pt.8

5K 179 0
                                    

Seorang gadis remaja sedang menangis tersedu sedu melihat mobil hitam yang membawa sang ayah pergi menjauh

"Ibuu aku mau ikut ayah, ayah gak boleh pergi kalo aku, ibu,sama adek enggak ikut" ujarnya sedu sembari mengeratkan pelukannya pada sang ibu

"Nanti ya kita nyusul,tunggu ibu punya uang ya" ucapnya lembut sambil mengusap pucuk kepala sang anak

"Bu aku udah besar, masa mau ikut ayah aja gak boleh, trus kenapa ibu gak ikut tapi malah perempuan itu yang duduk di samping ayah"

"Kan udah ibu bilang, nanti kita nyusul ya" ucapnya masih lembut tapi air matanya tak mau berhenti menetes, bagai air sungai yang deras ia selalu mengalir

"Pokoknya aku mau ikut sama ayah, ayok dek kita kejar ayah" bicara nya dengan sang adik yang sedang menangis di bawah pohon mangga depan rumah sembari menarik tangan adiknya.

Mereka nekat mengejar ayahnya tanpa mengenakan alas kaki satu pun dan meninggalkan sang ibu yang sedang menangis di depan rumah tanpa berniat mengejar, karena ia tau anak anak nya pasti akan kembali lagi.

Kaki mereka berdua sudah berdarah dan baju rumahan mereka pun sudah basah dengan keringat, tapi mobil yang ada di depan mereka tak kunjung berhenti.

Hingga akhirnya mereka menyerah dan mulai memendam perasaan marah kepada sang ayah.

Sampai nya di rumah, pandangan mereka disambut dengan tak berdaya nya wanita yang mereka cintai dengan keadaan kedua lubang hidung mengeluarkan cairan merah yang tak lain adalah darah

Segera ia mencari pertolongan untuk membawa ibu mereka ke rumah sakit, sesampainya dirumah sakit mereka bingung dan takut terjadi apa apa dengan sang ibu. Dan ia mulai menyalah kan seseorang sebagai penyebab kehancuran keluarga nya
Yaitu...

AYAH....

"Arghhhhh"erangnya frustasi sambil bergerak tak nyaman dalam tidurnya.
Membangunkan seseorang yang tertidur di sampingnya

"Cha lu kenapa? Tenangin diri lu dulu" ia panik seraya menekan tombol atas tempat tidur rasyha yang tak lain adalah untuk memanggil dokter

"Sabar Cha dikit lagi dokternya Dateng"sambil terus menggenggam erat tangan rasyha ia merapalkan doa untuk wanita yang ada dihadapannya ini

Tak lama dokter pun datang, ia segera memeriksa kondisi tubuh rasyha.

"Ny.rasyha baik baik saja, hanya ia terkena depresi ringan. Tapi itu tak memerlukan waktu lama, menurut perkiraan hanya dua Minggu saja. Walau tidak lama, saya harap anda harus membuatnya merasa bahagia dan tidak merasa tertekan. Jika ia kembali ke kondisi seperti ini, kemungkinan ia bisa saja mengalami keguguran karena kandungan ny.rasyha yang masih terbilang lemah dan muda"jelasnya panjang yang membuat Dimas menegang di tempat, tapi ia mencoba untuk senormal mungkin.

"Terima kasih dok" ucapnya lesu seraya berjabat tangan dengan sang dokter

"Sama sama, saya permisi" setelahnya dokter keluar dan menyisakan dua manusia yang sama sama diam.

"Ekhem,cha makan dulu ya, lu makan cuma pagi doang."ucapnya sambil menjangkau mangkuk bubur yang ada di meja nakas.

Rasyha hanya diam melamun, entah apa yang ia pikirkan tapi terlihat jelas jika rasyha agak sedikit tertekan sesabis ia tidur tadi.

Dimas yang tak mendapat respon akhirnya mencoba menyodorkan sesendok bubur ke mulut rasyha

Rasyha menerima suapan pertama Dimas tanpa mengeluarkan suara sedikit pun

"Cha lu kenapa? Gua liat liat kok kayaknya lu lagi murung banget ya?" Dimas nampak bingung dan khawatir,ia pikir rasyha akan kenapa kenapa. Karena sejak bangun dari tidur tadi rasyha hanya melamun dan Dimas khawatir jika rasyha menahan sakit yang tak mau dibagi ke Dimas.

"Gapapa"hanya kata itu yang rasyha ucapkan,setelahnya ia kembali melamun dan tak jarang Dimas melihat kedua mata rasyha membendung air matanya.

"Gua tau lu lagi kenapa kenapa, coba lah cerita, jangan di simpen sendiri. Semua orang pasti punya masalah pribadi, tapi enggak semua masalah itu di simpen sendiri, ada kalanya ia berbagi masalah biar masalah yang udah ia tampung agak berkurang sedikit" Dimas ucapkan semua itu karena ia tak ingin rasyha akan kembali depresi akibat terlalu memikirkan masalah yang ia punya, ia ingin rasyha berbagi dengan nya walau ia tak dapat menyelesaikan masalah itu tapi setidaknya Dimas dapat mengurangi beban rasyha. Kira kira seperti itu lah yang Dimas maksud

Mendengar ucapan dimas, rasyha menangis sesenggukan.dimas yang melihat itu dengan cepat menarik tubuh rasyha kedalam dekapannya setelah menaruh mangkuk bubur di meja nakas

"Sttsss jangan nangis ya,lu gak boleh setres nanti bayinya kenapa kenapa. Udah berenti nangis nya"ucapnya sambil mengelus pucuk kepala rasyha.

"Gua gak tau lagi dim. Sebenernya gua kangen sama ayah gua,tapi semenjak ayah gua nikah lagi itu buat gua jadi benci sama dia. Yang anehnya mau sebenci apapun gua sama ayah gua tetep aja gua kangen sama dia. Bahkan tadi dia lebih milih nampar gua yang notabene nya anak kandung buat belain istri barunya. Gua tau gua salah,tapi cuma itu satu satunya cara biar gua bisa tunjukin amarah gua kek ayah gua, bahkan pas baru liat dia aja rasanya pengen peluk dia lagi kaya dulu,tapi seakan ada tembok besar gitu yang ngehalangin jalan gua buat mendekat ke ayah gua"ia bercerita sambil mengusap air matanya yang sedari tapi terus keluar deras tanpa mau berhenti.

Yang mampu Dimas lakukan hanya lah terus mengelus punggung rasyha dan sesekali mengecup kening rasyha.

Seperti yang ia bilang tadi walaupun ia tak mampu menyelesaikan masalah rasyha tapi seenggaknya ia bisa mengurangi beban yang rasyha pikul

"Masih sakit gak pipinya,coba sini gua liat"ucapnya sembari mengangkat kepala rasyha agar berhadapan dengan wajah nya

Rasyha hanya menggeleng dan itu membuat Dimas gemas dengan tingkah laku rasyha.

"Ululuuu lucu banget sih calon istri gua"ucapnya sambil mencubit kedua pipi rasyha

Rasyha merasakan kedua pipi nya memerah akibat ucapan Dimas.

"Ih sakit tau, jangan deket deket deh lagi ngambek gua, udah sana jauh jauh" tangannya melambai seperti sedang mengusir kucing kepada Dimas.

"Iya deh gua pergi, eh tapi kok pipi lu merah sih?" Dimas sangat suka menggoda rasyha hanya karena menurutnya itu membuat ia senang.

"Ya kan tadi lu cubit, gimana sih dimsum" jawabnya mengganti nama Dimas menjadi 'dimsum'.

"Eh nama gua Dimas ya bukan dimsum" ucap Dimas tak terima namanya di ganti oleh rasyha, apa lagi di gantinya dengan makanan yang berasal dari Cina tersebut, pasalnya ia tak menyukai dimsum apalagi yang isi dimsum nya udang,sudah di pastikan seluruh kulit nya akan menimbulkan bercak merah seperti di gigit nyamuk.

"Iya deh iya, yaudah sana lu pergi, pengen muntah tau gak kalo lu di deket gua" setelahnya Dimas pergi agak menjauh dari rasyha. Ia juga tak tau kenapa rasyha malah ingin menjauh dari Dimas, padahal ia sudah mandi tadi pagi dan masih wangi sampai saat ini.

Entah lah mungkin hanya bawaan orang hamil.

.
.
.
.
.
.
.
.

Haiii....
Im back, guys.
Males lanjut deh, soalnya gua mau ulangan.

Byeeee....

Jangan lupa vote ya😘

Oh ya baca juga
- relasi;kth
- it's you •knj•
- my nerd boy ~jhs~

Baca ya guys,baru netes tuh yang jhs

Salam cinta author~~

Sarangheyo 💜💜💜

IG:
- @bhuquotez_
- @king.kth_
- @shfnlh
     
Muachh😘

30 November 2019

farasyha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang