pt 32

5.4K 164 60
                                    

Setelah Rizal dan Dimas bertemu untuk pertama kalinya, tapi mampu membuat mereka dekat hingga saat ini. Rizal pun sudah tau kalau Dimas dan rasyha memiliki hubungan serius lebih dari pacaran. Rizal awalnya kaget, tapi mendengar penjelasan rasyha dirinya merasakan kasihan sekaligus marah dan kesal. Rizal kasihan dengan rasyha yang mendapat masalah sebesar ini di usianya yang sangat muda, Rizal marah dengan Dimas yang sudah berani merusak sahabatnya dan dirinya kesal karena tak bisa menjaga sahabatnya.

Rasyha senang karena Dimas dan Rizal bisa akur dan akrab. Dirinya tak menyangka, kandungan nya sudah memasuki bulan ke 3. Bahkan tak lama lagi dirinya akan berhenti sekolah dan fokus untuk kandungannya.

Saat ini Dimas,rasyha,Rika,Leo dan Rizal sedang menghabiskan waktu istirahat di kantin. Ya, Rizal adalah lelaki yang memeluk rasyha saat tak sengaja bertubrukan. Dimas bahkan pernah mendiamkan rasyha 3 hari karena membaca dan melihat nama panggilan yang sering masuk ke ponsel rasyha. Saat itu memang Dimas belum mengenal Rizal dengan baik, apalagi pertemuan pertama mereka Rizal memasang senyum sinis dan itu membuat kesan pertama Dimas menjadi jelek terhadap rizal.

Flashback

"Dim ngomong lah, jangan diem terus" rasyha terus mengikuti kemanapun Dimas pergi dengan sesekali menarik ujung kaos Dimas. Dimas tak menghiraukan rasyha, dirinya dengan santai mengambil minum di dalam kulkas dan tak melirik rasyha sedikit pun.

"Dim, gua ngidam nih. Pengen makan soto" bahkan ucapan Dimas tak di dengar oleh Dimas. Dimas malah berjalan ke arah kamar dan meninggalkan rasyha di dapur.

"Argh dia lagi sariawan apa bisu si anjir, ngeselin banget dah. Sabar sabar gak gua lelepin di segitiga Bermuda" gerutu rasyha dan menyusul Dimas ke kamar. Ketika masuk kamar, rasyha melihat Dimas sedang bermain ponsel di atas kasur yang di yakini sedang bermain game. Rasyha ikut bergabung dengan Dimas dan mendekatkan dirinya dengan kepala rasyha bersandar di bahu Dimas.

"Dim, keluar yuk, bosen nih. Ngomong dong" lagi dan lagi Dimas tetap diam dan fokus dengan game online miliknya. Rasyha tak gencar, dia langsung memainkan rambut Dimas dan sesekali menarik bulu kaki Dimas. Dimas risih sekaligus kesakitan karena rasyha tak tanggung tanggung menarik bulu kaki nya.

"Minggir!" Bukanya minggir, tangan rasyha di rambut Dimas malah semakin kencang menarik rambut Dimas. Dengan muka memerah, rasyha memukul lengan Dimas dengan kencang.

"Ihhh gua kesel sama lu, kesel kesel kesel. Ayok ikut gua ke laut, mau gua tenggelamin lu di sana. Arghh, rasain lu anjir" karena kesal di diamkan oleh Dimas dua hari belakangan ini, rasyha akhirnya melampiaskan kekesalannya dengan menjambak rambut Dimas.

"Lu kenapa si anjir,diem diem mulu dari kemaren. Naber? Minum Bodrex sono" Dimas kesakitan, dirinya mengaduh saat tangan rasyha malah semakin jadi menarik rambutnya.

"Aduh, Bodrex buat sakit kepala Cha bukan buat berak berak. Awww lepasin Cha, sakit" akhirnya setelah beberapa helai rambut rontok, rasyha mau melepaskan tangannya dari kepala Dimas dan langsung menatap Dimas kesal.

"Nah gitu kek ngomong, lu kenapa sih? Diem diem gak jelas. Dikata gua dukun bisa tau lu kenapa" omel rasyha

"Gua kesel sama lu, masih chatan sama cowok lain, telfonan lagi. Siapa yang gak kesel istrinya kaya gitu?!" Akhirnya Dimas mencurahkan isi hatinya yang selama tiga hari ini dia pendam. Rasyha melongo mendengar alasan diamnya Dimas selama ini.

Tuk!

"Gua kira kenapa njir. Yaelah dia temen gua kali, udah punya pacar juga" kata rasyha membuat Dimas lega, walau belum hilang sepenuhnya perasaan kesal pada rasyha. Sebenarnya mereka berdua bingung dengan perasaan masing masing, mereka selalu bersikap seakan saling membutuhkan dan ketergantungan satu sama lain, tapi tak ada satu kata pun yang menyiratkan perasaan satu sama lain dari awal mereka menikah.

farasyha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang