia tak mau terlalu munafik jika dirinya menyimpan rasa rindu dan juga rasa ingin memeluk seperti dulu lagi, dulu sebelum wanita itu muncul di kehidupan keluarganya.

Pandangan rasyha alihkan kearah wanita dan juga anak perempuan digendongnya yang memang sedari tadi menyaksikan keributan antara seorang anak dan ayahnya.

"Kau!! Pergi kau dari sini,tak Sudi aku melihat wanita perusak rumah tangga orang lain. Sampai kapan pun aku akan tatap membenci mu dan juga anak sialan kau itu sialan!!!" Teriaknya histeris sambil menunjuk pada wanita yang ia maksud.

Plakk

"Ucapan mu terlalu kasar dan tidak sopan farasyha!. Apakah ini yang ibumu ajarkan selama ayah tak berada di dekat kalian. Jawab farasyha!!" Dengan tega ia menampar rasyha dan berteriak membentak yang pasti siapa saja wanita yang mendengar nya akan merasa tersakiti.

"Kau salah tuan Hariman. Bukan ibu saya yang mengajarkan saya menjadi seperti ini, tapi takdir yang membuat ku membengkang dengan orang yang aku benci. Satu lagi, kau juga yang membuat ku seperti ini, ingat itu jangan lupakan saat dimana kau dengan tega membiarkan seorang anak perempuan berusia empat belas tahun dengan adiknya yang berusia tiga belas tahun berlari sampai kakinya terluka dan berdarah hanya untuk mengejar seorang bajingan seperti mu. Sungguh aku menyesal pernah berbuat seperti itu, dan sekarang aku berharap kau hilang untuk selama lamanya" ujarnya yang mulai tenang walau masih terisak dan air mata yang tak mau berhenti mengalir.

Merasa sudah tak ingin melanjutkan perdebatan dan pertikaian ini, rasyha memilih membangkitkan dirinya dan mulai berjalan menjauh.

Belum sempat ia melangkahkan kakinya, ia sudah terkulai lemas dengan penglihatan yang setitik demi setitik menghilang.

"RASYHAA!!"

Kartika yang tadinya ingin memanggil rasyha untuk meminum susu hamilnya pun terhenti dengan adanya pak Haris Hariman salah satu tetangga satu komplek pun kaget melihat tetangganya itu sedang bersaut amarah dengan calon menantunya. Yang lebih mengejutkan nya lagi ketika ia mendengar kata kata ayah,ibu,dan anak.

Ia sempat berpikir yang tidak tidak tentang mereka, ya memang ia belum mengetahui tentang keluarga farasyha, tapi pikiran nya hilang ketika melihat rasyha jatuh pingsan dan dengan refleks ia meneriaki nama calon menantunya tersebut

.
.
.
.
.
.
.

Hai gaes..
Maaf jarang update..
Gua nya lagi enggak ada ide buat bikin nih cerita.
Akhirnya bisa bikin konflik di cerita ini, tapi gak tau deh nyambung apa enggak.
Koreksi aja kalo ada yang salah atau pun typo ya

Semoga suka 😘

IG: @/ shfnlh
       @/ mochi.eeee
       @/ king.kth_

Second wp: @shafanailah127

24 November 2019

farasyha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang